31. Faith

5.9K 713 110
                                    

Happy Sat-Night readersku sayang!

Enjoy reading!
Rada panjang, fiyuuuh. Semoga kalian puas baca chapter ini ^_^

jangan lupa vote dan komennya ya ❤

🏠🏠🏠

"Jangan sampe lo disangka cuma main hati doang lho, Jisoo. I know you're not that kind of girl, right?" Tanya Wendy.

Seulgi melirik Jisoo yang mengunyah keripik kentang.

"Kak, honestly, gue nggak sebaik yang lo kira. Gue bisa jadi licik kalau gue mau." Kata Jisoo.

"Tapi lo nggak mau, 'kan?" Seulgi ngambil alih bungkus keripik di tangan Jisoo.

Wendy tersenyum tipis. "Oh, kalau itu sih gua tau. You secretly just enjoy his existence tanpa mau ngomongin 'hubungan', tapi lo lama-lama nggak mau kehilangan dia juga."

Tepat sasaran.

Seulgi sampe berhenti ngunyah saking takjubnya.

Jisoo ngangguk membenarkan, nggak mau bantah. ".... gue salah memperhitungkan perasaan gue sendiri. Bego ya?"

"Iya." Respon Seulgi. "Kalau ada cowok yang segitu sayangnya sama gue, i will cherish him like crazy."

"Aww, pasti ada kok." Kata Wendy. "Lo nya aja yang sibuk sama dunia lo sendiri. Tapi, gua seneng deh lo mulai deket sama siapa itu...."

"Bukan siapa-siapa."

"Nggak ada salahnya kali dibuka dikit hatinya."

"Apaan, ih! Ini hati, bukan warung." Seulgi masukin keripik kentang ke mulutnya sampe penuh.

Wendy malah ngakak, kocak banget liat ekspresi Seulgi yang kalo salah tingkah gemesin banget.

Padahal kalau sekilas, kelihatannya anaknya jutek. Padahal nggak sama sekali. Soft banget kayak mantel bulu punya Jennie.

Sementara itu di pojokan sofa, Jisoo makin ngerasa bersalah.

Jisoo
Kak, jinyoung lagi sama lo gak?

Jackson
Ada nih
Abis mandi, handukan doang
Mau gua pap?

Jisoo
Mau

Jackson
Hahahaha
Perempuan bangsad

Jisoo
Makanya jangan mancing
kak tolongin dong?

Jackson
Berantem ya lu berdua?
Hadeh
Untung gua anaknya baik
Bantuin apa?

🏠🏠🏠

"Tuh anak beneran sakit 'kan? Nafsu makannya lancar gini." Kata Jungkook setelah bayar makanan di kasir.

Rose memutar mata. "Justru lo bersyukur, kalau dia sampe nggak mau makan, dia bisa diinfus lagi."

"Iya." Lirih Jungkook.

Nggak mau bantah lagi, karena dalem hati dia ngerasa bersalah plus panik ngeliat Yeri pucet kemaren. Soalnya gara-gara dia juga 'kan.

"Habis ini kita beli vitamin dulu ke apotek."

"Makanannya udah nih?"

"Tadi katanya banyak."

Black Velvet HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang