Qwenly terlelap dengan nyenyak. Bahkan ia tak sadar dirinya tengah digendong Vero dalam pelukan hangatnya. Vero membuka pintu kamarnya perlahan, menelentangkan Qwenly dengan tubuh telanjang berbalutkan rok dan baju koyak tanpa pakaian dalam di atas ranjang yang dingin. Rasa dingin ranjang Vero yang sebelumnya belum terjamah sepanjang hari, membuat Qwenly terbangun.
"Vero? Kita sudah di apartemen?"
Qwenly mencoba bangun tapi Vero menahan tubuhnya. Vero menaikkan selimutnya menutupi tubuh Qwenly yang mungkin merasa kedinginan.
"Kau tidurlah dulu, akan kusiapkan bak mandi hangatnya..."
Dengan lemah, Qwenly mengangguk pelan. Di saat Vero berjalan menjauhinya, tiba-tiba Qwenly merasa malu. Ia menutup wajahnya dengan selimut, menenggelamkan wajahnya yang terasa panas. Ia tak menyangka akhirnya ia dan Vero melakukannya. Ia tak pernah tau sebelumnya jika rasanya seenak itu. Sakit, tapi Qwenly benar-benar menyukai rasa luar biasa setelahnya. Bahkan ia tak bisa menggambarkan bagaimana rasanya.
Vero melepas kemejanya di depan kamar mandi, menunjukkan garis pinggang membentuk V dan abs yang sangat indah. Setiap ototnya tak begitu besar, tapi terlihat sempurna. Qwenly mengintip Vero lekat dari balik punggungnya, ia menelan ludahnya keras melihat bentuk otot tubuh Vero. Tubuh itu tak berhasil ia lihat di tengah kegelapan mobil tadi.
"Aku akan mandi sebentar. Setelah itu aku akan membantumu membersihkan diri."
Qwenly mencoba bangun dan duduk di atas kasur, "Apa maksudmu? Aku bisa me-"
Qwenly terkejut bukan main. Ia bisa merasakan sebuah cairan keluar dari dalam organ intimnya. Sial! Apa itu barusan!
"Kau baik-baik saja?" Vero kembali membalik tubuhnya dan langsung menatap Qwenly. Ia berjalan mendekati ranjang empuk terbuat dari kayu jati dengan gaya modern yang telah menemaninya dengan setia.
Qwenly tersenyum aneh, ia berusaha menutupi tubuh bagian bawahnya dengan selimut dan telapak tangannya. "Tidak apa-apa... Kau, mandilah dulu!"
"Tunjukkan padaku!"
Melihat gelagat Qwenly, tentu saja Vero tau sesuatu sedang ditutupi Qwenly di bagian kewanitaannya. Ia langsung duduk di sebelah Qwenly dan mengangkat genggaman tangan Qwenly yang tengah menggenggam di bagian kewanitaannya diluar selimut.
"Heii... apa yang kau lakukan?! Jangan!!"
Vero tetap membuka paksa selimut yang menyelimuti Qweny. Sontak, Qwenly terkejut dan langsung menutup bagian intimnya yang masih tertutupi rok dengan kedua tangannya.
"Jangan Vero!!" berontak Qwenly.
Vero mengangkat kedua tangan Qwenly dengan lembut. Qwenly meronta dan menutup kedua pahanya dengan rapat. Wajahnya memanas, ia tak tau harus berbuat apa.
"Aku mohon Vero, jangan!"
"Tenang Qwen, aku akan membantumu..."
Vero membuka kedua paha Qwenly lebar dan melihat cairan putih telah keluar dari bagian kewanitaan Qwenly. Sepertinya aku mengeluarkannya banyak sekali tadi.
"VERO!! Tidak tidak tidak!!"
Vero masih memperhatikan bagian intim Qwenly tanpa ragu. Tubuh Qwenly semakin memanas. Qwenly meronta dan mencoba menutup kedua lututnya.
"Kau masih malu denganku? Toh aku sudah melihat semuanya!" ucap Vero masih melihati bagian intim Qwenly.
"Vero... sudah kubilang aku tidak- hnnggg!"
Vero memasukkan jari telunjuknya tanpa ragu. Kali ini ingin membersihkan sisa sperma di dalam tubuh Qwenly hingga tak bersisa. "Sebaiknya kau tahan desahanmu itu, atau aku akan melakukannya lagi!" Vero masih sibuk memaju mundurkan jarinya, membersihkan sisa sisa cairan kental putih itu. "Aku sudah sangat menahannya saat ini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DELETED SCENES
Lãng mạnAku wanita tak menarik bertubuh gendut, tapi ketika aku terbangun dari tidur panjangku... aku terkejut bukan main. Aku berubah menjadi cantik nan langsing, bahkan kakak angkat laki-laki yang selalu membencikupun, tiba-tiba mengatakan, "Qwenly, seben...