S3. Part 15: Genangan Air

1.3K 115 26
                                    


"Sudah lama sekali... Helen."

Helen langsung duduk di sebeah Qwenly. Ia benar-benar terkejut dengan keberadaan Qwenly. Ia tak pernah menyangka ia akan bertemu dengan skandal besar dunia bisnis empat tahun lalu. Suasana ramai Super Market membuat perbincangan canggung di antara Helen dan Qwenly setidaknya lebih mencair bercampur dengan lalu lalang dan suara-suara orang lain.

Helen tersenyum misterius, "Aku benar-benar tak menyangka kau masih hidup Nona Qwenly. Semua pemberitaan mengenai dirimu yang hilang membuat semua orang di dunia percaya bahwa kau telah mati."

Qwenly sedikit terkejut dengan kata 'mati' yang di ucapkan Helen. Jantungnya tetap berdetak keras. Ia panik, tentu saja...

"Hei... kau tau kan... aku benar-benar menikah dengan Vero!"

Qwenly sedikit bernafas lega saat Helen mengubah arah pembicaraannya. Sejujurnya, Qwenly masih belum siap menjawab pertanyaan Helen mengenai bagaimana ia berakhir menghilang selama empat tahun.

Qwenly tersenyum paksa. "Ah... iya, aku mendengarnya."

.

,

"Aku sedih sekali saat ia tiba-tiba berubah. Ia jadi manusia tidak normal dan membuatku terpaksa menceraikannya!"

Qwenly mengatupkan kedua mulutnya.

Tiba-tiba Helen menoleh ajudannya. Ia berbisik sesuatu, lalu ajudannya langsung menoleh Qwenly sesaat, dan mengangguk ke arah Helen.

"Ada apa?" tanya Qwenly penasaran.

Helen tersenyum. "Aku memiliki sesuatu, aku anggap itu hadiah untukmu. Bagaimanapun, selama pernikahanku dengan Vero, aku tak pernah bertemu denganmu sama sekali. Jadi... sebagai tanda pertemuan kita sebagai ipar, maksudku mantan, aku ingin memberikanmu hadiah istimewa."

Qwenly sekali lagi menahan kedua bibirnya canggung. "Hadiah? Tidak perlu Helen. Kau membuatku merasa buruk!"

"Sudah... aku yakin kau akan suka! Jangan menolak pemberian seseorang, itu tidak baik." Paksanya.

Awalnya Qwenly ragu, tapi akhirnya ia tetap mengikuti Helen ke tempat parkir, dimana ia memarkirkan mobilnya. Di saat mereka berdua sampai di area parkir, hanya beberapa langkah jaraknya dari mobil Helen, seseorang menutup mulut dan hidungn Qwenly dengan sebuah sapu tangan dari belakang.

Itulah hal terakhir yang Qwenly ingat ia berakhir di kamar penuh ranjau itu.

***

"Qwen... tunggu! Qwenly!"

Qwenly berjalan meninggalkan mobil dengan cepat, tepat ketika Vero menghentikan mobilnya di depan rumah. Dengan sigap, Vero mencoba mengimbangi kecepatan Qwenly. Ia menutup pintu mobilnya keras dan berlari mendekati Qwenly, menarik lengannya dan menghentikannya. Vero berhasil menghentikan Qwenly di lorong depan menuju tangga lantai dua.

"Jelaskan padaku! Bagaimana bisa kau bertemu dengan Helen tadi?!"

Sepanjang perjalanan pulang, Qwenly hanya terdiam dan menatap luar jendela. Ia tak berani sama sekali menatap Vero, bahkan untuk sesaat saja.

Vero melembutkan suaranya, ia memegang kedua pundak Qwenly dan menyamai tingginya. "Kau... kau baik-baik saja? Kau terluka?"

Qwenly melepaskan kedua tangan Vero yang memegangi pundaknya dengan keras. Disaat itulah air mata mengalir cepat menuruni pipi manis Qwenly. "Aku mulai berpikir bahwa kembali padamu bukanlah hal yang tepat kulakukan!" Qwenly langsung mengusap air matanya.

DELETED SCENESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang