S3. Part 14: Attacked

1.4K 137 12
                                    


Kepala Qwenly terasa sangat sakit. Ia membuka matanya menatap langit-langit yang jelas sangat asing. Udara di sekitarnya terasa pengap, dadanya sesak, tubuhnya terasa panas terbakar di daerah tertentu. Ia membuka mata beratnya lebih lebar untuk melihat sekitar. Aku dimana? Apa yang terjadi?

"Dasar Pelacur!"

Samar-samar, dengan pendengaran yang perlahan mulai terbuka, ia sadar bahwa ia tak sedang sendiri di tempat itu.

"Sepertinya kau niat sekali ingin menggoda Vero. Bahkan kau mengenakan pakaian dalam semenggelikan ini! Aku kira hanya perempuan cabul saja yang menggunakan pasangan lingerie seseduktif ini di hari biasa, ohh... atau kau memang sebenarnya perempuan cabul?"

Helen tertawa miris penuh penghinaan, "Bagaimana bisa aku percaya padamu dulu... Sebenarnya, kau menjodohkanku dengan Vero hanya untuk menutupi hubungan kalian berdua kan?"

Nafas Qwenly terengah. Ia mencoba menyerap apa yang di bicarakan perempuan cantik dengan pipi bulat manis di depannya itu. Benar sekali, dia adalah mantan istri sah Vero.

"Lihat tubuh kotor ini..." Helen menyentuh kasar dan menggoyangkan kepala Qwenly tanpa aturan ke kanan dan kekiri seenaknya. "Jijik sekali melihat bekas-bekas ciuman kotor ini! Ini pasti hasil dari kau menggoda saudaramu kan? Dasar wanita tak bermoral!"

Nada yang di keluarkan Helen benar-benar membuat Qwenly gemetaran. Suaranya keras dan setiap ucapan yang ia katakan memang sebuah kebenaran yang menyakitkan. Sembari membangunkan kesadarannya, ia mengatur nafasnya yang naik turun cepat.

Hanya saja... ada hal aneh yang ia rasakan.

Qwenly bisa merasakan tubuh lemasnya. Ia sadar saat ini tangannya tertarik ke atas dan terikat sesuatu dengan kuat di atas kepalanya. Ia juga bisa merasakan bahwa udara menyentuh kulitnya secara langsung. Ingin sekali ia mengangkat leher menoleh tubuh bawahnya, tapi ia tak memiliki tenaga sedikitpun.

Bukannya tadi aku dan Helen baik-baik saja saat bertemu? Bagaimana bisa aku berakhir disini dalam keadaan seperti ini?

Qwenly semakin takut. Nafasnya tercekat. Ia ingin berteriak sekuat tenaga, tapi ia hanya bisa mendengus pelan.

Apa yang dilakukan Helen padaku sebenarrnya?

Pintu kamar kecil itu terbuka dengan menyisakan suara pintu yang mencekik. Seseorang laki-laki kekar masuk dengan masker udara membawa laki-laki dengan keadaan setengah tak sadar di bopongannya. Kesadaran Qwenly semakin pulih. Ia mulai bisa mengangkat lehernya. Ia menatap tubuhnya sendiri yang saat ini hanya mengenakan pakaian dalam spesial milik Vero yang sengaja di berikan untuknya.

"Lepaskan aku, Helen!" ucap Qwenly lemah.

"Vero pergi selama dua atau tiga hari kan? Jackiz datang ke ZG hari ini. Mestinya Vero lebih sibuk, mengingat ia sering bolos kantor beberapa minggu belakangan. Awalnya aku tak mengiranya sama sekali, tapi ini semua ulahmu ternyata!"

Helen tertawa jahat.

"Aku benar-benar tak menyangkanya sama sekali... SAMA SEKALI! Ternyata kau yang ada di balik semua ini!! Bila tak ada kau, aku yakin aku tak akan cerai dengan Vero! SIAL!!"

Laki-laki bermasker menakutkan itu menidurkan laki-laki yang tengah tak sadarkan diri tepat di samping Qwenly. Qwenly menolehkan kepalanya perlahan, ia sangat terkejut saat menyadari siapa laki-laki itu. Kulit putih bersihnya seakan dilumuri minyak hingga wajahnya semerah udang rebus.

"Ben?" ucap Qwenly sedikit terengah.

Helen tertawa kecil. Qwenly semakin merasa betapa jahatnya suara tertawanya yang keluar itu. Ia benar-benar tak menyangka sedikitpun, wanita sesopan dan sebaik Helen memiliki sisi ini. Bila ia tau sisi kelam Helen, ia akan langsung menolak perjodohan keluarga Wiradi kepada Vero.

DELETED SCENESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang