S1. Part 4: I'm so f*cked up!

7K 350 2
                                    


Qwen... aku mencintaimu!

Semuanya buram. Aku bisa mendengar suara nafasku sendiri, tapi penglihatanku hanya samar-samar melihat cahaya cerah masuk ke dalam ruangan ini. Aku mengedip beberapa kali hingga akhirnya aku bisa merasakan keadaan sekitar.

Seluruh ruangan ini tampak familiar untukku, vas bunga di samping jendela putih itu, meja dan sofa di ruangan ini, sebuah balkon indah dengan pemandangan langit biru itu, tapi ini semua bukan apartemenku, bukan juga rumah kedua orang tua angkatku, terlebih apartemen si bajingan Vero.

Tubuhku terasa kaku, tapi tak terasa sakit. Hanya saja kepalaku pusing bukan main saat aku mencoba membangunkan tubuhku. Yang ku tau pasti saat ini, aku selamat!

"Qwen!!"

Suara lembut seorang perempuan muda yang bukan Nana terlihat terkejut bercampur khawatir padaku. Ia langsung berlari mendekatiku sambil membawa seember air hangat dan sebuah handuk putih.

"Di mana ini?"

Perempuan muda itu langsung menolongku membenarkan posisi dudukku sambil melihat-lihat keadaanku. Kuperhatikan ia dengan baju santai dan rambut blonde yang di ikat ke belakang. Aku sedikit menyeringai, terpikirkan olehku sendiri kenapa aku selalu di kelilingi oleh wanita-wanita cantik seperti ini? Membuatku semakin buruk saja.

Sejenak kemudian, ia mengambil sesuatu dari dalam laci di sebelahku, sebuah Stetoskop dan lampu senter kecil yang sering di pegang para dokter.

"Kau sekarang berada di rumah, Tuan Muda juga masih belum kembali. Kemarin kau terjatuh dari atas tangga mansion Tuan Besar." Lalu wanita itu memeriksa keadaanku dengan stetoskop.

"Tangga? Tangga apa?" aku sedikit mengernyit sambil merasakan pening berkelanjutan di atas kepalaku.

Wanita muda ini terhenti dan menatapku aneh untuk sesaat. "Kau lupa?"

"Bukannya aku baru saja kecelakaan dari mobil? Ngomong-ngomong bagaimana keadaan Pak Pras, dia selamat kan?"

"Kecelakaan? Kecelakaan apa?" ia melihatku keheranan. Aku bisa melihat alisnya menegang dan hampir saja menyatu.

"Bukannya aku baru saja mengalami kecelakaan? Apa itu cuma mimpiku?" kini aku mulai meragukan apa yang baru saja terjadi padaku. Mimpi? Benarkah itu hanya mimpi? Tapi bukankah kecelakaan itu terlalu nyata untuk disebut mimpi?

Bola mata perempuan itu membulat, terlihat semakin khawatir. "Qwen, jawab pertanyaanku baik-baik. Kalau kau perkirakan, sekarang ini bulan apa?" tanyanya menyelidik.

Aku tertawa kecil, menertawainya dengan pertanyaannya yang aneh itu. "Tentu saja ini Februari, tapi aku tak yakin aku pingsan berapa lama, ini masih Februari kan..."

"Tahun?"

Aku masih tersenyum dan memandangnya aneh, "2014"

Matanya langsung terbelalak. Ia ketakutan dan langsung kebingungan mencari sesuatu. Saat ia berhasil menemukan barang yang di carinya, ia langsung menekan beberapa tombol dan menghubungi seseorang.

"Siapkan mobil sekarang!! Kita akan ke rumah sakit!" lalu ia langsung memutus sambungan telfonnya. "Qwen, kita harus memeriksa keadaanmu!"

"Kau benar.. kepalaku saat ini benar-benar pusing! Dan juga, siapa namamu?"

"Bukan hanya pusingmu saja yang menjadi masalah sekarang!" Wanita itu tergopoh dan sedikit menahan rasa paniknya.

"Memang kenapa? Meskipun aku tak mengenalmu, tapi kau sedikit membuatku takut!"

DELETED SCENESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang