"Ini sudah lima hari Vero..."
Cahaya mentai pagi yang begitu putih dan cerah menerangi ruang kerja di rumah Daniel. Seakan tak menghiraukan apa yang Daniel ucapkan, Vero terus bermain dengan Nia, perempuan manis yang sebentar lagi akan masuk tingkatan Kelompok Belajar, perempuan kecil yang telah merubah hidup Daniel seutuhnya.
"Vero..." Daniel mendekati Vero memegang pundaknya mencoba meyakinkannya sekali lagi. "Kau tak ingin menjemputnya?"
Wajah Vero masih datar, sakan tak peduli sama sekali dengan apapun yang berhubungan dengan kata 'Qwenly'. Ia kini menggendong Nia dalam pelukannya lalu mengajaknya keluar.
"Aku akan mengajaknya bermain di kolam ikan."
"Nia... hari ini Ayah melepaskan ikan yang sangat cantik di kolam ikan milik Nia... Nia pasti suka!" Vero tersenyum, ia langsung menghilang dari pandangan Daniel.
Daniel menghembuskan nafasnya kesal. Ia langsung memijit kepalanya perlahan. "Apa yang sedang di lakukan dua orang bodoh itu!"
***
Helen berdiri lalu berjalan menuju pintu keluar ruangan hotel mewah milik kolega terpercayanya ini, lalu ia berbalik.
"Oh iya, satu lagi... sepertinya di ruangan ini ada semacam obat gas yang bisa membuat laki-laki jadi tak sadar diri dan... kau tau, membuat mereka menggila bila mereka mencium bau ini. Jadi aku harap kalian bisa menyelesaikannya dengan cepat agar aku bisa mengambil rekaman videonya."
Helen menatap Qwenly dari kejauhan. Qwenly balik menatapnya dengan mata berair. "Kau tau... aku mulai berpikir, bila dengan menghancurkan hatinya masih tak membuatnya kembali padaku, mungkin lebih baik aku dan kau sama-sama tak memilikinya. Aku tau dengan menghilangkan nyawa Vero akan sangat membuatku hancur, tapi bila itu akhirnya membuatku puas, akan kulakukan!"
Helen melangkahkan kakinya keluar. Qwenly terbelalak dengan ucapan Helen. Ia meronta semakin kuat hingga membuat semua ikatannya melukai kedua pergelangan tangan dan kakinya.
,
"HELEN!!"
Teriak Qwenly. Qwenly langsung terbangun dengan nafas terengah-engah. Ia melihat jam di atas kepalanya, jam dua lebih lima belas menit. Ia menghela nafasnya keras. Langit masih sangat gelap, tak ada satu suara orangpun dari luar bisa terdengar.
Kejadian terakhir kali membuatnya tak bisa tidur selama bermalam-malam. Keringat dingin terasa mengguyur tubuhnya. Matanya merah hingga air mata keluar dari kedua bola matanya. Qwenly telah mengikuti apa yang Helen inginkan, tapi bukan berarti hal ini bisa lega. Tak ada jaminan dari Helen bahwa ia tak akan melakukan hal-hal bodoh yang sangat mampu ia lakukan itu. Qwenly mengingat hal keji yang di lakukan Helen padanya, ia yakin seratus persen bahwa menghilangkan nyawa Vero bukanlah hal yang sulit.
Qwenly mencari smartphone-nya, ia langsung membuka galeri miliknya, mencari foto-foto dirinya bersama Vero. Sekali lagi, Qwenly menangis keras setelah ia melihat wajah Vero. Ia sangat mencintai Vero... ia begitu mencintainya. Tapi ia merasa, cintanya padanya kini semakin lama semakin membahayakan Vero.
Ini salahnya... kenapa ia menggoda Vero.
Ini salahnya, karena tertarik dengan laki-laki yang seharusnya menjadi kakak angkatnya.
Ini salahnya, karena ia mencintai laki-laki itu terlalu dalam.
Enam hari berlalu dengan begitu lambat. Qwenly berdiri di depan balkoni luar menatap langit cerah di depan matanya. Tubuhnya semakin kurus, kulitnya semakin pucat. Kantung matanya terlihat jelas dengan warna hitam kebiruan. Ia menghembuskan nafasnya lemah.
![](https://img.wattpad.com/cover/83291919-288-k446722.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DELETED SCENES
RomanceAku wanita tak menarik bertubuh gendut, tapi ketika aku terbangun dari tidur panjangku... aku terkejut bukan main. Aku berubah menjadi cantik nan langsing, bahkan kakak angkat laki-laki yang selalu membencikupun, tiba-tiba mengatakan, "Qwenly, seben...