S3. Part 12: Naughty

2.6K 146 9
                                    

[Find the full Version on Google Play Books]

Qwenly menatap layar TV di depannya. Vero yang baru saja memasuki ruang santai langsung meletakkan laptopnya di atas meja. Mata Vero tiba-tiba tertarik dengan ekspresi Qwenly. Wajahnya sama seperti orang yang tengah menangkap basah pasangan yang berciuman di tempat umum. Wajahnya pucat dan keringat dingin sedikit membasahi keningnya.

"Kau kenapa?"

Qwenly tersadar dengan keberadaan Vero. Ia langsung kalang kabut mencari dimana letak remote kontrolnya. Vero langsung paham dengan gerak-gerik Qwenly. Sebelum Qwenly sempat mematikan TV besarnya, Vero menengok layar TV di depannya. Kotak LCD besar seukuran 70 inch itu tengah menampilkan beritanya.

Benar sekali, berita tentang dirinya dan Helen.

Berita mengenai kebenarannya bahwa Helen dan dirinya telah seutuhnya bercerai.

Berita mengenai alasan kenapa Helen menceraikannya, versi berita tentu saja.

Tentu saja, kata-kata IMPOTEN di ucapkan berkali-kali di layar TV.

Vero tertawa. Di saat Vero masih asik tertawa, Qwenly akhirnya berhasil memindah channel TV nya. Qwenly tertawa canggung. "Ahaha... kenapa berita seperti itu muncul di TV?" ucapnya aneh dan penuh keraguan.

Vero tersenyum jahat. Ia duduk tepat di sebelah Qwenly, dekat sekali hingga jarak di antara mereka tak bersisa. Vero mendekatkan bibirnya ke telinga Qwenly. "Sepertinya aku impoten. Tapi... aku perlu membuktikannya!"

Qwenly menjauhkan tubuhnya dari Vero. Ia tak bisa mengatakan apapun. Tentu saja ia sangat terkejut, apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana bisa laki-laki sesehat Vero bisa mendapatkan berita sebodoh itu.

"K-Kau sengaja kan?" ucap Qwenly terbata-bata. Qwenly memaksakan senyumannya, "Kau semakin licik sekarang!"

"Licik?" Vero mendorong tubuh Qwenly hingga Qwenly terjatuh diatas sofa. Vero memposisikan dirinya dominan di atas Qwenly. "Kau mengenalku dengan baik!" lalu Vero tersenyum jahat, diikuti dengan ciumannya di atas wajah Qwenly yang bertubi-tubi.

"Oke Vero! Hentikan sekarang!" Qwenly mengernyitkan alisnya mencoba menghindari ciuman Vero hingga akhirnya ia mau melepaskan ciuman hangat bertubi-tubi itu.

"Kenapa kau menikahi Helen? Lalu bagaimana dengan anakmu yang waktu itu?"

Vero berhenti. Ia tersenyum lalu menatap Qwenly lembut. "Kenapa? Kau tertarik sekali dengan kehidupan pribadiku? Kau cemburu kan?"

Qwenly hanya menatap Vero dari bawah sambil menggigit bibir bawahnya gugup.

Vero mengambil kedua pipi Qwenly dengan tangan besarnya dan mulai mencium Qwenly lembut. "Kalau begitu, katakan kalau kau mencintaiku!"

"Kenapa tiba-tiba kau ingin aku mengatakannya?"

Vero masih tersenyum lembut, suara lembutnya keluar dengan indah. "Kau tak mau?"

Qwenly langsung terdiam beberapa saat. Ia menatap Vero dengan tatapan yang tak bisa Vero tebak. Tiba-tiba, Qwenly sedikit mengangkat kepalanya mendekati kepala Vero. ia mengecup bibir Vero sekejap.

"Aku mencintaimu!"

Wajah Vero mendadak berubah serius. Jantung Vero terasa hampir meledak. Ia benar-benar terkejut mendengar Qwenly mengucapkan kata ajaib itu.

Qwenly? Ia mengatakan bahwa ia mencintaiku? Ia sedang kemasukan apa?

"Katakan sekali lagi!"

Qwenly masih menatap matanya. "Aku mencintaimu Vero... aku benar-benar men-"

Vero merasa tak tahan dan kembali merapatkan bibirnya pada bibir Qwenly. Ciuman ini berbeda dengan ciuman yang biasanya. Ciuman ini begitu lembut dan tulus. Vero menggigit kecil bibir Qwenly, lalu mengulumnya perlahan.

DELETED SCENESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang