Aku masuk dengan tubuh kaku menuju rumah apartemenku. Di saat pintu lift terbuka, aku terkejut melihat Vero berdiri di depan pintu tengah menungguku, bersandar pada tembok layaknya seorang mafia. Tatapannya menatap ke bawah seakan menunggu sesuatu dengan garang. Di saat ia menyadari kedatanganku, kepalanya bergerak ke arahku dan ia langsung menatapku dingin.
Aku tersenyum canggung, "Vero... kau belum tidur?"
Ia mendekatiku, membuatku sedikit merasa terintimidasi. Aku tak bisa menghindarinya saat telapak tangannya bergerak mendekati kedua pundakku, meremasnya dengan gemas dan kuat.
"Sayang, setidaknya kalau kau ingin selingkuh, lakukanlah sembunyi-sembunyi di belakang pasanganmu!"
Wajahku memanas. Pasangan? Itukah kita sekarang? Itukah yang harus ku akui?
Aku menjauhkan tangannya menuruni pundakku dengan pelan. Tawa getir langsung terdengar dari dalam pita suaraku.
Aku menunduk. Menarik nafasku dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. Menyisakan rasa sesak yang tak berkesudahan. "Dengarkan aku Vero! Kita bukan apa-apa kecuali sepasang kakak beradik angkat! Aku hanya penasaran, bagaimana kita berdua benar-benar tak memiliki akal sehat dan bertunangan seperti itu?"
Ia tersenyum menyeringai.
"Satu hal lagi, aku sudah mulai mengingat beberapa hal. Dan salah satu hal itu adalah fakta bahwa Daniel menyukaiku. Aku tak tau apa yang terjadi sebelum ini, aku juga tak tau kenapa semua ini benar-benar membingungkan, tapi kukatakan padamu, mulai saat ini akan kuluruskan semua hal menyangkut masalah ini. Antara aku, kau, dan Daniel, antara ucapanmu, ucapan Riley, dan semua orang... aku tak akan mempercayai semuanya. Tidak sebelum aku benar-benar mengingat setiap detilnya dengan jelas."
Aku mendengus dan langsung berjalan melewati Vero dengan pasti, langkahku sedikit bimbang, tapi aku tau semakin aku bersikap lemah di depannya, aku akan semakin kalah. Aku melepaskan sepatuku dan menaruhnya di dalam rak dengan rapi. Berjalan penuh percaya diri dan dengan hati yang begitu tegar menuju lantai atas.
Aku tau aku bisa melakukan hal ini!
"Apa kau ingin mengatakan bahwa rasa yang ada di antara kita berdua itu hanya imajinasi? Melenyapkan fakta yang kau anggap mengerikan ini?"
Langkahku langsung terhenti. Entah kenapa, tapi apa yang baru saja di katakan Vero membuat tubuhku berkeringat dingin. Ada satu perasaan bersalah yang sangat besar, akupun tak bisa menjelaskannya. Aku membalik tubuhku menatap Vero penuh antisipasi.
"Seharusnya, kalau kau pada akhirnya hanya bertindak seperti pengecut, kau tidak harus menggodaku sejak awal!"
Aku terkejut, mataku terbelalak. Tatapanku menajam melihat laki-laki tinggi berkaos putih dan abu-abu yang kini sibuk mengenakan sepatu luarnya itu. Dengan sikap acuhnya, ia masuk kedalam lift yang langsung menuju pintu keluar tanpa mengatakan sepatah katapun lagi.
Shxt... FXCK!!
***
Daniel membuka pintu rumahnya. Ia terkejut melihat siapa yang berdiri di depannya.
"Vero?"
"Ijinkan aku menginap di sini malam ini!"
"Meskipun aku tak mengijinkanmu, kau juga akan tetap menginap di sini kan?"
Tanpa menghiraukan apa yang Daniel tengah ucapkan, Vero langsung melepas sepatunya dan menyerobot masuk ke dalam rumah. Layaknya rumah miliknya sendiri, ia langsung duduk di sofa ruang keluarga dan duduk layaknya pemilik rumah. "Ambilkan aku minum!"
.
.
.
"Aku benar-benar kesal sekali dengannya. Bagaimana bisa ia masih tak mengingat satu hal pun!" Ucap Vero kesal sambil memegang biskuit coklat di tangannya. Dengan wajah penuh kekesalan, ia memakan biskuit itu dengan cepat.
Daniel menghembuskan nafasnya keras. "Setidaknya ada hal baik yang terjadi, aku memiliki satu kesempatan lagi untuk mendekatinya!"
Vero langsung menegakkan punggungnya yang tengah bersandar di sofa. "Yah... terserah. Toh, apapun yang terjadi, Qwenly tetap akan kembali padaku! Aku kasihan padamu, kau suka sekali mengulang film yang akhirnya sama? Kau bena-benar seperti seorang masochist!"
"Sial! Kau terus saja membahasnya! Mungkin kau lupa... ini bukan film kawan. Hati manusia masih bisa berubah kapan saja..."
KAMU SEDANG MEMBACA
DELETED SCENES
RomantiekAku wanita tak menarik bertubuh gendut, tapi ketika aku terbangun dari tidur panjangku... aku terkejut bukan main. Aku berubah menjadi cantik nan langsing, bahkan kakak angkat laki-laki yang selalu membencikupun, tiba-tiba mengatakan, "Qwenly, seben...