S3. Part 2: Vero and his New Life

2K 106 12
                                    


"Terima kasih.. saya akan menemui bapak minggu depan... baik... baik... selamat siang!" setelah menutup telfonnya, Vero langsung membuat satu panggilan lagi. "Ana... kosongkan jadwalku hari senin jam 10 tepat. Investor Batam menyetujui proposalku.."

"Vero!" belum selesai ia berbicara dengan sekretarisnya di telfon, seseorang menepuk pundaknya yang masih berbalut seragam jumpsuit biru muda kumuh. Melihat teman kerja yang berdiri di belakangnya, sontak ia langsung menutup telfonnya.

"Sepertiya kau sibuk sekali... itu telfon dari tempat kerjamu yang satunya?"

Vero sedikit menaikkan alisnya terkejut. Ia tertawa menutupi rasa canggungnya. "Iya.."

"Ada masalah?"

Vero kembali tersenyum. "Ada sedikit masalah, tapi sudah selesai."

"Memang kau kerja apa sih? Sepertinya kau benar-benar tak ingin ada yang tau. Jangan-jangan kau anggota Mafia ya?"

Vero tertawa, "Kau ada-ada saja!" Vero menegakkan tubuhnya. "Ada apa Jun kau kesini?"

Juno seakan baru teringat tujuannya di balkoni belakang lantai dua. "Oh iya hampir lupa. Seseorang mencarimu, katanya dia istrimu!"

"Istriku?"

"Aku tak tau dia benar-benar istrimu atau bukan. Karena sedikit aneh juga kalau dia istrimu."

"Maksudmu?"

"Kau tau, wanita SUPER cantik dengan dress mahal dan mobil sport mewah-nya? Dia memegang tas yang juga terlihat SUUPER mahal! Rambutnya pirang, sedikit-"

Baru mendengar separuh penjelasan teman laki-laki paling bermulut besarnya itu Vero langsung terburu-buru berjalan kearah tangga dan menuruninya dengan cepat. Juno tak sempat menyelesaikan ucapannya dan akhirnya hanya berlari mengikuti Vero dari belakang sambil memanggil nama Vero terburu-buru. Jangan-jangan wanita itu benar-benar istri Vero. TIDAK MUNGKIN!!.

Vero mencari-cari letak dimana perempuan yang dimaksudkan Juno. Ia melihat hampir seluruh teman kerjanya menatap ke satu tempat dengan pandangan antara takjub dan terkejut. Vero sadar, pasti mereka sedang menatap 'istri tercintanya' yang saat ini tengah menarik banyak perhatian. Dan ketika Vero bisa menemukan wanita tersebut, ia benar-benar terkejut bukan main. Helen mengenakan dress mahalnya dengan warna kuning mencolok. Dress itu lebih cocok di gunakan untuk sebuah acara pesta besar. Belum lagi sebuah tas kulit buaya yang baru saja ia beli, dan berbagai aksesoris berkelip yang ia kenakan di tangannya. Jangan lupakan sentuhan akhir kaca mata hitam yang ia kenakan.

Vero hanya diam, ia berjalan seadanya kearah Helen. "Ikut denganku!"

Vero berlalu begitu saja. Tapi kedatangan Vero dengan pakaian cukup mengenaskan dengan noda hitam dimana-mana membuat Helen bergidik jijik. Hampir saja Helen menampik ajakan Vero, tapi ia ingat bahwa hal ini pasti di temuinya bila ia nekat datang ke tempat kerja weekend suaminya.

Vero berhenti di sebuah mini market dan duduk di bawah payung gazebo depan mini market tersebut. Helen mengikutinya. "Ayah, kau mau kopi? Atau minuman dingin mungkin dari dalam sana? Tapi kau tau... rasanya menjijikkan sekali, dan sangat tidak higienis. Mungkin tidak usah saja sepertinya." Helen melepaskan kacamata hitamnya sembari duduk perlahan.

Inilah Helen. Sedetik ia bilang ini, sedetik kemudian ia bilang itu.

Vero menghembuskan nafasnya. "Apa yang kau lakukan di sini?"

Helen langsung tersenyum, "Aku hanya ingin mengunjungi suamiku di 'tempat kerja' akhir minggunya. Aku kesepian di rumah sendirian!"

Vero menarik nafasnya kuat, lalu ia menghembuskannya keras. Ia benar-benar terlihat jengah dengan wanita ini.

DELETED SCENESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang