Prolog

71.1K 3K 27
                                    

Shit!!

Noah berhasil merutuk dalam hati saat manik kecoklatannya jelas-jelas menatap jam yang menunjukkan pukul 8 lewat 45 menit. Segera ia bangkit dari atas kasur dengan tubuh yang sepenuhnya telanjang. Pakaiannya berserakan dimana-mana, dan dengan cepat dia mengambil satu-persatu potongan kain itu dari atas lantai lalu memakainya. Kalau saja semalam dirinya tidak terbuai dengan rayuan Hares untuk minum-minum dan berakhir pada pemuasan nafsu pria bejat yang saat ini masih pulas dalam tidurnya, mungkin Noah tidak akan bangun sesiang ini. Kalau begini terus, bisa-bisa Noah akan dipecat dari pekerjaannya.

Suara hentakan kaki Noah yang berisik berhasil saja membuat tidur damai Hares terganggu.

"Ngg..." Erang Hares dengan kedua tangan terangkat, melakukan peregangan. "Kenapa kau berisik sekali?" Tuntut Hares sedikit kesal.

"Bagaimana aku tidak berisik? Karena kau, aku telat masuk kantor! Dan ini sudah kali ketiga aku berangkat kesiangan karena ulahmu. Kalau begini terus aku bisa dipecat." Rutuk Noah kesal dibarengi rasa takut yang tercampur.

"Siapa yang berani memecatmu? Beritahu aku, biar aku yang memecat orang itu, kau ini takut pada siapa  Noah? Kau lupa?, aku ini pemilik perusahaan tempat kau bekerja. Ada yang berani mengusikmu, orang itu akan menghilang dari perusahaanku bahkan dari dunia ini jika kau mau." Ucap Hares tenang. Tentu saja dia bisa tenang, secara teknis, Hares adalah pemilik perusahaan Hares Fashion Company,  perusahaan fashion terbesar seAsia.

Hares bangkit dari tidurnya, memasang satu persatu pakaiannya lalu memeluk tubuh Noah yang lebih kecil dibanding dirinya dari belakang.

"Nanti aku akan bicara pada atasan mu, jadi kau tidak perlu khawatir lagi." Ucap Hares lembut, suara beratnya yang khas itu selalu berhasil membuat Noah merasa tenang. Bahkan saat ini kedua pipi pria berperawakan manis itu memerah padam.

"Sekarang, bagaimana jika kita mandi dulu, lalu berangkat bersama kekantor." Hares kembali bersuara, pria bertubuh jakung itu sekarang mengigit mesra daun telinga Noah, kemudian menurun pada leher jenjang yang menggoda.

Tidak ingin terbuai dengan rayuan Hares, Noah cepat-cepat mendorong tubuh kekar itu agar menjauh darinya.

"Masih terlalu pagi! Dan aku tidak mau kalau sampe ada bekas kemerahan dileherku. Mengerti!" Tegas Noah. Hares hanya dapat mendesah pasrah saat ia mendapat penolakan seperti ini. Mau tidak mau, pria itu hanya bisa menurut. Kalau tidak, kalian tahu apa yang akan terjadi, dia tidak akan mendapatkan jatah malamnya.

******

"Apa kau tidak bisa membawa mobil ini lebih cepat?" Komen Noah tidak sabaran saat ia kembali melirik arlojinya yang menunjukkan pukul 9 lewat 12 menit. Dia benar-benar terlambat, dan kemungkinan terburuk yang akan diterimanya adalah dipecat diperusahaan kekasihnya sendiri. Kenyataan pahit macam apa itu?

Hares hanya menanggapi ketakutan Noah dengan sebelah ujung bibir yang terangkat. Dia suka saat melihat raut wajah ketakutan Noah ini, terlihat lucu dan menggemaskan disaat yang bersamaan.

Hares memarkirkan pajero sportnya di basement. Sesaat kendaraan mewah itu terhenti, Noah melesat cepat keluar dari sana. Kakinya yang pendek dengan cepat melangkah menuju tempatnya bekerja. Hares yang ditinggal tanpa kecupan menggaruk kepalanya frustasi, cemburu dengan pekerjaan yang membuat dirinya dinomor duakan oleh Noah.

Baru saja Noah merasa lega karena berhasil mendarat dimeja kantornya,  seorang wanita dengan kisaran umur 30-an datang dengan wajah yang sama sekali tidak bersahabat.

"Terlambat lagi? Sekarang apa lagi alasan kamu?! Kamu pikir perusahaan ini membutuhkan pekerja yang suka terlambat seperti kamu? Sekali dua kali masih dapat dimaafkan, tapi sekarang sudah yang keberapa kalinya." Cecar wanita itu memberi protes.

"Saya minta maaf bu, tadi saya.." Sialnya, Noah sudah kehabisan alasan untuk kabur dari masalah ini.

"Cukup! Tidak perlu beralasan lagi! Dan kamu tidak perlu bekerja diperusahaan ini lagi." Noah membulatkan matanya kaget, ia tidak percaya jika ia harus dipecat secepat ini. Masih beberapa hari dia bekerja diperusahaan besar itu, dan dia harus menerima kenyataan jika ia akan kehilangan pekerjaannya.

"Tidak ada yang akan dipecat." Hares datang diwaktu yang tepat, dia menatap dingin wanita itu seperti dia menatap dingin pada semua orang, terkecuali pada Noah. Apa sekarang Noah bisa bernafas lega?

"Tapi pak..."

"Saya adalah pemilik Hares Fashion Company ini, semuanya diatur oleh tangan saya.. dan saya tidak mau jika anda memecat Noah hanya karena dia terlambat. Dan Noah juga terlambat karena membantu saya tadi. Jadi, tidak ada alasan untuk anda memecat Noah." Wanita yang menjadi lawan bicara Hares, hanya bisa diam, tidak punya kekuatan untuk melawan pria yang tegasnya luar biasa itu. Atau jangan-jangan dia speechles karena saat ini pria tampan idaman setiap wanita nyata ada dihadapannya?

"Baik pak." Ucap wanita itu.

"Kalau begitu semuanya kembali bekerja, dan kamu.." ucap Hares terpotong menunjuk kearah Noah. "Terima kasih sudah menolong saya tadi." Ucap Hares melanjutkan omongannya dengan senyum yang tak dapat diartikan. Kemudian dia berbalik pergi meninggalkan Noah yang saat ini ingin meremas kepalanya.

Sialan! Seharusnya dia datang lebih cepat tadi sebelum Noah dimarahi dan menjadi tontonan semua orang.

Kini, Noah benar-benar menghembuskan nafasnya lega, hampir saja ketakutannya menjadi nyata. Dan dia beruntung Hares berada bersamanya.












Jadi lanjut terus yah baca cerita ini. Dan jangan lupa buat beringan tangan untuk memberi vote dan komennya.

My Boss Need Me |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang