(27) Sang pemangsa

1K 29 0
                                    

Votenya dulu guys jangan lupa.

so happy  to reading

***

**

**

Ruangan yang semula pengab, kini terbuka lebar, semua tirai di buka selebar-lebarnya, membiarkan cahaya matahari menyeruak masuk dengan sebebas-bebasnya. Membiarkan kedua pasang mata yang sejak semalam ditutup paksa kini terbuka lebar menerima cahaya matahari yang masuk, padahal jelas sekali mereka duduk terikat di lantai dengan posisi saling menyampingi jendela, tapi seolah cahaya itu memang terlalu terang, sampai mereka bisa melihat ruangan dengan dominasi warna hitam di dindingnya dengan lantai marmer putih bersih,

"eh sudah bangun" Natasya menatap tawanan mereka dari arah sofa yang sedang mereka duduki, tangannya yang sedari tadi sibuk memainkan ponselnya langsung ditaruhnya asal di atas meja.

Matanya menatap tajam dua wanita yang sudah mereka buka topengnya, senyuman meremehkan tepatri jelas diwajahnya, dia sudah tidak sabar mendengar siapa dalang dibalik kejahatan yang kedua wanita itu lakukan.

"ini" Natasya bisa melihat tawanan mereka yang gelagapan, saat sudah sadar ternyata mereka tidak hanya berdua diruangan yang cukup luas itu.

"morning" sapa Angle sambil mengangkat tangannya yang sedang memegang buah apel seolah menawarkan kepada dua mainannya.

Aldo di samping kirinya masih asik dengan sarapan lelaki itu, disebelah kanannya Nathan juga masih dengan sarapan lelaki itu yang dibantu sia menyuapi lelaki manja abangnya.

Angle segera bangkit dan melangkah mendekat, kuku-kuku runcing kesayangannya terpasang cantik di kedua jari kanannya,, sesekali dengan sengaja Angle mengangkat tangan kanannya dan memainkan kuku nya,, membuat tawanan nya semakin berkeringat dingin.

Mereka ingin membantah atas apa yang akan dituduhkan, tapi sayangnya mereka tahu, posisi mereka tidak bagus sekarang, membantah itu artinya mereka akan semakin rela lebih lama lagi terkurung disini, dan jujur sama saja menggali kubur sendiri. Menyedihkan.

Angle menyeringai senang, saat dua gadis itu kopak mundur pelan menghindarinya dengan gerakan yang tidak berguna.

dengan posisi tangan dan kaki yang terikat dilantai. memangnya sejauh mana kedua manusia itu bisa menghindarinya

"selamat datang ditempat baru kalian Mia and Nora" Angle menyeringai sadis sambil bertepuk tangan memberi salam sambutan yang diikuti oleh kelima orang tak jauh dari belakangnya, matanya terus menatap rendah dua pegawai yang awalnya sangat dia percaya.

"jadi, tugas kalian disini tidak banyak" lanjut Angle sambil berjalan memutari kedua tawananya yang sudah bergetar hebat.

" hanya satu" tambahnya sambil berjjongkok di depan nora dan mia, sambil tanyannya mencengkram erat kedua dagu korbannya.

"patuh, tunduk, jadilah budak yang baik" Angle menghempas kasar tanganya sampai salah satu wajah tawanannya menjadi korban ketajaman kukunya.

"akkkh" Angle menatap tak peduli Mia yang meringis kesakitan diikuti tangisan Nora yang terus memohon untuk dilepaskan.

"baiklah untuk tugas pertama kalian" Sia sudah ikut mendekat, kedua gadis itu sudah siap bermain dengan korbannya.

"siapa yang membayar kalian!" Mia maupun Nora menggeleng cepat, itu bukan pertanyaan yang akan mengamankan keadaan mereka sekarang, memberi tahu mereka akan mati, berbohong hanya akan memperlama jalan mereka menuju kematian.

Mereka menyesal?, iya. Mereka ingin mengulang waktu?. Iya. Sayangnya mereka tidak bisa lagi, sudah terlambat untuk menyesal, mereka yang mengambil perkerjaan ini, dan berani bermain api setelah beberapa kali berhasil tanpa curiga kalau kebusukan mereka mulai terciium jelas.

My Beloved AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang