Dia cantik
sangat cantik, Dia adik sahabatku Nathan Exvander. adik yang sangat dilindungi oleh sahabatku. sampai aku bagitu ingin tahu tentangnya, Merampasnya dan mengurungnya hanya untuk ku saja
Aku Recaldo Xevarindo pewaris X Gruop. mengatakan pa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
****
***
**
*
Aldo mengumpat keras, setelah tadi sore dia bertemu dengan Angel,, bahkan sampai malam ini hanya wajah gadis itu yang memenuhi pikirannya. Seorang gadis yang sudah tertidur lelap di sampingnya setelah aktifitas mereka yang menguras tenanga, bahkan tidak bisa membuatnya puas. Hanya wajah Angel yang muncul setiap kali dia mencapai pelepasannya
"kau harus jadi milik ku Angel, apapun caranya kau harus jadi milikku"sebuah seringai keji terpatri indah dibibirnya. Bibir yang tadi mencium dengan buas bibir wanita disampingnya. Kini mengulas senyum penuh rencana.
"Nathan. Hanya dia" baginya melewati nathan untuk mendapatkan Angel itu hal yang mudah. Mulai sekarang sudah di tetapkan, seorang Selena Angela ExVander Adalah miliknya. Hanya miliknya.
*****(
Suara deru nafas yang terdengar semakin berat diiringi suara tawa yang memekakkan teliga menjadi latar ruangan yang terus mendapat sinar matahari yang minim. Siang ini matahari yang terasa begitu terik dimanfaatkan dengan sangat baik. Tirai yang beberapa hari lalu tertutup rapat, kinii terbuka lebar membiarkan raja siang menunjukkan kuasanya.
"panasnya" Lion yang duduk di kursi ujung ruangan menyesap es teh nya dengan nikmat. Entah kenapa mereka malah memilih minuman ini dari pada yang lain disaat seperti ini. Ah mungkin itu efek terlalu sering meminum minuman yang lain sehingga mereka bosan.
Suara teriakan melengking kembali terdengar, Aldo yang baru saja memasuki ruangan memusatkan pandangannya pada seorang gadis yang belakangan mencuri perhatiannya. Disana Angel masih asik bermain dengan pisau kecil ditangannya. Sangat kecil dan juga tajam. Kakinya yang sesekali terayun mengikuti irama musik yang hari ini terdengar sedikit menyenangkan, sesekali terangkat hanya untuk memastikan korbannya semakin terasa sakit karena injakannya. Ember yang ada di samping kanannya kembali terisi penuh, dia tidak yakin itu adalah air biasa seperti kemarin melihat bagaimana Dom berteriak pilu saat air yang disiramkan Angel kembali mengenai lukanya yang terbuka .
" Aa, apa kalian memasukkan garam terlalu sedikit ke air ini" kedua pria yang berdiri di dekat pintu mengangguk sebagai jawaban.
" seharusnya lebih banyak lagi," Dom melotot horor , mau sebanyak apa gadis itu memasuki garam ke air yang di siramkan ketubuhnya, bahkan air garam yang sekarang berhasil membuatnya mati rasa.
"Aah sudahlah" Angel kembali menusukkan pisaunya di paha Dom yang hanya memakai boxer itu. Darah kembali merembas keluar , seolah pria itu masih mempunyai stok darah yang banyak, Angel tersenyum manis menatap Dom penuh makna, Dom bergidik ngeri rasanya hanya untuk sekedar memaki saja dia sudah tidak sanggup lagi.
Bodohnya dia yang pernah berpikir betapa polos nya Angel dulu, nyatanya dia bagaikan Iblis bertopeng malaikat
" sepertinya kau punya stok darah yang banyak, " Angel tersenyum manis sambil memiringkan kepalanya menatap penuh jenaka