Suara geraman kekesalan terdengar nyaring, ini sudah satu hari setelah insiden dimana Mia dan Nora dibunuh, sejak menerima kabar dari anak buahnya dia masih merasa tidak aman, tidak ada apa-apa yang terjadi, bahkan setelah insiden itu angle dan lima orang lainnya dengan santainya keluar dari kawasan villa yang dilaporkan orang suruhannya, seolah tidak ada terjadi apa-apa ini membuatnya gundah.
"ayo dong max,, kali ini saja" anabi terus membujuk kekasihnya itu membuat Max menatap wanita di depannya itu muak.
"tidak ya tetap tidak ana, kau tahu aku tidak akan mau berurusan dengan Nathan" Max segera bangkit dari kursinya dan menatap nyalang wanita di depannya yang sudah memberungut kesal berusaha membuatnya luluh eh.. itu tidak akan berhasil, kali ini wanita ini sudah keterlaluan, kambali menghilangkan nyawa pekerjanya, walau dikawasan musuh siapa yang tahu apa yang sudah Mia dan Nora beberkan kepada Angel sebelum dua orang algojo Ana tiba disana.
"ayolah Max, kali ini saja, kau tahu hanya kamu yang bisa menutup kasus ini" salah ana salah besar dulu memang dia bisa menutup kasus yang dibuat ana dengan menyuap beberapa anggota kepolisian yang saat itu menyelidiki kasus pembunuhan yang melibatkan Ana, tapi itu saat ana bukan terllibat dengan keluarga Exvander, dia tidak mau ambil pusing lagi.
"sebaiknya kau pulang ana, lagi pula tidak ada apapun yang terjadi setelah 24 jam kedua orang itu meninggal" ana mendesah jengkel menerima pengusiran dari kekasihnya.
"kau harus membantuku max,, apapun alasannya kau tetap tidak boleh menolak, atau aku yang akan membongkar semua kebusukanmu keawak media, jangan kau pikir aku tidak tahu para model yang kau tiduri dengan iming-iming karir yang gemilang" Ana menatap tajam lelaki didepannya dengan nafas ang memburu.
"apa aku juga harus membeberkan tentang anak yang kau paksa kau gugurkan ini hn" ana tersenyum licik, dengan tangan mengusab perutnya yang tidak tampak buncit lagi
"apa kau bilang" Max mendesis bahaya, tidak ada yang boleh mengancamnya, walaupun ana sekalipun, dengan langkah lebar Max mendekati ana yang masih menatapnya penuh ancaman, sebuah seringat keji tercetak jelas di bibir indahnya.
"bahkan kalaupun itu kau, aku tidak akan peduli" Max mengelus pelan rahang ana sebelum mencengkramnya keras, membuat ana tersentak keget merasakan nyeri di rahangnya yang rasanya terjepit kuat.
"Max kau" Max tersenyum mengejek.
'mereka melempar tubuhnya padaku, apa aku salah, dan kau tidak menginginkan anak itu sayang" Max menatap bengis, dengan sudut bibirnya yang tersenyum remeh,
"kau sama seperti mereka, tidak ada bedanya sama sekali, kapan aku bosan,, ku buang " Max melakukan gerakan meniup wajah ana seperti meniup sehelai kapas yang tak berarti .
"kamu" ana menatap marah, max menatap remeh, dengan kasar dihempasnya wajah ana seolah tak pernah berarti untuknya. Ana berteriak tak terima yang dibalas tatapan tak minat oleh Max, dengan gerakan santai, Max kembali duduk di sofa panjang apartemennya sambil kembali memainkan ponselnya..
"aku tidak akan membiarkanmu hidup tenang max, TIDAK AKAN" max hhanya menatap nya ta minat,, membuat ana semakin berang, denga langkah lebar ana mendekati Max hendak menampar pria itu, sebelum sebuah pistol mengacung indah kearahnya
'kau" ana berucap tak percaya dengan apa yang baru dilihatnya, bukankah lelaki ini mencintainya, lalu kenapa sekarang .
"pergi atau mati" Ana menggeleng tak percaya, bukankah semua temannya mengatakan Max begitu mencintainya lalu sekarang kenapa.
"hahahha" Ana tertawa sumbang menertawakan kebodohhannya yang sampai akhir tidak bisa mengendalikan lelaki ini sama sekali.
"aku tidak akan hancur sendirian sayang, tidak akan, kamu-" ana menunjuk Max angkuh

KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Angel
RomanceDia cantik sangat cantik, Dia adik sahabatku Nathan Exvander. adik yang sangat dilindungi oleh sahabatku. sampai aku bagitu ingin tahu tentangnya, Merampasnya dan mengurungnya hanya untuk ku saja Aku Recaldo Xevarindo pewaris X Gruop. mengatakan pa...