16. Our Relation

1.2K 30 0
                                        

 Pagi ini tetesan lebat dari hujan menghempas lembut permukaan bumi,, menimbulkan riak-riak kecil setiap permukaan yang disentuhnya.. seorang gadis menatap tenang hamparan air kolam yang terpampang dihadapannya, dia yang sekarang sedang duduk tenang diatas kursi kayu diteras samping kediamannya. Menatap lurus kedepan ditemati teh hangat dengan wangi melati asli dan beberapa biskuit.

"apa semuanya sudah siap" Angel menatap tenang seseorang yang baru saja menemuinya,

"acaranya diundur dua hari nona" Yuli namanya menunduk takut, angel menatapnya berang, suasana hatinya mendadak tidak baik, lalu untuk apa dia disini kalau acara kontes fation yang diadakan di mahatam itu mala diundurkan,

"Ck! Seharusnya kau mencari tahu dengan baik, " Angel menatap murka

'kau boleh kembali ke indonesia" Yuli menunduk dalam. Angel semakin menatapnya tajam. Setelah yakin yuli akhirnya keluar dari ruangannya. Angel langsung mengambil ponselnya dan menghubungi asistennya yang di tugaskannya untuk mengawasi butik selama Sia sibuk dengan abangnya

"ke mahattam sekarang!" Angel segera menutup ponselnya,, tidak menunggu jawaban apa yang akan diberikan asistennya,, lagi pula kalau gadis itu berani membantah. Siap-siap berakhir dijalanan.

'dua hari ya, " Angel menghela nafas lelah, tangannya menyentuh dagunya pelan.

"lalu apa yang harus lakukan sekarang" angel muulai memperhatikan sekitar dia tidak ada niat untuk keluar ataupun jalan-jalan.

"ah entahlah" ucapnya sambil menghela nafas bosan, rencananya dia ke mahatam hanya untuk acara itu saja, lalu kenapa harus diundur, seharusnya dia bisa kekorea dulu sebelum kemahatam, dan semuanya karena yuli telat melapor padanya. Dan sekarangg apa yang harus dia lakukan, seharusnya dia memaksa sia untuk juga ikut dengan nya . dan sekarang dia tidak perlu seperti orang yang tidak semangat hidup seperti ini .

"baiklah, apa aku bisa membujuk sia, atau menunggu asistenku di sini. Atau keluar sendiri, sepertinya tidak buruk"

******&

Sia memerunggut kesal, sudah dua jam dia duduk manis di sofa ruangan nathan berharap lelaki itu akan membujuknya setelah dia lelah meminta maaf berulang kali. Tapi sayangnya tidak, bukan nathan namanya kalau tidak membuatnya sakit kepala.

Ok dia akui kali ini dia yang salah, tapi kenapa lelaki itu malah mendiamkannya hanya karena dia yang bertemu dengan mantannya, dan kemudian dia membujuk calon dady mertuanya untk mengganti sekretaris Nathan, dan lihat hasilnya sekretaris Nathan sudah diganti jadi cowok, namanya Dicky dan mantan dia juga sudah balik ke bali dan tinggalah dia dengan masalahnya dan Nathan yang belum kelar. Perfeck sangat.

Sia menghentakkan kakinya kesal, Nathan meliriknya sekilas, kemudian kembali dengan berkas-berkasnya kembali.

"kalau kakak gak mau ngomong sama aku, bilang dong, kan aku bisa ke mahatam aja.' Nathan menatapnya kesal, sia nyengir lebar.

"gak jadi hehehe" Nathan memutar mata jengkel, dengan angkuhnya dia menyandarkan tubuhnya di kursi, kemudian menatap sia datar. Tangannya terangkat pelan, dengan gerakan yang terlihat begitu pelan, Nantan memberikan isyarat agar Sia mendekatinya.

"apa" Sia bersidekap kesal setelah berdiri pas di depan Nathan. Dengan angkuh Nathan melekkan kedua tangannya di pinggang Sia.

"kamu menentangku Sia" sia menunduk gugup, mata Nathan yang menatapnya tajam sanggup membuatnya menyesal menunggu lelaki itu selama dua jam disini.

"kayaknya aku sudah boleh pulang deh kak, nanti auu" sia meringis kesakitan, Nathan benar benar menekan pinggangnya kasar. Lelaki ini suka sekali membuatnya menjerit-jerit. Dengan sekali hentakkan, Nathan menarik sia sampai gadis itu terduduk manis diatas pangkuannya.

My Beloved AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang