Tiga Puluh Enam

867 22 5
                                    

Jangan Lupa Tinggalkan Jejak GUys

***

Aku disini, Di tempat yang sama. ditanah yang sama kau pijak.
aku disini.

~Angel  Exvander~
~'¤♡¤'~

Angel menatap penuh binar hamparan bunga dengan berbagai macam warna di depan balkon kamarnya, dia tidak dapat menikmati pemandangan indah ini saat pertama sekali menginjakkan kakinya disini , tubuhnya yang sudah terlalu lelah tidak bisa sedikitpun untuk diajak kompromi, selain kasur yang nyaman, rasanya tidak ada hal lain yang lebih baik,

Tapi sekarang dia sudah baik-baik saja, sudah cukup dia beristirahat dari tadi dan sekarang saatnya dia menyapa Aldo yang sebenarnya dia tidak tahu dimana lelaki yang berstatus tunangannya itu. Ingin menghubungi, tapi dia tidak ingin membuat Aldo tahu dia disini, dia sudah membuka blokiran nomor lelaki itu di ponselnya tadi malam, banyak pesan yang masuk, dia sudah membaca semuanya, tapi sepertinya lelaki itu belum sadar dengan semua itu.

Ada yang menganjal pikirannya, apa sesibuk itu Aldo sampai lelaki itu tidak sadar dengan semua ini.

Entahlah, yang harus dia lakukan sekarang adalah bersiap dan pergi memberi kejutan pada tunangannya itu.

Dan dia akan tahu semuanya nanti.

****.

Tepat saat matahari sudah digantikan oleh rembulan, dan jarus jam yang sudah menyentuh angka 10, Nathan dan Sia sampai di MAnhatam, salah satu orang suruhan Nathan langsung menjemput mereka, dan mengantar kedua sejoli tersebut menuju kediaman keluarga Nathan,, disampingnya Sia masih menggeleng-geleng tak percaya dimana mereka sekarang. Lelaki ini benar-benar terlalu over possesif pada Angel, terkadang dia cemburu tapi dia sadar, kedudukan mereka di hati Nathan jelas sangat berbeda.

"dimana Angel" Nathan menatap sekeliling ruangan dan tidak ada tanda-tanda kemunculan Angel disana. Seorang pembantu yang menyambutnya menunduk hormat sebelum menjawab.

'nona sudah pergi dari 30 menit lalu tuan" Nathan mengangguk mengerti, sebelum mengibaskan tangannya meminta wanita itu pergi.

"Angel pergi" ucapnya yang lebih terdengar seperti gumaman semata. Nathan mengernyit heran. Malam-malam begini kemana adiknya itu pergi,

"kak' Sia mengusab pelan lengan Nathan, dia tahu Saat ini Nathan sedang kebingungan, mendapati rumah tanpa Angel didalamnya tidak mungkin membuat prianya ini baik-baik saja.

"mungkin Angel hanya pergi sebentar" Nathan menggeleng cepat, menepis semua kemungkinan yang akan diucapkan Sia, nyatanya hatinya tidak berkata seperti itu, hanya satu nama yang muncul sedari tadi dalam pikirannya penyebab Angel tidak ada di rumah, saat jam sudah menunjukkan pukul 10: 20 malam.

Aldo

Nathan menggeram kesal, dengan cepat diraihnya ponsel nya dan melacak dengan cepat dimana posisi Adiknya itu berada. Sebelum sebuah lokasi membuatnya mengernyit heran,

Restoran ini?

'kita akan makan malam diluar" Sia mengangguk mengerti, tanpa mandi atau mengganti pakaiannya lagi Sia ikut saja saat Nathan menarik tangannya menuju mobil lelaki itu yang sudah siap di depan kediaman Exvander .

Sepanjang perjalanan Nathan hanya diam,, ada yang menganjal di hatinya jelas dia tidak senang mengetahui Adiknya tidak ada dirumah saat dia baru saja sampai dari Indonesia, dia gelisah.

***.

Angel menatap dingin minuman dan makanan didepannya, tiga puluh menit dia duduk disini, disalah satu restoran di salah satu hotel yang berdekatan dengan kantor pusat Xevarindo, kenapa dia malah berakhir disini tanpa Aldo, lelaki itu benar-benar mengujinya.

Angel tersenyum sinis menatap keluar restoran yang menunjukkan betapa indahnya suasana malam kota manhattam,, dan keindahan itu dia menikmatinya sendiri.

"kamu mau makan apa" Angel mengalihkan tatapannya mendengar suara yang sangat familiar mendekat kearahnya. Di depannya Nathan tersenyum lebar dengan tangan menarik kursi di depannya mempersilahkan Sia yang sekarang sedang tersenyum manis kearahnya.

' untungnya disini tidak macet ya"

Mereka pasti baru sampai dari indonesia, Nathan menyusulnya, Nathan menyusulnya.

Brengsek

"Ck!" Nathan masih tersenyum lebar, tangannya dengan cepat memanggil seorang pelayan, dan segera memesan makanan tambahan untuk mereka. Dia juga kelaparan disini.

"Sudah kakak bilang kan, jangan kemari, kamu malah bandel" Angel menatap sinis, lelaki yang berstatus saudaranya yang sekarang sedang mensehatinya. Apa lelaki ini tidak punya perkerjaan yang lebih penting di indonesia sana.

"lo bang emang cari ribut ya" Nathan menggeleng dengan serius,

"momy nitip pesan,, katanya gue harus jagain lo selalu" Sia yang duduk disamping Nathan menatap Aneh, dia bahkan hampir mati dalam perjalanan kemari, Nathan benar-benar mengendari mobilnya bagaikan orang keserupan tadi. Rasanya dia bahkan tidak percaya,, mereka baik-baik saja sekarang. Sebaiknya dia muai makan sekarang, siapa tahu dia butuh energi lebih nanti, mengingat tidak ada kata baik-baik saja saat Angel sudah mulai merasa terganggu

"gue gak peduli," Angel menatap tajam lelaki di depannya, pisau kecil yang dia gunakan untuk memotong steak di piringnya dia acungkan dengan cepat kedepan wajah Nathan.

Sayangnya, tidak sedikitpun lelaki di depannya ini takut padanya, kenapa Nathan mencoba mengujinya, mengapa Nathan mencoba menentangnya.

"udah deh dek, mending kamu makan sekarang, aku yang bayar deh"

Tidak perlu

Nathan terkekeh pelan,, sadar akan ucapan yang ingin keluar dari bibir yang terkatup rapat di depannya itu.

"beneran mau gue bunuh lo bang" Angel kembali memotong kasar daging dalam piring di depannya.

Biarkan kali ini Nathan tersenyum senang, karena berhasil menemukannya disini,, biarkan dia mengatur sedikit rencana untuk balas dendam pada Nathan, bagaimapun juga ini semua karena ulah Nathan.

Apa lelaki ini tidak mengerti, sesulit apa dia mencoba untuk menerima Aldo, sesulit apa dia mencoba untuk membuka hatinya untuk Aldo, kenapa malah lelaki ini menghalanginya dengan berbagai cara,,

Kalau saja tidak ingat siapa lelaki di depannya ini,, sudah lama dia singkirkan

Menyebalkan!

~'¤♡¤'~

My Beloved AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang