❄ Ar-Rahman ❄

6.6K 337 20
                                    

Ini kelanjutan ceritanya. Aku bakalan update cerita ini sesuai waktu luang gue.
Berhubung sekarang lagi ada waktu jadi gue langsung tulis.
Hehehe....
Semoga feel nya dapet. Soalnya gue masih newbie, kosa kata gue juga masih berantakan..maklum yah gass....

Ok langsung aja, Happy reading :)

"Assalamu'alaikum." Suara bernada berat mengalihkan pandangan seluruh kelas. Terutama Kaila, Mata Kaila tidak berkedip sama sekali melihat asal suara itu. Dia sangat mengenali wajah dari pemilik suara itu

"Wow kay! Anak baru itu kece parah," ucap Shinta sambil menepuk-nepuk lengan Kaila. Berusaha memberitahu atas apa yang dilihatnya saat ini.

"Sssstt! Diem Shin! Kaila berseru. Kayanya gue kenal tuh muka," ucap Kaila dengan pandangan masih ke arah laki-laki yang sedang berada di depan kelasnya bersama pak Jaka itu.

"Waalaikumussalam warahmatullah. Eh anak baru itu ya? Sini nak. Perkenalkan diri ke temen-temen baru kamu," ucap pak Jaka dengan penuh senyum dan disambut oleh senyum anak baru itu. Tangan Pak Jaka di cium dengan lembut.

"Iyah pak. Terimakasih. Anak itu tersenyum.

"Iyah sama-sama, silahkan perkenalkan diri."

"Baik pak," jawab anak itu. "Euu ... Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Anak itu sedikit gugup.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab murid-murid serentak.

Kemudian suasana lengang.

"Perkenalkan nama saya Faris Ghifari Abdullah. Saya siswa pindahan dari pondok pesantren Langitan Tuban Jawa Timur. Terimakasih atas perhatiannya. Wassalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh."

Seluruh murid menjawab salam Faris. Suasana kembali lengang.

"Kalo gitu silahkan duduk, Faris. Bapak ke kantor dulu mau ngambil buku agenda kelas ini."

Tidak salah lagi itu adalah cowo menyebalkan yang menolong Kaila tadi pagi. Ini akan menjadi cobaan baru bagi Kaila. Satu kelas dengan cowo menyebalkan.

"Cowo nyebelin!" decak Kaila kesal.

"Kay lu kenal sama anak baru itu?" tanya Shinta.

"Iya kenal banget. Itu cowo nyebelin yang nolongin gue tadi pagi," jawab Kaila kesal.

"Oooh gitu, ternyata orangnya ganteng juga yah," lirih Shinta sambil menaik turunkan alisnya.

"Ganteng darimana? Dia itu nyebelin! Sok kecakepan!" cerca Kaila kesal.

"Ekhemm! Mbaknya kalo mau ngeghibahin orang jangan di depan orangnya dong. Saya denger loh," cetus Faris yang baru saja duduk dibangkunya. Ia duduk dengan Aji salah satu murid di kelas XI IPA 2, dan tempat duduknya tidak jauh dari Kaila.

"Siapa juga yang ngomongin lo, ge’er banget jadi orang," cetus Kaila sambil menjulurkan lidah untuk meledek Faris.

"Kay, kan emang kita ngomongin dia tadi," ujar Shinta polos.

Bego bego bego, si Shinta pake acara ngomong lagi. Dasrun mudasir dasirun DASAR! Gak ngerti keadaan. Gue cubit tau rasa.

"Awww sakit Kay, huhh" pekik Shinta memegang tangan kanannya yang memerah dicubit Kaila, salah apa coba gue?

Ayat-Ayat Rindu [COMPLETED] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang