11

3.8K 229 8
                                    

Happy reading..

"Ayaaaaaaahhhh maafin Kaila..."

Ustadz Akbar hanya terdiam melihat anaknya memeluknya. Kaila melepaskan pelukannya perlahan.

"Ayah maafin kaila." ucap Kaila tanpa henti meneteskan air matanya.

"Anak ayah kenapa tiba-tiba nangis begini?" lirih Ustadz Akbar sambil mengusap air mata anaknya.

"Ayah...."

"Iya sayang.."

"Cape berdiri terus, tadi Kaila habis jalan kaki, duduk dulu yuk." Ucap Kaila manja sambil mengusap air matanya sendiri. Ustadz Akbar tersenyum melihat anaknya yang masih saja menggemaskan walaupun sedang menangis seperti sekarang.

"Ya sudah ayo nak." Ustadz Akbar dan Kaila berjalan ke sofa depan TV.

"Sok cerita ada apa?" Tanya ustadz Akbar setelah duduk di sofa berwarna cokelat itu.

"Kaila minta maaf yah..kaila gak mau kalau ayah masuk neraka."

"Masuk neraka?"

"Ada yang bilang kalo, satu helai saja rambut perempuan terlihat oleh laki-laki yang bukan muhrimnya. Maka hukumannya 70.000 tahun di neraka. Dan akan menarik ayahnya ikuti masuk kedalam neraka. Kaila gak mau yah.." Air mata Kaila menetes menelusuri pipi mulusnya secara perlahan.

Ustadz Akbar pun tidak kuat menahan gejolak air matanya. Ia ikut menangis mengingat apa yang dikatakan Kaila itu benar. Ia juga terkejut melihat anaknya sekarang yang sudah tersadar.

"Siapa yang bilang itu nak." Tanya ustadz Akbar tersendu.

"Temen Kaila yah.." jawab kaila pelan berusaha menghentikan tangisnya

"Kaila mau dengerin Ayah nak?"

"Iya yah.."

"Temen kaila yang bilang seperti itu barusan adalah orang yang baik buat Kaila,jaga dia.. jangan sampe kamu kehilangan orang yang seperti itu."

"Tapi dia laki-laki yah..bukan kah kalo bukan muhrimnya dilarang selalu berdekatan?"

"Kaila anak ayah, menjaga tidak selalu lewat raga saja, kamu bisa menjaga dia lewat doa." ucap Ustadz Akbar dengan senyum manis. Kaila pun membalas senyumnya dan memeluk sang Ayah.

"Ayah..Kaila janji, mulai besok Kaila belajar memakai hijab. Kaila mau kaya almarhumah mamah, memakai hijab,cantik,baik,dan sholeha. Kaila mau jadi harta Ayah yang paling berharga." ucap Kaila yang masih memeluk ayahnya. Sedangkan Ustadz Akbar tidak kuasa menahan air matanya. Hatinya tersentuh mendengar ucapan putri satu-satunya yang sangat mengejutkan.

"Terima kasih ya Allah engkau begitu menyayangi keluarga ini." ucap Ustadz Akbar dengan senyum tercetak di bibirnya dan air mata terus menetes dipipinya.

Keesokan harinya...

"Ayah bangun...siap-siap sholat subuh." ucap Kaila dengan lembut membangunkan ayahnya.

"Jam berapa ini?" lirih Ustadz Akbar yang baru bangun.

"Jam 4 yah."

"Subhanallah anak ayah bangunin ayah?" pekik Ustadz Akbar yang baru tersadar anaknya itu lebih dahulu membangunkannya untuk sholat shubuh. Padahal biasanya paling susah untuk bangun sholat shubuh.

"Iyah Kaila tahu Ayah pasti kecapean. Tadi malam nerjemahin kitab-kitab itu sampe larut malam. Kitabnya udah kaila beresin kok. Sekarang Ayah mandi terus ambil wudhu." ucap Kaila dengan senyum manisnya. Sedangkan Ustadz Akbar tersenyum bahagia, ia masih tidak percaya dengan putrinya yang sekarang terlihat cantik didepannya memakai mukenah berwarna putih milik almarhum istrinya.

Ayat-Ayat Rindu [COMPLETED] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang