32

3.3K 196 10
                                    

Sebelum baca ... Ada berita bagus nih:)) do'ain yah rencana nya sih mau terbitin Jodohku Hafidz Al-Qur'an, Tapi entah kapan... Besok juga bisa sih.. Tapi gue nunggu viewers nya banyak dulu:))
Minta do'anya aja deh pokoknya:))

Owh iyah makasih buat kemarin-kemarin udah benerin typo dan benerin isi cerita yang agak nyeleweng😇😂 gue emang gitu orangnya, suka keblinger kalo lagi pusing, :v sekali lagi makasih😇

Kalo ada typo benerin terus ya:))

Happy Reading....

Suasana acara akhir tahun di pondok Pesantren yang Kaila tempati begitu meriah. Beberapa pertunjukan seni daerah maupun seni islami dipertontonkan. Mulai dari tari saman, nyanyi, hadroh, marawis, qiro, murotal dan masih banyak yang lainnya.

Tiba saatnya penyematan gelar Hafidz dan Hafidzoh yang akan diberikan langsung oleh Kyai pengasuh pondok Pesantren tersebut. Dan dengan izin Allah, alhamdulillah Kaila berhasil meraih gelar Hafidzoh tepat saat dia lulus.

Satu persatu nama santri yang akan disematkan dipanggil. Ustadz Akbar sangat bahagia dengan anaknya yang sekarang, bahkan saat nama Kaila disebutkan cairan bening meluncur bebas dari pelupuk matanya.

"Santriwati selanjutnya, Amelia Kaila Akbar putri dari Bapak Akbar Wijaya, SH." terdengar jelas suara MC menyebut nama anaknya dengan keras.

Kaila beranjak dari tempat duduknya, sebelumnya ia memeluk Ayahnya sejenak dengan haru. Perlahan ia menaiki panggung acara. Senyumnya merekah ketika lehernya dikalungkan piagam oleh Kyai nya langsung.

"Selamat kepada santriwan dan santriwati yang menyelesaikan hafalannya, semoga menjadi hafidz dan Hafidzoh yang dirahmati oleh Allah. Amin amin ya rabbal alamin."

Setelah acara penyematan selesai, Kaila kembali ke kursi. Kemudian Ia memeluk Ayahnya kembali.

"Abi makasih banyak buat semuanya." lirih Kaila.

Ustadz Akbar hanya bisa terdiam. Ia tak mampu berkata apa-apa lagi. Anaknya yang dulu sangat manja dan tidak bisa di atur. Sekarang ia sudah berhasil menghafal Al-Qur'an 30 juz secara keseluruhan.

"Kaila persembahkan ini untuk Almarhumah Ibu." lirih Kaila lagi.

-------

"Barang udah dimasukan semua ke mobil, nak?" tanya Ustadz Akbar.

"Udah bi."

"Jangan sampai ada yang tertinggal,"

"Iya Abi ...," jawab Kaila seraya tersenyum manis.

Kaila sebenarnya masih ingin tinggal di pesantren 1 atau 2 tahun lagi. Ia masih ingin belajar ilmu agama dan juga ia ingin merasakan jadi pengurus seperti mba Dhea. Mba Dhea kan setelah lulus ia tidak kemana-mana dan menjadi pengurus disini. Kaya Ustadz Rian juga sama. Pikirnya.

Tapi ia juga sangat ingin pergi ke Amerika, bisa belajar disana mengejar mimpinya sedari dulu untuk berkeliling dunia seperti idolanya Wirda Mansur.

"Assalamu'alaikum," pekik Dhea yang baru saja datang.

"Wa'alaikumussalam warahmatullah...," jawab Kaila dan Ustadz Akbar kompak.

"Hati-hati ya, jangan lupain Mba," mata Dhea tiba-tiba saja berkaca.

Kaila tersenyum, ia melangkah mendekat ke arah Mba Dhea-nya. "Mba ...," lirih Kaila. Ia memegang tangan Dhea erat. "Mba itu udah Kaila anggap kaya Kaka Kaila sendiri. Jadi gak mungkin Kaila lupain mba." ujarnya.

Dhea merengkuh tubuh Kaila. Ia benar-benar sedih akan kehilangan sosok lugu dan lucu yang menemaninya selama di pesantren ini. "Nanti sering-sering main kesini ya, Kay," ucap Dhea.

Ayat-Ayat Rindu [COMPLETED] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang