42

3.5K 168 14
                                    

Hallo guys....
Apa kabar buat kalian semua:)) semoga baik selalu;)) aamiin....

Gue gak pengen banyak cingcong kali ini;'v wkwkwk langsung aja:'v

Kalo ada typo benerin ya...

Happy Reading bosque....

"Jika kamu ingin menungguku untuk menyerah, maka kupastikan kau akan menunggu untuk selamanya"
~Faris~


Tok tok tok!

Terdengar suara ketukan pintu saat Kaila sedang menceritakan kenapa ia bisa pulang ke rumah kepada Abi-nya Ustadz Akbar.

"Assalamu'alaikum, Kaila."

Kali ini malah terdengar ucapan salam dari balik pintu itu. Kaila sangat mengenal suaranya. Itu adalah suara suaminya Faris. Sudah ia duga Faris pasti datang menemuinya.

"Abi buka ya?" tanya Ustadz Akbar.

Kaila hanya menggelengkan kepalanya pelan. Ia melirih dengan air mata yang tak pernah berhenti, "jangan, Bi. Kaila mohon."

"Tapi dia suami kamu, nak." Ustadz Akbar mengusap air mata Kaila dengan jarinya lembut.

"Bilang aja Kaila gak mau di ganggu Bi."

Ustadz Akbar sangat mengerti perasaan Kaila saat itu, ia hanya mengangguk pelan. Kemudian ia melangkah menuju pintu tersebut. Dan Kaila menjalankan kursi rodanya ke kamarnya sendiri.

"Assalamu'alaikum, Kaila." ucap Faris terus menerus.

Ustadz Akbar pun membuka pintunya, "wa'alaikumussalam." jawab Ustadz Akbar.

"Pak Ustadz," Faris mencium lembut tangan mertuanya itu. "Euu ... Kaila,.. Ada Ustadz?" tanya Faris sedikit ragu.

"Kaila sudah ada disini." kemudian Ustadz Akbar menepuk-nepuk pundak Faris pelan. "Kamu yang sabar ya, Ustadz harap kamu bisa mengerti perasaan Kaila untuk sekarang ini."

Faris menghela nafasnya, dan ia melihat Kaila di dalam sedang menjalankan kursi rodanya sendiri. "Itu Kaila, Kay! Mas mau ngomong." pekik Faris sedikit memohon.

Mendengar itu Kaila berhenti, dan menoleh kearah suaminya. Ia berteriak. "Mas, pulang aja! Mas gak bakal pernah bahagia sama Kaila!" kemudian Kaila melanjutkan kursi rodanya ke kamar.

"KAY! MAS BAHAGIA KAY! MAS MOHON SAMA KAMU, JANGAN SEPERTI INI!"

Ustadz Akbar berusaha menenangkan Faris, "lebih baik kamu pulang dulu. Biarkan Kaila tenang dulu. Dia bersikap seperti itu karena dia sedang terpukul. Ustadz harap kamu mengerti."

Faris pun mengangguk pasrah. Kemudian ia berpamitan dengan ustadz Akbar dengan wajah yang sama sekali tidak berbahagia. Ia tidak berhenti beristighfar, berharap semua ini akan segera selesai.

Selama perjalanan pulang ia tidak berhenti membaca surah Ar-Rahmaan. Surah yang menjadi mahar pernikahannya dengan Kaila. Ia melafalkannya dengan air mata yang terus menetes perlahan di pipinya.

****

Kini Faris sudah berada di rumahnya. Ia sedang di ruang tamu bersama Abi dan Umi-nya. Mereka sudah pulang sekitar 10 menit yang lalu. Faris pun sudah menceritakan apa yang sedang terjadi antara dirinya dan istrinya Kaila.

"Ini adalah ujian awal buat kalian,nak. Umi sebagai perempuan sangat mengerti perasaan Kaila sekarang. Kamu harus berusaha tenangin dia sekarang. Jangan lupa berdoa, minta sama Allah." ujar Ustadzah Maemunah kepada Faris.

Ayat-Ayat Rindu [COMPLETED] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang