12

3.8K 227 15
                                    

"Assalamu'alaikum..."

Satu kelas hening...

"Ris, ris, ris,..." pekik Aji, ia menarik-narik lengan baju Faris.

"Heuhhh..." sahut Faris singkat.

"Kaila ris, Kaila..." pekik Aji.

Merasa penasaran, Faris memindahkan pandangannya dari buku yang dibacanya, dan melihat kedepan kelas. Faris terkejut setengah mati, Kaila sangat cantik memakai Jilbab. Ini diluar ekspetasi Faris. Matanya tak berkedip melihat kecantikan Kaila yang sekarang.

"Astagfirullah...zinah mata ris." cerca Aji sambil menutup mata Faris.

"Astagfirullah.. " Faris tersadar dan kembali membaca buku yang tadi dibacanya.

Merasa risih dengan pandangan semua orang kepadanya, Kaila memilih duduk dibangkunya. Tentu saja Shinta teman sebangkunya itu juga mengalami shock yang sama seperti orang lain. Mulut Shinta tak menutup sama sekali, sepertinya Shinta sedang membuka peluang untuk lalat masuk.

"L-Lo siapa?" Tanya Shinta dengan wajah mlongo.

"Gue Kaila, Shin. Udah deh jangan parno gitu liatnya." jawab Kaila.

"Gak, gak mungkin, ini pasti mimpi, cubit gue! Cubit gue buruan!." ujar Shinta.

"AAWWWWWWW, Sakit bego!" cerca Shinta sambil memegang tangan kanannya.

"Katanya suruh cubit gimana si." pekik Kaila.

"Ya tapi jangan kenceng-kenceng juga!"

"Hehehe...ya maaf."

"Ok, Anak-anak buka buku paket halaman 124." suara Guru memotong pembahasan Kaila dan Shinta.

"Ok, setelah bel istitahat nanti, gue pengen introgasi lo." ujar Shinta.

"Iya iya.." lirih Kaila.

-----

Kriiiing*...

Bel istirahat berbunyi, guru-guru meninggalkan kelas dan kembali ke kantor. Murid-murid sebagian besar menuju Kantin. Ada juga yang ke perpustakaan, dan anak-anak nakal alias Bima and the geng, nongkrong di warung luar sekolah, apalagi kalau bukan merokok. Sedangkan didalam kelas tertinggal Kaila,Shinta,Aji dan juga Faris.

"Mau kemana Kay? Gue mau mulai introgasi nih." Pekik Shinta yang melihat Kaila berjalan menuju meja Faris. Kaila tak menjawab pertanyaan Shinta dan terus berjalan.

Kaila sampai didepan meja Faris, senyum Kaila merekah. Ia sudah tidak kesal lagi kepada Faris. Faris sudah membuatnya sadar dan berubah. Faris juga yang menolongnya kemarin dari berandal-berandal kamvret itu.

Ayahnya juga bilang bahwa dia tidak boleh kehilangan Faris, Faris laki-laki yang baik. Faris sudah membuatnya putus dengan Bima. Itu cukup membuktikan bahwa Faris adalah laki-laki yang baik untuknya, Faris sangat peduli dengan dirinya. Sepertinya Kaila sudah merasa bahwa dia mulai mencintainya.

"Ris Kaila tuh." ucap Aji memberi tahu, karena Faris sedari tadi menunduk ke arah buku.

"Heuhhh tau." lirih Faris singkat.

"Gak papa ji, gue tau maksud Faris nunduk." Ujar Kaila dengan senyum. Dan Aji hanya mengiyakan dengan senyuman aneh, sampai sekarang Aji memang belum percaya dengan Kaila yang ada dihadapannya sekarang.

"Ris, gue mau bilang makasih sama lo."

"Kemarin lo udah nolongin gue dari berandal-berandal itu, lo udah nganterin gue, lo juga udah nyadarin gue, dan gue bisa jadi seperti sekarang ini karena ucapan lo semalem. Gue minta maaf kalo gue belakangan ini jahat ke elo, soal bima juga. Makasih udah buat gue putus dari Bima, gue jadi terbebas dari pacaran. Gue mau ngucapin banyak banget terima kasih lo udah peduli sama gue." Ujar Kaila yang tanpa lepas senyum dibibir mungilnya.

Ayat-Ayat Rindu [COMPLETED] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang