31

3.3K 186 25
                                    

Selamat malam😇 semoga hari kalian menyenangkan.. Aamiin..

Kalo ada typo benerin yaa:))

Happy Reading....

Malam yang kelabu, diiringi isak tangis Kaila. Ia sangat menyesali perbuatannya. Entah harus bagaimana ia menjelaskan kepada Faris. Mungkin saja ia tak akan pernah termaafkan. Bodoh Kaila bodoh!

"Maaf, ini salah saya Ustadz." Rian menunduk menyesali perbuatannya. "Kalau saja saya tidak mengiyakan keinginan Kaila, mungkin tidak akan seperti ini jadinya," lanjutnya dengan penuh penyesalan.

"Ustadz Rian gak salah, Kaila yang salah," pekik Kaila dengan masih memeluk Dhea. Sedangkan Dhea hanya bisa terdiam dan tetap memeluk Kaila erat.

"Sudah-sudah, yang terjadi biarlah terjadi. Abi tau maksud Kaila memang baik, cuma caranya yang kurang baik," lirih Ustadz Akbar. "Abi telpon Ustadz Faqieh dulu ya, biar semuanya jelas." lanjutnya.

Kaila mengangguk pasrah, ia berharap Abinya bisa menjelaskannya dengan baik dan membuat Faris memaafkan Kaila.

Sejurus kemudian Ustadz Akbar meraih handphone untuk menghubungi Ustadz Faqieh dan menjelaskan semuanya. Tak lama telpon tersambung. Seluruh mata menatap Ustadz Akbar penuh pengharapan.

"Halo Assalamu'alaikum, Ustadz?"

...

"Iya baik Ustadz." Seketika raut wajahnya berubah sedih.

...
"Iya, Wa'alaikumussalam warahmatullah."

Ustadz Akbar meletakan handphone-nya di meja. Kemudian ia menatap Kaila cemas.

"Gimana Abi? Faris marah?" tanya Kaila ragu.

"Faris ... Dia membatalkan perjodohannya, nak."

Deg!

Pelupuk mata Kaila sudah dipenuhi cairan bening yang mengalir deras. Bagaimana mungkin ia harus menerima kenyataan ini. Ia kehilangan orang yang ia cintai karena kebodohannya sendiri.

"Ini salah saya!" pekik Ustadz Rian. "Saya harus bertemu Faris sekarang juga," ujarnya sambil berdiri.

"Jangan Ustadz, jangan bikin masalah ini tambah rumit," cegah Dhea.

"Saran Abi ... besok kalian kembali ke pesantren saja. Biar nanti Abi hubungi Ustadz Faqieh lagi. Untuk sekarang mereka tidak mau diganggu. Terutama Faris, ia sedang sangat tertekan."

Mereka semua hanya bisa mengangguk menuruti perkataan Ustadz Akbar. Tapi air mata Kaila tidak pernah berhenti menetes. Apa mungkin ia tidak akan pernah bersatu dengan Faris?

"Jika memang Faris dijauhkan dari hamba karena dia bukan jodoh hamba, Kaila ikhlas ... Tapi jika Dia memang jodoh hamba, tolong satukan kami sampai ke surgaMu ya Allah. Sungguh hamba tidak yakin akan mampu melewati semua ini," batin Kaila memohon.

-----

Keesokan harinya....

Disisi Lain Faris sedang mengotak atik Handphone-nya. Ia membuka whatsapp dan memilih tombol video call di kontak Aji dan Shinta.

"Halo, Assalamu'alaikum Shin, Ji?" lirih Faris ketika gambar Aji dan Shinta muncul.

"Wa'alaikumussalam, tumben banget VC? Ada apa ini?" pertanyaan Aji dan Shinta sama.

"Hari ini Gue mau ketemu kalian. Di cafe biasa. Penting!"

"Jam berapa?" tanya Aji.

"Iya tuh jam berapa? Gue lagi banyak konser nih," sahut Shinta

Ayat-Ayat Rindu [COMPLETED] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang