22

3.7K 219 23
                                    

Sebelum lanjut gue mau tanya dulu.
Gimana cover barunya?

Suka atau gak? Bagus yang sekarang atau yang sebelumnya? Jawab ya please:))

Ok kalau ada typo benerin ya guys:)

Happy Reading...

Langitan, Tuban-Jawa Timur, 10 Juni 2018.

Hari-hari yang sudah Faris lalui sebagai Santri di pondok pesantren Langitan Tuban-Jawa Timur harus selesai karena ia harus pulang ke Jakarta. Ia berpamitan dengan seluruh santri.

Padahal di sekolah formal Faris masih duduk dibangku kelas 2 SMA tapi ia sudah selesai pendidikan non formal disana atau biasa disebut ngaji kitab.

Hari ini Faris bersiap-siap untuk keberangkatannya ke Jakarta. Ia di jemput orang tuanya, ustadz Faqieh dan Ustadzah Maemunah.

"Kamu itu santri terbaik disini, tidakkah kamu ingin menetap disini beberapa tahun lagi, Faris?" Ujar pak Kyai pengasuh pondok pesantren saat Faris hendak pamit pulang.

"Nggih Yai, nyuwun sewu, tapi Abi sama Umi yang menyuruh Faris pindah ke Jakarta, untuk melanjutkan Sekolah disana. Faris nda bisa nolak Yai." ujar Faris dengan bahasa sesopan mungkin. Karena khidmat kepada Kyai itu barokahnya banyak.

"Kalau begitu, Yai nda bisa memaksa. Kamu hati-hati disana, jaga hafalanmu ya. Tetap rendah hati dan jangan takabbur."

"Nggih Yai."

Setelah berbincang lama dengan pak Kyai, Faris akhirnya pamit kepada beberapa temannya, ada satu teman satu penghafal Al-Qur'annya, teman satu perjuangannya, namanya Syahrillah Haical.

"Bro, Sampean serius mau pindah? Berarti nda ada lagi temen buat muraja'ah dong? Ah nda seru sampean cuk." Ujar Haical kepada Faris saat ia hendak membereskan barangnya di kamar santri.

"Mau gimana lagi? Abi sama Umi mau jodohin gue sama anak temannya. Kalau sudah perintah orang tua aku nda bisa nolak Kal." lirih Faris pasrah.

"Ya sudah, Lu jangan lupain gue ya bro! Gue akan selalu menjadi shohib lo." pekik Haical.

"Lagumu Cuk Cuk! Nda pantes kamu pake Lo Gue, Lidahmu lidah wong jowo." cerca Faris dengan nada sedikit tertawa.

"Loh nda papa, bentar lagi kan sampean juga bakal berbahasa lo gue, jadi gue sebagai Shohib lo ya gk? Gue harus ikutin bahasa lo." kali ini cara bicara Haical begitu lebay, meniru anak-anak alay gitoh. Membuat Faris tersenyum kecil karena tingkah Haical itu.

"Udah-udah, gue pamit. Sampai ketemu di Khairo ya Cal." Faris memegang bahu kanan Haical dan tersenyum manis.

"Iya Ris." jawab Haical.

Kemudian Faris pergi, ia harus segera ke mobil, Abi dan Umi nya pasti sudah menunggu lama. Tapi ketika Faris menuju mobil, langkah Faris terhenti. Ia melihat ke arah santri Putri.

Ia melihat seorang Santri putri, dengan kerudung biru muda sedang memandang ke arahnya. Tatapannya begitu sendu.

Faris tersenyum kepadanya, senyuman itu seperti senyuman penuh arti. Kemudian Faris melanjutkan langkahnya, memasukan barang-barangnya ke mobil. Kemudian berangkat meninggalkan pondok Pesantren yang sudah ia tempati sejak kecil.

--------------------

Jakarta, 12 Juni 2018.

Faris terus mendapatkan arahan dari Abi dan Umi-nya. Ia hanya menjawab iya dan menurutinya saja.

Ayat-Ayat Rindu [COMPLETED] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang