Di apartemen Irene.
"Huwaaaaaaa aunty jahat! Bella benci aunty!"suara tangisan Bella memenuhi apartemen tersebut.
"Sudah ku bilang aku akan menggantinya nanti"kata Yeri.
"Anieyo Bella mau punya Bella yang tadi! Dari oppa tampan, huwaaaaaa mommyyyyyy"jerit Bella dan semakin meledakkan tangisannya.
"Oppa tampan siapa sih?"Yeri bertanya-tanya. Jika seperti ini dia menjadi semakin bersalah. Dia tadi memang memakan Pringles milik Bella dan tidak mendengarkan larangan bibi.
Dan sekarang dia harus menanggung akibatnya karena setelah bangun tidur keponakannya itu menjerit dan menangis karena pringlesnya tinggal kalengnya saja."Bibi..."panggil Yeri lalu seorang wanita paruh baya mendekatinya.
"Ye non...
"Bibi tau tidak oppa yang di maksud Bella itu siapa?"tanya Yeri.
"Tidak non, mungkin orang yang menolong non Bella tadi"jawab bibi.
"Ah i see..."Yeri menganggukkan kepalanya mengerti.
"Huwaaaaaa mommy!"tangisan Bella semakin menjadi. Kalau sudah seperti ini siapapun tidak akan ada yang bisa memenangkan kecuali Irene.
"Bibi belikan yang baru saja ya non, kajja kita beli bersama-sama ne?"kata bibi itu lembut.
"Nooooooo!"jerit Bella sambil terus menangis.
"Berhentilah menangis Bell, aku janji nanti akan mencari oppa mu itu dan meminta pringles lagi untukmu, ahh mwoya? pokoknya aku akan mencari oppa tampanmu itu untukmu, jadi sekarang berhentilah menangis"kata Yeri lalu duduk di sebelah Bella.
"Jeongmal?"seketika Bella menghentikan tangisnya dan membuat Yeri memutar matanya malas tapi kemudian dia menghapus air mata keponakannya tersebut.
Yeri benar-benar merasa bersalah karena hidung dan mata Bella sudah sangat merah karena hampir satu jam dia menangis."Heol! Kenapa tidak dari tadi saja aku membujuknya seperti ini?"batin Yeri.
"Ne, and i'm sorry"kata Yeri lembut.
"Bella akan memaafkan aunty kalau aunty menemukan oppa itu"kata Bella.
"Memangnya siapa nama oppa itu?"tanya Yeri.
"Bella tidak tau, tapi oppa tampan punya motor yang bagus dan dia tampan dan baik dan imut seperti beruang"jawab Bella sambil tersenyum.
"Mwo?"Yeri terkekeh tidak percaya. Keponakan kecilnya itu sekarang sudah seperti remaja yang sedang jatuh cinta saja padahal dia sendiri belum pernah memikirkan cinta-cintaan.
"Hanya itu? lalu bagaimana caranya aku mencarinya Bella ah? kau namanya saja tidak tau..."kata Yeri dan membuat Bella kembali melengkungkan bibirnya ke bawah.
"A....anniya! Aku akan tetap mencarinya, jangan sedih lagi ne?"kata Yeri panik takut Bella menangis lagi, sebentar lagi Irene akan pulang dia bisa mati di kutuk menjadi es kalau ketahuan membuat keponakannya menangis.
"Bagaimana kalau sekarang kita mandi saja? mommy sebentar lagi pulang, kita buat bubble seperti kemarin, otte?"Yeri mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Okay..."jawab Bella dengan sisa-sisa isakanya lalu tersenyum.
"Moodnya cepat sekali berubahnya"batin Yeri.
"Berapa kali harus ku bilang jangan memanggilku aunty aku belum setua itu. Panggil aku eonni, EONNI"kata Yeri menekankan kata eonni.
"No! Aunty. AUNTY ERI"jawab Bella di akhiri dengan cengirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Bear
Fanfiction"Galak, dingin, tu..tua? Anniya dia masih terlihat sangat muda meskipun umurnya sudah tua. Ahh kurasa sekarang aku sedang jatuh cinta. Mungkinkah?" "Dasar bocah ingusan, menyebalkan!" "Berikan aku sedikit saja ruang di hatimu, maka aku berjanji akan...