"Seul kau tau kan kalau aku sudah makan?"tanya Irene karena Seulgi ternyata malah mengajaknya ke restoran dan memesan tteobokki.
"Iya"jawab Seulgi.
"Lalu kenapa kau mengajakku kesini?"tanya Irene.
"Aku yang akan makan, kau temani aku saja"jawab Seulgi santai.
"Mwo?"kesal Irene.
"Ya sudah kau boleh ikut makan, kepalaku pusing. Biasanya setelah makan makanan pedas akan hilang"kata Seulgi.
"Ck.kenapa tidak dari tadi saja mengajakku kesini? kalau aku nanti jadi gendut bagaimana? Ah mana bisa aku menolak makanan favoritku ini"kata Irene kesal sambil menatap tteobokki yang terlihat sedang menggodanya di depannya tersebut.
"Hahaha gwenchana kau tidak akan gendut hanya makan pizza dan ttaebokki saja. Tapi meskipun iya aku akan tetap menerimamu kok, aku menerimamu apa adanya"kata Seulgi.
Irene hanya berdecih.
"Aigoo percayalah padaku. Makanlah, ini enak sekali"kata Seulgi sambil menguyah lalu dengan berat hati Irene akhirnya ikut makan.
.
.
Setelah selesai makan Seulgi mengajak Irene ke cafenya.
"Sebentar ya, aku ambil barangku dulu atau kau juga mau ikut?"tanya Seulgi.
"Anniya, aku tunggu di sini saja"jawab Irene.
"Okay"Seulgi keluar dari mobil dan masuk kedalam cafenya.
Irene bisa tetap didalam mobil selama beberapa menit tapi karena Seulgi tidak kembali juga selama tiga puluh menit, dia akhirnya keluar dari mobil.
Saat masuk kedalam cafe tersebut Irene clingak-clinguk mencari keberadaan Seulgi sampai akhirnya salah satu waitersnya mendatanginya.
"Ada yang bisa saya bantu?"tanya waiters itu.
"Ah ne, aku mencari Seulgi"jawab Irene.
"Ah bos sedang ada di ruangannya, agassi bisa tunggu di sini sebentar"
"Anniya, aku tadi ke sini dengannya, di mana ruangannya? apa aku boleh melihatnya?"tanya Irene.
Irene bertanya tapi karena dia memasang wajah datarnya, waiters didepannya tersebut jadi merasa takut.
"A..ah begitu, jeosonghamnida kalau begitu mari ikut saya"waiters itu akhirnya mengantar Irene ke ruangan Seulgi.
"Ini ruangannya, kalau begitu saya permisi"kata waiters itu sambil membungkuk lalu pergi meninggalkan Irene.
Irene akhirnya membuka pintu ruangan kerja Seulgi tersebut tanpa mengetuk terlebih dahulu, dan dia langsung membulatkan matanya karena Seulgi sedang bertelanjang dada. Lebih tepatnya hanya mengenakan sport bra saja.
Seulgi dan Irene sama-sama membulatkan matanya karena kaget.
"Yha!"teriak Seulgi.
"Mi..mianhae..."kata Irene lalu dengan cepat dia membalikan badannya.
"Kenapa kau tidak mengetuk dulu?! haishh jinjja"kesal Seulgi lalu memakai kaosnya kembali.
Sebenarnya Seulgi tadi berniat mengganti kaosnya saja, dia memang memiliki pakaian ganti di cafe karena untuk berjaga-jaga saat bekerja di cafe. Tapi saat membuka kaosnya dia menyadari luka membiru di perutnya jadi dia mengobatinya.
"Mi..mianhae, lagipula kenapa kau melakukan itu di kantor sih? memangnya tidak bisa dirumah saja"kesal Irene.
"Kalau kau tadi mengetuk pintu dulu, kau juga tidak akan melihatku begini. Berbaliklah aku sudah selesai"kata Seulgi sambil merapikan kotak obatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Bear
Fanfiction"Galak, dingin, tu..tua? Anniya dia masih terlihat sangat muda meskipun umurnya sudah tua. Ahh kurasa sekarang aku sedang jatuh cinta. Mungkinkah?" "Dasar bocah ingusan, menyebalkan!" "Berikan aku sedikit saja ruang di hatimu, maka aku berjanji akan...