Di ruangan kerja Irene.
"Mwo? calon tunangan? Cih dasar wanita tidak tau malu!"kesal Irene.
Irene menyenderkan punggungnya di bangkunya sambil memijit pelipisnya. Wanita bermarga Bae itu terus menarik dan membuang nafasnya dengan kasar mencoba menetralisir emosinya.
Irene kesal, sangat kesal karena pertemuan yang tidak diinginkannya dengan Krystal. Dan karena dia tidak menyembunyikan wajah kesalnya tersebut semua orang di kantornya tau kalau sang CEO mereka itu sedang dalam mode esnya sekarang.
Bahkan Joy yang bisa di bilang sahabatnya saja tidak berani menegurnya.Wanita bermarga Park itu sejak tadi mondar-mandir di depan pintu ruangan kerja Irene karena tidak berani mengetuknya. Padahal dia hanya ingin mengajaknya makan siang tapi dia setakut itu jika Irene sedang dalam mode esnya.
"Ketuk tidak ya?"gumam Joy sambil mengigit ujung jempolnya tanpa sadar. Dia menarik dan menghembuskan nafasnya beberapa kali lalu benar-benar hendak mengetuk pintu, tapi saat baru saja dia mengangkat tangannya hendak mengetuk tiba-tiba saja suara seorang laki-laki menghentikannya.
"Sekretaris Park?"panggilnya dan membuat Joy menoleh ke arah laki-laki yang memanggilnya.
"Ye?"
"Saya diminta tuan muda mengantarkan ini untuk sajangnim"kata laki-laki tersebut sopan sambil menyerahkan sebuket bunga kepadanya.
"Uh? dari Seulgi?"tanya Joy sambil menerima bunga tersebut.
"Kalau begitu saya permisi"kata laki-laki itu seraya membungkuk hormat.
"Ye, terima kasih"kata Joy seraya membungkuk juga.
Joy menatap bunga di tangannya sambil tersenyum.
"Aigoo romantis sekali"gumamnya lalu dia akhirnya benar-benar mengetuk pintu Irene."Masuk"kata suara samar Irene membuat Joy akhirnya masuk ke ruangan tersebut.
Joy menelan ludahnya saat masuk kedalam ruangan tersebut dia melihat Irene masih memunggungi pintu dan menatap ke luar jendela sambil menyilangkan tangannya di dadanya.
"Kenapa jadi dingin begini"gumam Joy merasa merinding."Sa..sajangnim?"
Irene masih diam.
"I...ini ada kiriman untuk anda"kata Joy.
Irene akhirnya menoleh ke arah Joy.
"Dari siapa?"tanyanya datar lalu Joy menghampiri Irene dan menyerahkan bunga tersebut sambil tersenyum."Dari tuan muda"jawab Joy.
Irene menerima bunga tersebut lalu membaca note yang tertempel di sana.
Aku sudah merindukanmu. Jangan lupa makan siang dan jangan lembur ya...
I love you my bunny.
Perlahan bibir Irene tertarik ke atas membentuk sebuah senyuman dan itu membuat Joy yang melihat itu juga ikut tersenyum. Mungkin lebih ke perasaan leganya karena suasana mencekam tadi langsung hilang begitu saja saat Irene akhirnya tersenyum.
"Gumawo Seulgi ya kau telah menyelamatkanku"batin Joy.
Irene menghirup wangi bunga pemberian kakasihnya itu tanpa menghilangkan senyuman di wajahnya.
Namun beberapa detik kemudian dia menghilangkan senyumannya dan menoleh ke arah Joy yang sedari tadi memperhatikannya sambil meringis ke arahnya."Yha sedang apa kau masih disini?"tanya Irene dan membuat Joy langsung kelagapan.
"Ekhem! Itu eon...sajangnim, tidak mau makan siang?"tanya Joy kikuk lalu menundukan kepalanya karena takut melihat wajah datar Irene lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Bear
Fanfiction"Galak, dingin, tu..tua? Anniya dia masih terlihat sangat muda meskipun umurnya sudah tua. Ahh kurasa sekarang aku sedang jatuh cinta. Mungkinkah?" "Dasar bocah ingusan, menyebalkan!" "Berikan aku sedikit saja ruang di hatimu, maka aku berjanji akan...