Jam 10 pagi , di mobil.
Seulgi dan Irene sekarang sedang di perjalanan menuju ke rumah sakit untuk memeriksakan Bella.
Namun sebelum sampai di rumah sakit, Bella sudah ketiduran di pangkuan Irene di bangku penumpang."Cepat sekali tidurnya. Apa karena obat yang diminumnya tadi?"kata Seulgi sambil fokus menyetir.
"Mungkin. Tapi mungkin juga karena kekenyangan pancake buatanmu tadi"kata Irene dan membuat Seulgi terkekeh.
"Geundae, kau serius tidak apa-apa tidak kuliah hari ini?"tanya Irene.
"Gwenchana, lagi pula aku sudah ijin kalau aku tidak akan kuliah sampai kau dan Bella benar-benar sembuh"jawab Seulgi sambil tersenyum.
"Jinjja? kau ijin dosenmu?"tanya Irene.
"Anniya, aku ijin orang tuaku"jawab Seulgi membuat Irene berdecih lalu Seulgi tertawa pelan.
Irene ikut terkekeh pelan.
"Sebenarnya kalau kau kuliah juga tidak apa-apa bear, aku bisa kok menjaga diri sendiri dengan Bella saat kau sedang kuliah"kata Irene."Aku tidak aka membiarkan itu terjadi. Kau kan juga masih sakit, bagaimana kalau kau nanti tidak sembuh-sembuh? Percayalah dengan kekasihmu ini hmm? kekasihmu ini sangat pintar, tidak masalah kalau hanya tertinggal beberapa pelajaran saja"kata Seulgi menyombongkan dirinya membuat Irene berdecih kembali sambil memutar matanya lalu tersenyum.
.
.
10 menit kemudian.
Mereka akhirnya sampai di rumah sakit.
"Sebentar ne..."kata Seulgi setelah mematikan mobilnya lalu dia keluar dari mobil terlebih dahulu.
Seulgi membukakan pintu untuk Irene lalu dia mengambil alih Bella ke gendongannya perlahan baru setelah itu mereka masuk rumah sakit tersebut.
Karena memang Seulgi sudah membuat janji dengan Dokter Park jadi Bella bisa langsung melakukan pemeriksaan tanpa harus mengantri dahulu.
Meskipun ada sedikit kendala dengan drama tangisnya Bella yang merasa takut tapi akhirnya berkat bujukan Seulgi, anak itu akhirnya mau melakukannya juga.
Setelah menunggu hingga hampir dua jam lamanya akhirnya hasil ronsen Bella keluar juga.
Seulgi dan Irene tak henti-hentinya berdoa di dalam hati saat Dokter Park memanggilnya ke ruangannya untuk membacakan hasilnya."Bagaimana dok?"tanya Seulgi saat melihat Dokter masih diam memperhatikan foto ronsen punggung Bella.
Irene menggenggam tangan Seulgi erat di bawah meja. Sungguh mereka sangat takut, di tambah lagi dengan ekspresi wajah dari Dokter Park yang tidak bisa mereka tebak tersebut.
Dokter Park menatap Irene dan Seulgi lalu tersenyum.
"Tidak ada keretakan, semuanya aman"Seulgi dan Irene menghela nafasnya lega lalu tersenyum.
"Anni kalau tidak apa-apa kenapa memasang wajah seperti itu? membuatku takut saja. Haishh pak tua ini benar-benar"kata Seulgi membuat laki-laki paruh baya itu terkekeh.
Irene kaget karena tiba-tiba Seulgi berbicara informal dengan Dokter Park.
"Si kecil baik-baik saja, aku akan memberikan resep salep dan obat untuk memarnya. Kalau bisa jangan memakaikan baju yang terlalu ketat dulu untuknya...
"Ne, gumawo dok"kata Seulgi.
"Hmm, ini resepnya dan sampaikan salamku untuk mommy dan daddymu hmm?"kata Dokter Park sebelum benar-benar menyerahkan resep itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Bear
أدب الهواة"Galak, dingin, tu..tua? Anniya dia masih terlihat sangat muda meskipun umurnya sudah tua. Ahh kurasa sekarang aku sedang jatuh cinta. Mungkinkah?" "Dasar bocah ingusan, menyebalkan!" "Berikan aku sedikit saja ruang di hatimu, maka aku berjanji akan...