_01_

930K 73.4K 25.9K
                                    

"Bi, jangan bilang kalo kamu lagi sama vanya. Kamu tega buat aku nunggu? disini-" hujan bi...

"Ghe aku tutup ya, mama bilang vanya diomelin lagi sama tante ririn."

Tutt... Tutt...

°°°

Pagi ini ghea tidak masuk sekolah. Ia terkena demam karna hujan-hujanan semalam. Silahkan caci maki ghea yang masih saja mau di bodoh-bodohin sama cowo sendiri.

Tapi kalian ngga bisa menampik kan kalo Cinta itu buta? Bahkan kadang yang pernah diselingkuhin pun masih mau nerima dia balik.

Sama halnya dengan ghea.

Bagi ghea, abi itu pelitanya. Ngga ada lagi tempat ghea bergantung selain abi. Abi nya aja yang ngga sadar. Titik fokus abi itu vanya, bukan ghea yang notaben pacarnya.

Ghea sama abi sudah ngejalanin hubungan hampir satu tahun. Tapi ya gitu, ngga ada satupun sikap abi yang berubah. Ghea selalu jadi yang kedua.

Vanya itu sahabat abi dari kecil. Rumah mereka tetanggaan. Abi bilang, kadang vanya itu di marahin bahkan sampai di pukul sama ibunya.

Ghea ngga ngerti dan ngga mau tau. Bohong kalau ghea ngga sakit hati. Siapa sih yang ngga sakit kalo pacar sendiri lebih peduli sama cewe lain? Sekalipun cewenya itu sahabatnya, tetep aja kan? Terlebih tuhan maha membolak-balikkan hati manusia.

Ghea menarik selimutnya. Ia kedinginan. Pembantu rumahnya tengah berlibur untuk beberapa hari, jadi ia tinggal sendiri saat ini. Oh orangtuanya tengah berada dibelahan bumi lain. Tengah bekerja dengan kesenangan masing-masing.

Ponsel ghea terus menyala sedari tadi, ghea tau siapa yang menelponnya. Abi. Ghea kesal sendiri jadinya. Akhirnya ia memilih melempar handphone ke lantai yang beralaskan karpet lembut dan kembali tertidur.

°°°

Abi berlari menuju kamar ghea. Ia baru saja pulang sekolah dan langsung menuju ke rumah ghea. Guru bilang ghea sakit, awalnya abi tidak percaya. Namun ketika tiba dirumah ghea, satpam penjaga rumah ghea bilang kalo ghea memang sedang sakit.

Dalam kamar ghea, abi menemukan ghea yang tengah meringkuk kedinginan. Abi beranjak, ia duduk di tepi ranjang. Tangannya menepikan helaian rambut ghea yang menutupi wajah cantiknya. Abi mengusap pelan kening ghea yang berkeringat.

Hangat.

Abi menghela nafas. Ia berniat keluar mencari makanan untuk ghea, namun tangan ghea menahannya. Abi menoleh, tatapan sayu dari ghea membuat abi terenyuh.

"Jangan pergi" lirih ghea.

Abi kembali ke tempatnya, ia mengangguk dan menyamakan tingginya dengan tubuh ghea yang masih berbaring.

"Kenapa bisa demam?"

"karna nunggu kamu." Jujur ghea.

"nunggu aku?"

"iya, semalem kan harusnya kamu sama aku bi. Tapi kamu malah sama vanya."

"ghe-"

"Mau minta maaf? iya gapapa."

"maaf."

Mata ghea terasa panas. "maaf aja terus bi. Yang pacar kamu itu aku atau vanya sih bi?"

"ghe-"

"kamu mau bilang karna vanya kurang kasih sayang? Karna dia kayak adik kamu? Terus aku apa bi kalau gitu?"

"maaf," abi menundukkan kepalanya.

Ghea menghela nafas, ia merentangkan tangannya. "sini."

Abi dengan cepat menarik ghea ke dalam dekapannya. Ia mengusap rambut ghea dengan lembut. "maaf ghe."

Ghea mengangguk. Begitulah seorang ghea, terlalu mudah memaafkan. Dan begitulah hubungan keduanya, ghea akan selalu mengalah karna enggan membuat masalah semakin besar.

Setelah pelukan di lepas, abi menatap ghea. "Jangan ujan-ujanan malem lagi ghe," pinta abi.

"tapi janji jangan kayak gitu lagi?"

Abi tersenyum lalu mengangguk.

'bullshit banget bi.' -ghea.

AbigheaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang