_19_

494K 55.4K 12.9K
                                    

Sudah hampir setengah jam ghea terlelap dengan posisi menelungkupkan kepala diatas meja.

Guru biologi baru saja memasuki kelas, ami sudah mencoba membangunkan ghea tapi ghea tampak amat lelap.

"Siang semua, hari ini kita jadi belajar di lab ya." bu Nirmala tampaknya baru menyadari jika ada muridnya yang tertidur.

"Ami, ghea kenapa?" tanya bu nirmala pada ami.

Ami tampak gelagapan, ia menggigit bibir bagian dalamnya. Ia menggaruk rambutnya yang tak gatal. "Em, em, anu, eh itu bu, em apa namanya, ghea sakit, iya ghea sakit bu. Tadi dia ngeluh pusing sama saya bu."

Setelah melihat bu Nirmala mengangguk paham ami baru menghela nafasnya. "Yaudah, biar dia istirahat aja, kalo ngga kamu bawa ke uks aja. Nah yang lain, silahkan menuju lab biologi sekarang. Jangan lupa jas lab nya dipake, yang ngga bawa jangan berani ikut pelajaran ibu."

"Siap bu" koor teman sekelas ghea.
Setelah semua berlalu, ami ikut keluar, ia menuju kelas abi. Tadi ketika coba menelponnya abi tidak mengangkat, mungkin sedang ada guru.

Ami yang menenteng jas lab nya menyembulkan kepalanya ke dalam kelas abi, tidak lupa ia meminta ijin ke guru untuk memanggil abi.

Beberapa teman kelas abi menyorakkan nama Farhan, Farhan sendiri mengangkat sebelah alisnya pertanda bertanya. Ami melirikkan matanya sebagai jawaban.

Abi ijin keluar pada guru yang mengajar. "Kenapa mi?" tanyanya pada ami setelah berada diluar kelas.

"Tadi aja jamnya bu Nirmala, ghea malah tidur-"

"Terus dia dihukum?" abi memotong ucapan ami.

Ami menghela nafas jengah. "Dengerin dulu napa."

Abi menunjukkan cengirannya. "Iya-iya"

"Dia keliatan ngantuk banget. Yaudah gue bilang aja dia sakit. Bu Nirmala suruh bawa ke uks mungkin karna ngiranya ghea sakit beneran, nah siswa yang lain lagi pada di lab bio. Jadi mau lo temenin atau biarin aja dia sendiri? Ada praktik hari ini, gue gabisa cabut"

Abi mengangguk mengerti, ia meraih ponselnya dan tampak mengetik sesuatu. Lalu tak lama ia kembali menatap ami. "Biar gue yang jaga, lo ke lab aja. Thanks ya mi."

"Sans, yaudah jagain temen gue ya."

"Siap."

Setelah ami berlalu abi berjalan ke kelas ghea. Benar, saat dirinya masuk ke dalam kelas ghea masih tertidur dan seorang diri didalam kelas. Abi duduk di kursi depan ghea, keduanya hanya terhalang meja yang biasa ghea gunakan untuk menulis.

Abi menyingkirkan helaian rambut yang menghalangi wajah ghea. Ghea tampak cantik, seperti biasanya. Gadis itu selalu terlihat apa adanya. Abi memangku dagunya dengan tangan kanannya, menatap ghea lamat-lamat.

Abi rasa ia tidak salah menempatkan perasaannya pada ghea. Ghea yang menarik perhatiannya semenjak ia tak sengaja menatap bola mata gadis itu yang berseri. Senyum abi terbit, ghea terlalu berharga untuk disakiti. Abi takut, banyak sikapnya selama ini yang tidak ia sadari telah menyakiti ghea.

Ghea mengerjap ringan, ketika ia mendongak, matanya bertemu langsung dengan mata abi. Ghea menghela nafas, "kok disini bi?" tanya ghea dengan suara serak khas bangun tidur.

"Nemenin kamu."

"Yang lain pada ke lab ya," Ghea kembali memejamkan matanya, namun tidak tertidur. "Pindah sini bi."

Abi bangkit dan duduk disebelah ghea. Ghea mengangkat kepalanya dan menyandarkan kepalanya di pundak abi. Ia masih mengantuk, semalam ia baru bisa tertidur pukul tiga karna mimpi buruk.

"Ngantuk banget ghe, tumben?"

"Baru tidur jam tiga." sahut ghea lirih.

Abi mengelus rambut ghea. "Kenapa? Kok bisa?"

"Nightmare"

Abi hanya menganggukan kepalanya. "Pinjem handphone dong ghe."

Ghea memberikan ponselnya secara cuma-cuma. Ia kembali memejamkan matanya disandaran abi. Abi sendiri mulai berselancar di ponsel Ghea. Setelah bosan membuka instagram, abi membuka salah satu aplikasi chatting, tepatnya membuka ruang obrolan ghea dengan ami.

Abi bukan tipe cowo yang posesif sebenarnya. Ia juga memberi ghea kebebasan untuk berteman dengan siapa saja. Cuma yang membuat abi penasaran adalah chat yang waktu itu pernah ia lihat.

Kerutan kening abi semakin terlihat kala ia menyelami chat ghea dengan ami semakin dalam. Matanya membulat ketika mengetahui satu fakta.

Rio yang mendorong ghea ke kolam? Beo abi dalam hati.

Rahang abi mengeras, tatapan matanya berubah tajam, ia menatap ghea yang tengah terlelap. Pantas saja ghea mengalami mimpi buruk, traumanya kembali. Setau abi, ghea berusaha keras menyembuhkan traumanya yang bahkan abi tak tau alasannya. Berani sekali Rio mengusik ghea? Abi mengepalkan tangannya. Ia harus berbicara pada Rio kali ini.

°°°

Anggota inti enfant sudah dikumpulkan termasuk vanya. Raut wajah mereka tampak bertanya-tanya. Tidak biasanya abi mengumpulkan mereka seperti ini. Abi juga tampak bungkam pada mereka seharian ini.

"Kenapa bi?" suara Fajar memecah keheningan.

Abi menghela nafas, "kalian masih sulit maafin ghea?"

Mereka semua memutar bola mata. Ghea lagi.

"Kenapa lagi tu cewe? Ngadu macem-macem?" suara dion sudah terdengar malas.

Abi mengepalkan tangannya. "Kenapa usik ghea?" abi menekan nada bicaranya.

"Salah dia udah usik enfant." rio membuka suaranya.

"Usik apa? Apa yang nggak gue tau?" abi menarik kerah Rio. Atmosfer disana terasa panas. Mereka bangkit mencoba menahan abi dan Rio.

Rio tersenyum miring. "Dia dengan lancangnya labrak vanya kemarin."

"gue tanya sama lo yo, gue tau lo sayang sama adik lo. tapi gue yakin lo ada disana bahkan waktu vanya nemuin ghea, ghea main kasar ngga? Ghea buat vanya lecet ngga? Ghea Cuma ngungkapin apa yang dia rasa, ghea Cuma mau ngomong sesama cewe sama vanya. Lo buta atau gimana?"Abi berdecih, menjeda ucapannya.

Abi hanya tak menyangka fikiran Rio sedangkal itu. "apa harus lo dorong dia ke kolam? Lo semua nggak tau kan kalo ghea punya trauma? Ini bukan karna ghea nggak bisa renang. Ini karna ghea punya trauma. How dare you are? Saat ghea berusaha sembuh dari trauma yang ngeganggu dia dan sekarang kalian usik lagi? Ghea perlu waktu lama buat sembuh bangsat."

Abi melepas tangannya di kerah Rio. "Gue tau, kalian ngga suka sama ghea. Gue tau kalian masih marah sama ghea. Kalian ga rela ghea jadi milik gue, tapi tolong jangan secetek itu pemikiran kalian. Gimana pun, ghea cewe gue. Mau kalian suka, mau kalian ga suka pun, itu bukan urusan gue. Jadi tolong, jangan usik ghea terlalu jauh apalagi bawa-bawa trauma dia. She's mean everything for me."

Abi menarik tasnya, ia keluar dari markas dengan perasaan kalut.

Teman abi yang berada dalam markas terpaku melihat kepergian abi. Rio mengepalkan tangannya, ia menatap pintu tempat dimana punggung abi menghilang. "Anjing"

°°°

Abi Abi, untung author sayang. Coba kalau ngga, udah dibuat adegan dibuang ke kali kayaknya.

Wkwk ngga bercanda.

Akhirnya abi sadar teman-teman, eits tenang saja, ada badai setelah hujan.

Ehh, ada pelangi setelah hujan deh, tapi kali ini plesetan aja dulu.

Vote dulu baru up lagi nih ya.

Masa yang baca 3k yang vote ga ampe 1k:(

Yuk vomment dulu.

See you next part.

ChelseaKarina.

Kamis, 02-04-2020

AbigheaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang