Ghea pulang cukup larut setelah dari taman. Ia masuk ke dalam rumah dengan riang, matanya memperhatikan kupon yang diberikan abi tadi. tanpa ghea sadari, seseorang menatap ghea dengan tatapan tajam.
"jam berapa ini ghea?"
Ghea mengangkat kepalanya, ia hampir saja menjatuhkan kupon milik abi saking kagetnya. "a-ayah?"
Ghea mendekat, ia menatap ayahnya dengan raut bahagia. Baru saja hendak memeluk ayahnya, ayahnya malah mundur.
"sudah malam, sebaiknya kamu tidur."
Gio, ayah ghea, berlalu begitu saja. Ghea meremat tangannya, ia menatap kepergian ayahnya dengan pilu.
'sampai kapan yah?'°°°
Ghea turun dengan sedikit lunglai, semalam ia hanya tertidur beberapa jam. Ghea tidak bisa menyembunyikan senyumnya ketika melihat ayahnya tengah duduk anteng di meja makan. Sudah lama ghea tidak sarapan bersama.
Ghea duduk di hadapan ayahnya, sebelumnya ia meletakkan tasnya di kursi kosong."morning yah," ghea menatap gio, ia jadi rindu kebiasaannya yang selalu mengecup pipi gio sebelum sarapan.
Ghea menghela nafas, ia harus membiasakan diri sepertinya. Ghea menarik piring yang sudah terisi nasi goreng, ia menyantap sarapannya dengan pelan.
"ayah berapa lama di Indonesia?" ghea tidak bisa menahan untuk tidak bertanya.
"tiga hari."
Ghea mengangguk, ia tersenyum diam-diam. "ayah jalan yuk?"
Gio mengerutkan keningnya.
"ng-ngga hari ini kok yahh, sebelum ayah balik lagi ke luar. Ya?"
Gio hanya diam,
"ayah Cuma diem artinya iya, sini tangan ayah."
Lagi-lagi gio hanya diam tak bergeming. Ghea berdecak, ia menarik tangan ayahnya untuk di ajak pinky promise.
"udah janji pokoknya." Ghea tersenyum bangga. Ia lalu menghabiskan sarapannya dengan cepat.
Setelah mendapat pesan dari abi, ghea meraih tasnya. "aku berangkat yah, have a nice day."
°°°
Seperti biasa abi mengantarkan ghea ke depan kelasnya. Ghea berdecak karna lagi-lagi penampilan abi berantakan. Ghea membuka tasnya dan menyerahkan dasi untuk abi gunakan.
"Jangan tidur pas jam pelajaran ya ghe, kalo ngantuk ke uks aja." saran abi melihat raut sayu milik ghea.
Ghea mengangguk, ia berjalan masuk. Semua teman kelasnya menatap prihatin ke arah ghea. Ghea bingung, ia berjalan ke arah mejanya yang dipenuhi sampah. Ghea mengumpulkan satu persatu lalu membuangnya ke tempat sampah.
Ghea juga mengelap meja dan kursinya menggunakan tissu dan menyemprotkan parfumnya agar teman kelasnya tidak terganggu bau sampah.
Ada satu kertas yang terselip dikolong meja.
Ghea mengepalkan kedua tangannya ketika mengetahui siapa yang menulis pesan untuknya. Ghea meraih ponselnya, ia mengetik pesan untuk seseorang.
Temuin gue di lapangan indoor pulang sekolah.
Setelah mengirim pesan, ghea keluar dari kelas. Ia kehilangan moodnya untuk belajar. Ghea melamun ketika berjalan di koridor, beberapa kali ghea di tabrak oleh orang yang berlalu lalang. Ghea membawa langkahnya menuju halaman belakang sekolah yang jarang di kunjungi.
Ghea duduk di salah satu kursi usang, ia memejamkan matanya sejenak. Mencoba meredakan amarah yang tertahan semenjak semalam.
Kalau boleh jujur, ghea tidak baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abighea
Teen FictionAbi sayang ghea, abi juga sayang vanya. Walaupun sayang abi pada vanya hanya sebatas teman, terkadang ghea sering merasa tidak berarti karna perlakuan abi yang selalu mengutamakan vanya. Ingin tau rasanya jadi perempuan yang pacarnya lebih mementin...