_39_

564K 55.3K 22K
                                    

"Woy ngaku siapa yang ngata-ngatain gue kemarin!" - Abi

Author left the story. *ngumpet di semak-semak*

°°°

Ghea memberikan segelas air putih pada abi, suasana mendadak canggung di antara keduanya - ah mungkin hanya untuk ghea. Karena abi terlihat biasa-biasa sejak berada di apartemen ghea.

Tolong garis bawahi ya, ghea hanya merasa berterima kasih pada abi karena sudah menolongnya.

"Santai aja sih ghe." tutur abi karena melihat ghea hanya terdiam sambil menundukkan kepalanya.

Ghea mengangkat kepala, "t-tadi itu gu-gue, kebetulan, harusnya gue-"

"Iya iya." abi menatap ghea dalam. "Gue tau keadaannya mendesak."

Ghea langsung memasang wajah. 'Nah itu lo tau.'

Abi mendengus. "Tidur deh mending, udah malem."

Ghea menurut, ia bangkit meninggalkan abi. Ghea merebahkan tubuhnya, ia menarik selimut sebatas dada. Ghea memejamkan matanya, berusaha memasuki alam mimpi. Berulang kali mengubah posisi, nyatanya ghea tidak bisa tertidur.

Ghea melepas selimut yang membalut tubuhnya, ia mengubah posisinya menjadi duduk. Matanya menatap jam di dinding, setengah dua belas. Ghea tebak, abi pasti sudah pulang.

Sayangnya dugaan ghea salah, ketika pintu kamarnya terbuka dan menunjukkan abi yang tengah bersedekap tangan di sana.

"Kenapa? Nggak bisa tidur?" tanya abi sambil menyalakan lampu utama kamar ghea.

Ghea hanya mengangguk sekali. Tanpa permisi, abi melangkahkan kakinya memasuki kamar ghea. Ia duduk di tepian kasur ghea. Ghea langsung menggeser tubuhnya, menjaga jarak aman.

"Tidur buruan, nanti gue pulang kalau lo udah tidur."

Lagi-lagi ghea menurut, ia berusaha memejamkan matanya dengan perasaan lebih tenang kali ini.

Abi tersenyum diam-diam kala mendengar deru nafas teratur yang menandakan ghea sudah terlelap. Tangan abi terulur menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah ghea.

Abi menghela nafas. "Lo tau ghe? Hampir aja tadi gue melakukan hal bodoh yang mungkin akan gue sesali seumur hidup."

"Makasih karena hadir di kehidupan seorang abi yang berengsek ini ya ghe. Kedepannya, mari berbahagia bagaimana pun hubungan kita nanti. Yang harus lo tau saat ini, gue sayang banget sama lo ghe. Setidaknya, izinkan gue untuk memperjuangkan hubungan yang dulu gue sia-siakan. Selamat malam, kesayangannya abi." abi menarik tangannya, merapikan selimut yang ghea kenakan, lalu beranjak meninggalkan kamar ghea.

Aku juga bi, sayangnya semua nggak semudah yang kamu bayangkan. Iya, mari berbahagia bagaimana pun hubungan kita nantinya. Selamat malam juga, abi.

°°°

"Mba ghea." seruan satpam apartemen membuat langkah ghea terhenti.

Ghea tersenyum sopan, "iya pak?"

"Ini ada paket atas nama mba ghe." satpam tersebut mengulurkan amplop putih berukuran lumayan besar.

Ghea menerimanya, "dari siapa ya pak?"

"Itu alamatnya tertera di situ mba."

Ghea lantas mengangguk, "terimakasih banyak ya pak, saya permisi."

Ghea berlalu menuju unit apartemennya. Ia membaca alamat yang tertera di luar surat ketika berada di lift. Alamat rumahnya, tidak salah lagi.

Karena penasaran, ghea sedikit bergegas. Di unit apartemennya, ghea meletakkan tasnya lalu membaca seksama isi surat tersebut.

AbigheaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang