Abi menghela nafas kasar, pasti ada suatu alasan ghea pergi.
Dion meninju pelan pundak abi. "Udahan dong marahnya."
Abi menoleh. "Udah? Gue nunggu kalian minta maaf sama ghea dulu."
Reza menggeram, "lo tau kan bi, minta maaf sama ghea itu suatu hal yang mustahil untuk kita?"
"Apa susahnya sih, cuma minta maaf doang. Gue ngga minta muluk-muluk, minta maaf juga cukup."
"Bi, sadar ngga sih? Semenjak lo deket sama dia, lo berubah. Seolah-olah lo lupa sama kejadian dua tahun yang lalu bi. Lo lupa hah?"
Abi menendang meja yang ada dihadapannya. "Itu-itu terus yang kalian bahas. Kapan dendam kalian berakhir sih?"
Rio menarik kerah abi, ia tak bisa tinggal diam. "Lo mau gue cap pengkhianat bi? Selama ini gue udah cukup sabar biarin lo sama ghea. Tapi lo ngga bisa nutup fakta kalo ghea yang udah buat rafa pergi."
"ghea nggak salah apa-apa yo. Gue sama ghea deket setelah ghea nggak dekat lagi sama rafa, ghea nggak ada niat mecah enfant" abi membela ghea, matanya menatap tajam ke arah Rio.
Rio memukul abi, keduanya terlibat perkelahian. Tentu, rio lebih dominan. Tidak ada yang berniat memisahkan. Mereka hanya ingin abi sadar bahwa ghea adalah penghancur semuanya.
Abi terkapar tak berdaya. Rio duduk disebelah abi yang masih memiliki sisa-sisa kesadaran. Tatapan rio menerawang jauh.
"Lo tau kan bi, rafa itu udah kaya adik buat gue. Dia anggota paling muda disini. Kita selalu jagain dia. But then, ghea ngerusak semuanya. Gue cukup sabar waktu denger lo jadian sama dia, tapi makin kesini lo makin ngga terkendali bi. Lo seolah lupa gitu aja sama rafa. Cewe kaya dia ngga pantes ada dilingkup enfant bi."
Rio mengangkat kepalanya, "gue kasih lo waktu sampe besok, lo pilih ghea atau enfant Sekarang terserah, kalo emang lo pilih ghea, silahkan keluar dari enfant." rio bangkit dan meninggalkan markas.
Fajar, dion, dan Farhan serentak membantu abi. Mereka membawa abi ke sofa. Arga dengan sigap menghubungi dokter pribadi keluarganya.
°°°
Aku mau ketemu bsok pulang sekolah
Ditaman.Kenapa bi?
Dateng aja.
Itu pesan yang abi kirim tadi malam. Tidak biasanya abi seperti itu. Saat ghea mengunjungi kelas abi pun abi sudah pergi terlebih dahulu. Seharian ini sikap abi sangat berbeda. Seperti bukan abi.
Ghea meremat rok sekolahnya saat melihat tubuh abi yang membelakanginya.
"Abi?"
Abi menoleh dengan raut datar, tatapan matanya juga hampa, seolah tidak ada lagi kehidupan disana.
"Aku mau minta maaf.""Untuk?" bingung ghea, jelas saja tanpa ada sebab tiba-tiba abi meminta maaf.
Abi membuang pandangannya, terlalu sakit untuk menatap ghea. Abi berani bersumpah, ia tidak pernah siap untuk melepaskan ghea sedikitpun. Abi tidak pernah ingin kehilangan ghea...
"We're done." ... tapi abi rasa, ini semua demi kebaikan ghea.
Ghea terpaku. "D-done?"
Abi mengangguk, "sorry" setelah itu ia berbalik meninggalkan ghea.
Ghea linglung, ia menahan tangan abi. "Ngga bi, ngga. Kenapa? Aku buat salah? Bilang sama aku bi, biar aku perbaikin tapi jangan minta putus kayak gini. Maaf kalau aku banyak salah sama kamu. Maaf kalau aku belum bisa jadi cewe yang baik, tapi jangan selesaikan hubungan kita bi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Abighea
Teen FictionAbi sayang ghea, abi juga sayang vanya. Walaupun sayang abi pada vanya hanya sebatas teman, terkadang ghea sering merasa tidak berarti karna perlakuan abi yang selalu mengutamakan vanya. Ingin tau rasanya jadi perempuan yang pacarnya lebih mementin...