_06_

551K 58.5K 14.5K
                                    


Kamu yang terlalu biasa,
dan aku yang terlalu pakai rasa.

-5detik.official

•••

Ghea menyodorkan dua bungkus kue kering untuk teman-teman abi. "Jangan bilang dari aku, nanti ngga disentuh." ghea berusaha melawak namun ditanggapi raut iba oleh abi.

"Udah sana jalan, kamu belum ganti baju. Makan bi, sampe kamu masuk rs karna maag, gausah harap aku mau bales pesan kamu." ghea memasang wajah menantang.

"Yaudah aku pulang ya, nanti malem maaf kalo ngga bales chat kamu. Istirahat ghe." abi tersenyum kecil, ia mengacak pelan rambut ghea.

"Siap pak bos. Aku masuk ya." ghea berbalik masuk kedalam rumah. Membiarkan abi menunggunya masuk ke dalam rumah.

Abi menatap kantong plastik yang ada di genggamannya. 'Andai kalian tau kalo kue kering yang sering gue bawa dari ghea'

Ghea menjatuhkan dirinya di sofa. Ia menyandarkan tubuhnya lalu menatap sekitar. Sepi, sangat sepi.

•••

Abi masuk ke dalam markas dengan pakaian yang telah diganti. Sudah banyak anggota enfant yang tengah duduk membentuk lingkaran.

"Woy bapak abi yth" teriak Fajar membuat semua mata menatapnya.
Abi hanya tersenyum. Matanya menatap sekitar, ucapan ghea tadi masih menghantui pikirannya.

Sebenarnya abi juga ingin, ia melihat temannya bersama kekasihnya disini.
Abi mengasongkan plastik yang berisi kue kering pemberian ghea.

Mereka menerima dengan senang hati, "wuhuu kue apalagi nih? Heran gue, bunda lo baik banget sih." seru dion kesenengan.

"Iya anjir bi, bunda lo baik banget sih. Bilang makasih ya sama dia, bilang kue nya enak-enak." saut Andri.

Abi tersenyum miris. Kalau ghea mendengarnya ia pasti akan merasa sakit hati. Yang mereka santap itu pemberian ghea, bukan bundanya.

Abi mengambil posisi duduk disebelah farhan. Farhan juga sedang menikmati kue kering yang dibawanya.

Farhan menatap abi, "gimana keadaan cewe lo?"

Abi mengernyit, "loh, emang cewe gue kenapa?"

Farhan diam, tidak menjawab. Disebelahnya ada ami yang duduk bersandar. Abi memutar otaknya, berusaha berfikir maksud dari ucapan farhan. Tak lama ia menatap farhan. "Bilang sama gue, ghea kenapa waktu gue ngga masuk?" abi menekan suaranya.

"Harusnya lo yang jadi pacarnya peka." setelah itu farhan tak berbicara lagi, ia kembali memainkan ponselnya.

Abi berdecak, akan sia-sia kalau ia meminta penjelasan dari farhan, begitupun jika ia meminta penjelasan dari ghea.

"Mubes hari ini akan gue buka, jadi minta perhatiannya guys." suara Rio membuat abi memfokuskan dirinya pada rio.

Hari ini adalah agenda yang wajib didatangi anggota enfant, karna bagi mereka, paling minimal, dalam dua bulan mereka harus mengadakan satu kegiatan sosial.

•••

Musyawarah hari ini diakhiri tapi beberapa diantara mereka tidak meninggalkan basecamp. Mereka malah duduk santai dan bercanda satu sama lain. Yang jahil ada, yang melawak walau krik ada dan yang nyanyi-nyanyi seadanya juga ada.

Abi memilih duduk disamping rio, "vanya mana?" tanyanya sambil menyesap rokok yang tadi berada di kantongnya.

"tuh," rio menunjuk ke arah vanya yang tengah berjalan mendekat, lalu membakar rokok miliknya.

Vanya duduk disebelah abi membuat abi menjatuhkan rokoknya lalu mematikannya.

"yuk pulang," ajak abi.

"masih mau di sini."

"lo belum pulih banget nya,"

Mendengar ucapan abi, siulan para anggota enfant terdengar.

"adudu abang abi laki banget deh," goda fajar yang tidak diacuhkan oleh abi.

Rio menepuk pelan pundak abi, "gue titip ya,"

Abi mengangguk. "ayo nya."

•••

Ghea mengeluarkan sepeda yang sering menjadi alat transfortasinya untuk membeli barang. Ghea mengayuh sepedanya dengan perlahan, angin malam terasa sangat menyegarkan bagi ghea.

Ghea senang berkendara seperti ini, seperti jiwanya kembali hidup dan merasa damai.

Ghea memarkir sepedanya di supermarket terdekat untuk membeli es krim. Ia duduk di kursi yang disediakan, matanya menatap lalu lalang kendaraan serta pejalan kaki.

Ghea tersenyum kecil ketika melihat seorang gadis kecil menatap es krim di tangannya dengan tatapan ingin.

"de," panggil ghea pelan.

Gadis tersebut mendongak, "eh maaf kak."

Ghea menggeleng, tangannya mengisyaratkan agar gadis tersebut mendekat. "nama kamu siapa?"

"dita kak,"

"nama kakak ghea, kamu mau ini?" ghea mengangkat tangan kanannya yang masih memegang es krim.

Dengan polos gadis bernama dita tersebut mengangguk. Ghea membuang stik es krimnya, tangannya menggenggam tangan mungil milik dita, namun dita menggeleng ketika ghea menariknya ke dalam supermarket.

Ghea menyamakan tingginya dengan dita, "loh, kenapa?"

"kata ibu aku kalau kita ngga kenal sama orang itu jangan deket-deket, nanti di culik." Ucap dita dengan lugunya.

Ghea terkekeh, tangannya terangkat mengusap pelan surai dita. "pinter banget sih, tapi kakak bukan culik serius. Yuk, kakak beliin es krim."

Keduanya masuk ke dalam supermarket, ghea membawa dita ke tempat es krim. Mata dita sontak berbinar, "aku mau yang itu boleh?" dita menunjuk es krim rasa coklat.

Ghea mengangguk, "ambil aja, sekalian buat ibu kamu."

"kalau adik aku?"

"iya, ambil lima sekalian."

Dita langsung mengambil lima buat es krim dengan semangat. Ghea kembali tersenyum, ia membiarkan dita menunggu di luar ketika ia membayar es krim. Setelah menerima kantong plastik berisi es krim, dita mengucapkan terimakasih lalu pamit.

Ghea hanya geleng-geleng kepala melihat dita yang berlalu dengan riang. Ia meraih sepedanya lalu menuntunnya. Ghea menghentikan langkahnya ketika melihat abi berlalu bersama vanya. Keduanya tampak seperti pasangan serasi di mata ghea, abi yang tampan, vanya juga cantik. Sempurna.

Sejenak ghea terhenyak.

Ghea sebagai perempuan sadar kok kalau vanya ada rasa sama abi, untung abi nya ngga peka. Coba kalau abi peka, mungkin saat ini ghea sama abi ngga pernah pacaran, soalnya, abi juga pernah suka sama vanya,

atau mungkin masih?

Ghea menaiki sepedanya, ia mengayuh sepedanya lebih cepat kali ini.

•••

Hollaaaaaaa
Aku kembalii

Cepat kan?

NEXT TIDAAAAK?

VOMENT DULU DONGG

Dahh yaa, see you next part semuaaa

Ch.

Jum'at, 20-09-2019

AbigheaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang