Note : nama ayah ghea gio dan ibu ghea nita, kalau nemu nama lain, fix aku typo wkwk
°°°
"Maksud lo apa gue tanya?"
Satu telunjuk ghea menahan tubuh rio. Ia tersenyum geli.
"hmm apaya?" tutur ghea setengah meledek.
"Ghea." seru rio penuh penekanan.
Abi dan rafa yang ikut menyaksikan hal tersebut berniat maju, namun ami menatap keduanya dengan tatapan sinis.
"Ghea nggak butuh lo berdua." tegas ami.
"Apasih panggil panggil, mending suruh vanya keluar. Jangan-jangan dia malu ya? Ketebak sih."
Tangan rio mengepal, ia bahkan mendorong tubuh ghea hingga ghea mundur beberapa langkah. Ghea tidak goyah, ia bahkan kembali maju, tangannya mengusap seragamnya yang baru saja di sentuh rio.
"Gue cuma mau orang-orang tau, terlebih lo semua," ghea menunjuk anggota inti enfant yang ada di sana. "Yang kemarin berani-beraninya bersikap semena-mena sama gue. Gue cuma mau orang-orang tau kalau adik lo sebusuk itu."
Gantian kini ghea yang mempertipis jarak, ghea menepuk pundak rio beberapa kali sambil tersenyum remeh.
"Dulu iya, gue bisa diam aja lo bully, tapi sekarang, gue nggak mau jadi ghea yang selemah itu. Rio, yang adik lo tanam, ya harus dia tuai juga. Kebenaran akan selalu terungkap, mau berapa lama pun lo menyembunyikan bangkai, baunya pasti akan tercium juga. Sampai sini paham?"
Ghea menarik diri. "Kalau lo nggak paham, nilai bahasa Indonesia lo remed berarti. Udah ya, lo buang-buang waktu gue. Bilang sama adik kesayangan lo kalau dia di tunggu di ruang bk sama gue. Kalau dia malu, mending lo beliin topeng iron man yang seribuan di warung depan. Dadah rio."
Gelak tawa sontak terdengar, rio yang menyaksikan hal tersebut meninggalkan kerumunan dengan kedua tangan yang mengepal.
Abi diam-diam tersenyum bangga. "Ini baru ghea."
°°°
Ghea duduk santai di kursi ruang bk. Tangannya asik memainkan kukunya yang tampak sangat bersih. Saat ini, ghea, vanya, orang tua ghea, orang tua vanya bersama guru bk dan kesiswaan tengah berkumpul di ruang bk.
"Saya harap masalah ini tidak di besar-besarkan ya." ucap ibu vanya sok ramah.
Tawa ghea terdengar, membuat semua orang yang ada di ruang bk menatap ke arahnya.
"Ghea nggak terima, enak aja. Eh tapi tante, kayaknya tanpa di besar-besarkan masalah ini udah besar deh tan, apalagi udah masuk akun gosip SMA Bimasakti. Bahkan nih ya, kalau tante tanya nama anak tante sama ob atau satpam sekolah mereka pasti langsung tau." ghea menaikturunkan kedua alisnya membuat ibu vanya mati-matian menahan amarahnya.
"Ghea." tegur gio.
Ghea melirik ayahnya sekilas. "Hussst ayah kalau nggak tau apa-apa diem aja, nggak usah ikut campur."
"Bahkan kata maaf aja nggak keluar dari mulut mereka yah, ayah tau nggak kalau ghea sampai berlutut supaya nggak dikeluarkan dari sekolah?" tatapan ghea menajam.
Bu zahra yang juga berada dalam ruang bk terkekeh untuk mencairkan suasana. "Ahaha jangan berlebihan seperti itu ghea."
"Berlebihan?" ghea bangkit, bahkan memukul meja membuat semua orang terkejut. "Ibu bilang berlebihan? Kalau ghea berlebihan mereka apa namanya? Ibu pikir enak di omongin satu sekolah? di kata-katain padahal ghea nggak salah apa-apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Abighea
Teen FictionAbi sayang ghea, abi juga sayang vanya. Walaupun sayang abi pada vanya hanya sebatas teman, terkadang ghea sering merasa tidak berarti karna perlakuan abi yang selalu mengutamakan vanya. Ingin tau rasanya jadi perempuan yang pacarnya lebih mementin...