_15_

539K 53.7K 4.6K
                                    

Saat ini kelas ghea tengah berolahraga dan kebetulan kelas abi tengah kosong. Jadilah abi dan kawan-kawan duduk dipinggir lapangan. Menjadikan pinggir lapangan menjadi tempat konser walau sesekali harus ditegur oleh kesiswaan karna terlalu gaduh.

Mata abi tak lepas dari ghea yang tengah berbincang bersama ami. Saat ini abi yakin mereka tengah menunggu giliran untuk lari mengelilingi lapangan sekolahnya yang luasnya luar biasa selama 5 menit.

Saat nama ghea dipanggil, ghea bangkit ia menghela nafas. Panas-panas harus berlari, ugh. Mata ghea tak sengaja menatap abi. Ghea memberi wink yang langsung dibalas tawa kecil oleh abi.

Peluit dibunyikan, ghea memilih berlari pelan. Yang penting staminanya masih ada untuk berlari selama 5 menit.

"Pelan aja ghe." seru abi saat ghea melewati abi dan kerumunannya. Ghea mengangkat jempolnya kearah abi.

Ia terus berlari, pelan tentunya. Dua menit sebelum berakhir, teman lelaki ghea tak sengaja menabrak ghea hingga membuat ghea oleng dan terjatuh. Sepertinya telapak tangan dan lutut ghea terluka. Ghea menggeleng saat abi hendak menghampiri nya. Ia kembali bangkit dan meneruskan larinya.

Guru olahraga dan teman ghea juga memerintahkan ghea untuk berhenti namun ghea tetap memaksa. Hingga peluit waktu berakhir dibunyikan, ghea langsung terduduk ditepi lapangan.

Abi berlari menghampiri ghea. Keringat membanjiri kening ghea, terdengar ringisan dari ghea. Abi membantu memapah ghea menuju uks.

Tiba di uks tidak ada penjaga yang berjaga, berbekal pertolongan pertama yang ia ketahui, abi meraih kotak p3k, ia mengambil pembersih luka dan povidone iodine. Setelah membersihkan luka ghea dan meneteskan povidone iodine, abi memasang kassa steril dan dan plester di lutut ghea. Ghea meringis beberapa kali.

Abi juga membersihkan telapak tangan ghea dan memasangkan plester lucu. Setelah selesai, abi merapihkan peralatan yang ia gunakan lalu duduk disebelah ghea.

"Kenapa dipaksa sih ghe" abi menatap hasil balutannya.

"Ngga mau remedial." ghea menghela nafas, ia memainkan jemari lentik abi. "Kamu kepinteran sih bi."

Abi mengernyit. "Apa hubungannya?"

"Aku susah ngimbanginnya. Masa cowonya pinter cewenya pas pas an banget." ghea cemberut, tampak lucu dimata abi.

"Bukannya kalo kaya gitu malah cocok ya ghe, aku sama kamu saling melengkapi. Ngga harus jadi sempurna buat diri samping aku ghe, aku udah milih kamu, kamu cukup percaya sama aku dan jadi diri kamu sendiri."

Ghea tersenyum haru. Ia bersandar di pundak abi. "Makasih abi."

°°°

"Bi aku ngga bareng ya, ada kerja kelompok" ghea berdiri dihadapan abi. Keduanya saat ini tengah berada didepan kelas ghea.

Abi menyugar rambutnya. Ghea memutar kedua bola matanya, tebar pesona terus.

"Sama siapa?"

"Tuh" ghea menunjuk teman kelompoknya yang tengah berkumpul.

"Naik apa?"

Ghea menghela nafas, "naik motor paling."

"Boncengan sama cowo gitu?"

"Ya tergantung nanti sayangg." ghea membentuk tangan seperti hendak mencakar abi.

"Aku anter ajalah yuk." abi hendak menarik ghea.

Namun dengan cepat ghea mengambil langkah mundur. "Enak aja, kamu harus kumpul kan? Bye."

"Nanti biar aku yang jemput ghe." abi berteriak pada ghea yang sudah cukup jauh didepannya.

Ghea berbalik, dan melambaikan tangannya pada abi. Ghea tertawa kecil.

"nit gue sama lo ya."

Merasa diajak berbicara, nita menoleh, ia mengangguk ringan.

Ghea nyengir. "Thankyouuu"

°°°

"Hallo mas ojek, posisi dimana ya?"

"Sembarangan ojek, aku didepan rumah temen kamu ghe."

Ghea tertawa gemas. Ia keluar dari rumah temannya, tidak lupa ghea berpamitan terlebih dahulu.

"Eh bapak ojek." ghea semakin gencar meledek abi.

Abi sendiri hanya mendengus, ia menyodorkan helm pada ghea. Ghea menerimanya dengan senang hati. Selepas memakai helm, ghea naik ke motor abi. Ia menyandarkan dagunya di pundak abi.

"Bi ngga mau pulang." ghea berkata dengan pelan.

Tanpa menjawab abi melajukan motornya. Ghea memejamkan matanya dipundak abi, menghirup harum abi yang tak pernah berubah semenjak dulu.

Motor abi terhenti di parkiran pasar malem. Ghea tersenyum, abi menuruti keinginannya.

Abi merangkul ghea, pasar malam yang mereka kunjungi tampak ramai malam ini.

"Mau permen kapas!" pekik ghea dengan raut bahagianya.

"Yuk" abi membawa ghea ke penjual permen kapas, ia membelikan ukuran yang cukup besar untuk ghea.

Keduanya duduk di kursi yang disediakan oleh pedangang.
Ghea menyuapkan permen kapas ke mulutnya, rasa manis memenuhi mulutnya. Ghea mengambil kembali dan memberikannya pada abi. Abi menerimanya dengan ogah-ogahan. Ghea tertawa sendiri melihat ekspresi abi.

"Apa enaknya sih ghe?"

Ghea mendelik, "kamu bilang gitu bisa di demo sama yang suka permen kapas bi."

Setelah permen kapas habis, ghea menarik abi menuju kincir angin. Ghea tampak antusias, abi mengacak rambut ghea dan membeli dua tiket untuk keduanya. Kincir angin adalah hal yang tidak bisa dilewatkan oleh ghea dan abi. Keduanya menyukai ketinggian.

"Ayo ghe" abi menggandeng tangan ghea setelah mendapatkan dua tiket. Ia menyerahkannya pada penjaga kincir angin.

Ghea semakin melebarkan senyumnya saat ada diketinggian. Ia bisa melihat suasana pasar malan dari atas sini. Ghea meraih ponselnya. Ia mengabadikan moment keduanya, tidak lupa mengambil selfie walau abi terlihat enggan.

Setelah keduanya turun, ghea menggandeng tangan abi. Ia tampak tertarik pada permainan. Abi yang mengerti arah pandang ghea meneguk ludahnya. "Kamu aja ya ghe?"

Ghea mengangguk semangat. Abi kembali membeli tiket untuk ghea. Ghea ingin naik kuda-kudaan yang berputar itu. Beberapa orang menahan senyum namun banyak dari mereka yang kagum melihat senyum bahagia ghea. Abi juga termasuk, senyum ghea sangat lepas.

Abi meraih ponselnya. Memotret ghea yang tengah tersenyum namun tidak menatap ke arahnya. Setelah beberapa putaran, ghea turun. Ia menghampiri abi yang terus menatapnya.

"Bi laper."

Abi tertawa, "yuk cari makan."

Ghea dengan semangat mengangguk. Ia membiarkan tangan abi merangkulnya menuju parkiran.

°°°

Ga tau mau bilang apa, pokoknya see you next part! 🖤

ChelseaKarina

Selasa, 25-02-2020

AbigheaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang