Chapter 18

603 31 2
                                    

Ting tong

Ting tong

Ting tong

Aku mengusap-usap mataku dengan gusar. Apa-apaan sih?! Siapa yang iseng mencet-mencetin bel rumah pagi-pagi?! Tega banget!

Ting tong

Ting tong

Aku menarik napas panjang. "VIOO!! JANGAN MAININ BEL RUMAH! GANGGU ORANG TIDUR, TAU NGGAK?!" teriakku kesal lalu membenamkan wajahku di atas bantal.

"Apaan sih kak, orang Vio disini."

Aku mengangkat wajahku dari benamannya di bantal, lalu menoleh ke arah asal suara tadi dengan raut muka yang dipadukan antara kaget, dan ngeri.

"AAAA!! NGAPAIN LO DISINIII?!!" jeritku heboh lalu mulai memukuli Violet dengan boneka beruangku yang berwarna merah muda.

Violet yang ternyata sedang tertidur di sebelahku pun jengah dengan pukulan yang sebenarnya tidak sakit dari boneka beruangku itu. Ia pun berhasil menghentikan aksi ke'tidak keras'anku itu dengan merebut boneka beruang itu dari tanganku.

Mata Vio menatapku galak. "Apaan sih, Kak? Nggak usah pake mukul-mukul bisa kali?!"

Bibirku mengerucut. "Kaget tau, tiba-tiba lo ada di sebelah gue gitu. Kayak setan."

"Hm," gumam Vio pelan, kemudian membenamkan wajahnya di atas boneka beruang tadi.

Aku menatap punggung Vio dengan tatapan kosong. Tadi aku mau ngomong apa ya? Kok jadi lupa..

"AH, YA!" seruku ketika otakku berhasil mengingat apa yang akan aku katakan tadi. "Lo kenapa ada disini? Sana, keluar!"

Violet mengangkat kepalanya dari atas boneka beruangku. "Nggak mau, takut di kamar sendirian," jawabnya dengan mata yang tertutup.

"Ya udah, nonton tv kek, main kek, terserah lo deh mau ngapain asalkan nggak disini!" usirku.

"Mau nonton tv kek, main kek, sama aja takut!" ucap Violet dengan nada kesal kemudian kembali membenamkan wajahnya di atas bantal.

Oh iya, aku baru ingat kalau Ayah dan Bunda lagi pergi entah kemana. Jadilah di rumah hanya tinggal aku, dan Vio.

Aku kembali menghempaskan badanku di atas kasurku yang empuk.

Ting tong

Ting tong

Baru saja mataku terpejam, bunyi bel rumah membuat mataku terbuka lagi.

Ergh, berisik banget sih!

Dengan mata yang ku pejamkan paksa, aku mengguncangkan punggung Vio. "Vio, bukain dong, itu pintunya.."

Tetapi, Violet tidak menggubris kata-kataku sama sekali. Ia tetap terdiam.

Ting tong

Ting tong

"Ish, Vio! Tamunya rese banget tuh! Bukain sana!"

Namun, Vio tetap tidak bergeming. Dan itu membuatku semakin bete.

Aku pun menegakkan punggungku lalu menoleh ke sebelah kanan, tempat Vio berada. Dan yang membuatku bertambah bete adalah, kedua kelopak mata Vio yang tertutup.

Ini berarti aku yang harus membukakan pintu 'kan?

Ting tong

Ting tong

"Iya bentar, elah. Berisik tau."

Aku mendengus kesal lalu beranjak keluar kamar dan menuruni tangga. Ketika kakiku menginjak lantai ruang tamu, aku langsung membuka pintu rumah dengan gusar.

IntricateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang