Chapter 28

495 25 2
                                    

"Terus abis itu dia senyum ke Vio, Kak!"

Violet berseru girang dengan seulas senyum tercetak di bibirnya. Ia sedang asyik menceritakan seorang cowok yang tadi bertabrakan bahu dengannya di koridor sekolahnya. Kalau menurutnya, cowok itu ganteng banget.

"Aduh, Vio tadi terbang tinggi banget tau, Kak! Kata Niki, dia udah nyubit Vio, tapi Vio nggak merasa dicubit, Kak! Aduh, saking gantengnya tuh cowok, Vio sampe lupa diri!"

Aku hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum geli mendengar curhatan Violet padaku. Sepertinya Violet lagi kesemsem sama tuh cowok. Love at first sight, ceritanya.

Tiba-tiba, kepala Bunda menyembul dari balik pintu. "Aduh, ada apaan sih, anak Bunda cerewet banget dari tadi? Berantem lagi ya? Udah-udah sana Vio balik ke kamar sendiri!"

Violet memajukan bibir bawahnya. "Ih, Bunda! Siapa juga yang berantem? Orang lagi akur juga!"

Raut wajah Bunda spontan berubah bahagia. "Akur? Wah, kenapa nih? Tumben.."

"Vio lagi curhat tahu, Bun. Abisnya tadi bahu Vio ditabrak sama cowok kenceng banget di koridor. Pas Vio pengen marah, cowok itu ngebalikin badannya dan ternyata dia ganteng banget, Bun! Ih, Vio masih kebayang-bayang deh muka tuh cowok! Kayak artis-artis hollywood gitu, Bun! Gara-gara tuh cowok ganteng, Vio langsung mingkem deh.. Nggak jadi Vio marahin deh tuh cowok ganteng," jelas Violet panjang lebar dengan air muka yang sangat ekspresif.

Bunda tersenyum geli seraya menyikut-nyikut lengan Violet berulang kali. "Ekhem, anak Bunda lagi kesemsem nih yee.."

Wajah Violet memerah malu. Ia menyembunyikan senyumnya dengan menundukkan kepalanya. Jemarinya menggaruk-garuk pahanya yang tidak gatal, hal yang biasa ia lakukan ketika hatinya sedang bahagia.

"Vio, masih kecil udah mainan cowok ya!" tiba-tiba Ayah menyahut dari kamar Ayah-Bunda yang terletak di lantai satu, lumayan jauh dari kamarku yang terletak di lantai dua.

Ternyata suara curhatan Violet terdengar sampai ke kamar Ayah-Bunda saking semangatnya? Salute.

Dengan mata membelalak, wajah Violet langsung berubah 180 derajat. "Ayah denger?!" jeda. "AAAAAA VIO MALUUU!" pekiknya kemudian berlari keluar dari kamarku sambil menutup mukanya yang sudah merah layaknya kepiting yang baru saja direbus.

Bunda tertawa puas dan dengan segera menyusul Violet ke kamarnya. Aku hanya menggeleng-gelengkan kepalaku sambil terkekeh pelan. Ada-ada aja adekku itu. Lagi kena cinta monyet dia.

Aku pun beranjak dari karpet beludru biruku untuk menutup pintu kamar, kemudian ku hempaskan tubuhku di atas kasur tercintaku. Dengan mata terpejam, aku meraba nakasku yang dipenuhi dengan berbagai barang yang tak tersusun rapi. Meraba ke tepi, tanganku berhasil mendapatkan barang yang tengah ku cari, hpku.

Ketika sedang asyik membuka suatu aplikasi sosial media di hpku, tiba-tiba hpku bergetar. Terdapat satu pesan baru lewat aplikasi bbm. Dan tanpa dapat aku sangka, pesan tersebut dari Zafran.

Deg.

Apa-apaan ini? Kok jantungku berdetak dua kali lebih cepat? Ada-ada saja.

Lagi pula, ada apa dia nge-bbm aku? Bukankah peristiwa tadi siang itu merupakan pertanda bahwa sudah tidak ada lagi urusan antara aku dan dia?

Dipenuhi rasa penasaran, aku pun membuka pesan tersebut.

Zafran: Bilangin sahabat lo suruh liat dm.

Begitu isinya. Singkat, padat, dan jelas.

Oh ya, aku ingat tadi siang dia berteriak tentang dm. Ada apa ya?

IntricateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang