Chapter 9

676 40 7
                                    

Siang yang terik di hari Sabtu ini ku habiskan dengan melakukan movie marathon bersama Vio dan Alice. Seperti yang sudah Alice bilang kemarin, ia akan bermain ke rumahku hari ini. Sudah sekitar 6 film kita putar di DVD. Dan film ke-6 baru saja selesai.

Vio mengobrak-abrik lemari kecil yang terletak disebelah tv. "Jadinya apa nih kak? Garfield 2, Tarzan, atau Barbie Mariposa?"

Sebut aku childish, karena aku emang penyuka film kartun.

"Pilihan ketiga itu enggak banget ya Vi. Eww," ucapku jijik sambil mendelik.

Vio memasang muka melasnya yang sama sekali tidak ampuh padaku. Menyadari hal itu, ia menggenggam betisku dengan kekuatan super.

"Yah kak, padahal Vio maunya nonton itu.. Mau ya? Pleasee.." rengeknya.

"Vio, sakit ini betis gue! Lepasin!"

Alice tertawa puas melihat kelakuan Vio yang menjengkelkan itu. "Udahlah Ngga, bilang iya aja. Kasian.."

Mataku membulat. "Ih! Ya nggak maulah gue nonton Mariposa! Alay tau."

"Ya udah, itu sih terserah kakak," ujar Vio tanpa melepas cengkramannya dan malah menambahkan kekuatannya.

Aku mengepalkan kedua tanganku kuat-kuat lalu menggerakkannya keatas dan kebawah berulang-ulang seperti orang gila. Vio menaikkan sebelah alisnya dengan senyum menjijikkan.

"Oke, oke! Gue nyerah! Sakit nih betis!" seruku sambil berusaha mengenyahkan tangan Vio dari betisku.

Vio melepaskan genggamannya lalu menunjukkan cengiran lebar di bibirnya. "Eheheh, makasih Kak Jingga nan cantik dan seksi!"

"Huh, maksa banget sih jadi adek," ucapku sebal sambil mengelus-ngelus pelan betisku.

Alice? Ia masih betah tertawa terbahak-bahak dengan posisi nungging begitu.

Vio pun beranjak untuk menyetel film alay itu. Entah ini yang ke berapa kalinya aku dan Vio menonton film ini. Sepertinya sudah lebih dari seribu kali.

Oke, itu lebay.

Tapi tetap saja, aku heran sama Vio. Masa dia nggak bosen nonton ini mulu?

Lagian dia kan sekarang kelas 3 SMP. Senengnya nonton barbie, cih.

Lagian apa kerennya sih barbie? Ya walaupun dulu ini film kesukaanku, tapi sekarang jaman 'kan sudah berkembang!

"Kak, tolong gedein suaranya dong," pinta Vio sambil menunjuk ke arah remote tv yang berada disampingku.

Aku menoleh ke arah remote yang ditunjuk Vio lalu melengos malas. "Males ah."

Vio mencibir pelan. "Ya udah siniin remote-nya!"

Dengan malas aku memberikan remote-nya pada Vio. Aku jadi nggak bersemangat movie marathon lagi ini.

Aku pun mengganti posisi dari duduk menjadi tiduran diatas sofa. Ku lihat Vio sedang asyik menonton bersama Alice. Terkadang mereka tertawa atau bahkan berteriak bersama dengan kompak.

Dasar anak kecil. Demennya barbie.

Aku melirik ke arah tv sekilas, lalu beralih menatap langit-langit. Aku benar-benar sudah hapal film ini diluar kepala. Baik scene, maupun percakapannya.

Sepertinya aku cocok menjadi seorang dubber.

Yah, apapun itu. Aku bosan.

Mataku menangkap sebuah benda kotak yang tergeletak diatas meja. Ya, hpku. Tanpa pikir panjang, aku langsung meraihnya.

IntricateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang