"Sudah berapa kali ku bilang jika kau harus lebih percaya diri lagi? Dance mu sudah bagus."
"Maaf pelatih."
"Jika kau seperti ini terus, kau tidak akan bisa tampil di panggung."
Pelatih pun meninggalkan Yunseong sendiri. Dia tahu kelemahannya hanya di masalah percaya diri. Dia selalu merasa bahwa dia masih kurang daripada temannya yang lain. Dia harus mengatasinya jika dia ingin bisa tampil. Tapi, dia belum bisa. Rasanya dia ingin menyerah saja. Tapi, mengingat dia sudah sejauh ini dia menghilangkan pikiran itu.
"Kak Yunseong."
"Ah Yireon-ah. Kau kesini?"
"Iya. Ayah memintaku datang. Ngomong-ngomong dimana paman?"
"Dia tidak datang."
"Ah begitu."
Kalau kalian bertanya bagaimana mereka bisa mengenal, itu karena orangtua mereka berteman sehingga mereka sudah kenal dan dekat sejak kecil. Yireon adalah anak dari pemilik salah perusahaan entertainment. Sedang Yunseong anak dari pemilik theater terkenal. Mereka berdua sama-sama menyukai seni terutama dance. Ah, Yunseong pun sudah menganggap Yireon seperti adiknya sendiri.
"Oh iya kak, ngomong-ngomong kau dimarahi lagi oleh pelatih?"
"Ya, begitulah."
"Kau ini. Aku selalu bilang padamu untuk lebih percaya diri."
"Aku tidak bisa."
"Bukan tidak bisa. Tapi kau selalu melihat orang lain dan tidak percaya pada dirimu sendiri. Cobalah untuk cintai dirimu sendiri."
. . . .
Yireon sedang asyik berjalan-jalan. Namun, dia berhenti saat melihat pertunjukkan street dance di suatu taman. Merasa tertarik, dia pun bergabung ke kerumunan itu. Matanya tertuju pada seseorang anak laki-laki yang sedang menari disana. Dia menari dengan sangat baik. Tak lama kemudian, pertunjukkan itu pun selesai. Yireon pun menemui anak itu.
"Hey."
"Ah iya. Ada apa ya?"
"Dance mu bagus sekali. Kapan-kapan ayo battle."
"Kau menyukai dance juga?"
"Tentu saja. Apakah aku bisa bergabung disini?"
"Tentu saja. Lihat banyak anak perempuan yang ikut juga."
