22

71 15 12
                                    

"Aku pulang."

"Kau sudah pulang, Minkyu-ya?"

"Iya, kak. Ngomong-ngomong, Wonyoungiie belum pulang?"

"Ah dia bersama Wonjin tadi sepertinya."

"Begitu. Oh iya, kak. Aku ingin meminta bantuanmu."

"Ada apa?"

"Soal Wonjin. Sihoon berusaha membuat Wonjin kalah di event bulan depan."

"Aku akan membantumu. Tenang saja. Kau tidak ikut bersamanya? Setahuku, itu untuk tim, kan?"

"Kakak tahu aku tidak bisa melakukannya."

"Karena ibu?"

Minkyu mengangguk. Ya, semua karena ibu dan ayahnya. Bagaimana bisa dia melakukannya jika mereka tidak menyetujuinya?

"Kau menyukai menyanyi?"

"Aku baru saja mencobanya, kak. Dan aku menyukainya. Rasanya seperti beban berat dalam hidupku lepas begitu saja."

"Lakukan apapun yang kau inginkan, Minkyu-ya. Kejar impianmu."

"Tapi kak, ibu dan ayah..."

"Kau tidak perlu pedulikan mereka, aku yang menjelaskannya pada ayah dan ibu. Kau bukan robot mereka. Cukup aku saja yang tidak bisa meraih mimpiku. Cukup aku saja yang jadi robot mereka."

"Kak, aku..."

"Kau bisa, Minkyu-ya. Aku yakin itu. Kau harus beranikan diri mulai sekarang."

"Tapi aku.."

"Tidak perlu khawatir. Ada aku disini. Itu gunanya seorang kakak, bukan?"

.
.
.
.

Jiheon tengah menunggu Donghyun datang menjemputnya. Ya, mereka sudah berjanji akan pulang bersama tapi anak itu belum datang juga. 'Apa dia sedang latihan, ya?' Batin Jiheon. Gadis itu memang tahu jika Donghyun bergabung dengan tim Yunseong. Jadi, dia berusaha sabar menunggu Donghyun. Tiba-tiba suara motor mengagetkannya.

"Jiheon-ah."

"Kak Sihoon?"

"Iya ini aku. Sedang apa disini?"

"Aku menunggu Donghyun."

"Keum Donghyun? Dengan sedang latihan tadi."

"Ah begitu. Ngomong-ngomong, kak. Apa kak Wonjin ada disana?"

'Selalu saja Wonjin'  batin Sihoon.

"Ya, dia disana juga sedang latihan."

"Begitu, ya."

"Mau pulang bersamaku?"

"Tidak. Aku akan menunggu Donghyun. Ah, itu dia. Aku duluan, kak."

Sihoon memandang mereka dengan pandangan kesal. Hey, bagaimana bisa mereka dekat seperti itu?

'Keum Donghyun. Oke, sainganku bertambah satu. Lihat saja nanti.'

.
.
.
.

"Kak Wonjin."

"Hei, Wonyoung-ah. Sedang apa disini?"

"Menunggumu hehe. Sudah selesai latihan?"

"Baru saja. Kau sudah menunggu sejak tadi?"

"Begitulah. Setelah ini kau mau kemana?"

"Ke akademi. Aku masih harus berlatih. Kau mau ikut?"

"Bolehkah?"

"Tentu saja. Akan ku kenalkan kau pada Yireon. Kau pasti menyukainya."

"Yireon? Gadis yang waktu itu?"

"Iya dia. Ayo ikut."

Seharusnya Wonyoung menolak. Tapi gadis itu malah mengikuti Wonjin. Tak lama kemudian, mereka sampai di akademi. Wonjin pun mengajak Wonyoung menemui Yireon.

"Yireon-ah!"

"Eoh? Wonjin-ah. Siapa dia?"

"Ah dia. Adik sepupu Minkyu. Jang Wonyoung."

"Ah.. hei. Namaku Wang Yireon."

"Salam kenal, kak." - Wonyoung.

"Kau sedang latihan juga?"

"Iya. Pelatih memintaku untuk membuat tim. Sepertinya mereka juga berniat membuatku mengikuti event itu."

"Hei, bagaimana jika Wonyoung masuk ke tim mu? Dance dia bagus loh."

"Benarkah? Bisakah kau melakukannya, dek?"

"Aku.. aku sudah lama tidak berlatih dance." - Wonyoung

"Tidak masalah aku akan membantumu. Jadi, bagaimana jika kau tunjukkan padaku tarianmu?"




































TBC~




















Next?











Voment juseyo~

To My YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang