"Eunsang-ah!"
Eunsang menoleh ke arah suara itu. Dia mendapati Yunseong berlari ke arahnya.
"Ada apa, kak?"
"Aku ingin mengajakmu untuk bergabung ke grup milikku. Apakah kau mau?"
"Grup?"
"Ah itu. Aku akan mengikuti event dari sebuah agensi. Dan mereka memintaku agar membentuk suatu grup. Jadi aku mengajakmu."
Grup? Agensi? Jujur, Eunsang sejak dulu ingin seperti itu karena itu impiannya. Jadi, apakah dia harus menerima ajakan Yunseong?
"Tapi... latihannya?"
"Kau tidak perlu khawatir. Kita bisa berlatih di akademi milik ayahku. Ah satu lagi aku tidak akan menganggu jadwalmu untuk membantu ibumu."
"Kenapa kakak memilihku?"
"Kau punya bakat dan potensi. Suara bagus. Lalu, kenapa tidak? Aku tidak memaksamu. Silakan pertimbangkan dulu. Aku ke kelas dulu ya?"
Yunseong pun meninggalkan Eunsang yang masih memikirkan hal itu. Apa yang harus dia lakukan? Haruskah dia menerimanya?
.
.
.
."Ibu.."
"Eunsang-ah, kau sudah pulang?"
"Iya, bu. Ada yang ingin aku katakan pada ibu."
"Ada apa, nak? Katakan saja."
"Ibu... jika aku memutuskan untuk terus menyanyi.. apakah ibu akan mengijinkanku?"
Ibu Eunsang pun tersenyum. Dia tahu anaknya sangat menyukai menyanyi. Dia juga tahu anaknya menyerah karena keadaan keluarganya yang belum berkecukupan. Itu sebabnya dia akan berusaha mendukungnya anaknya itu apapun pilihannya. Jujur, dia merasa sedih saat tahu anaknya lebih memilih meninggalkan mimpinya demi membantunya.
"Kau tahu bukan jika ibu akan selalu mendukung keputusanmu?"
"Jadi... bolehkah?"
"Tentu saja. Jika kau mau, lakukanlah. Ibu akan mendukungmu. Saat kau jatuh, ingatlah ibu disini, nak. Ibu harap kau akan bersinar nanti."
Eunsang pun menangis sambil memeluk ibunya.
"Terimakasih, Ibu. Aku menyayangimu."
"Ibu juga, nak. Kau tahu jika ibu selalu menyayangimu dan Jinwoo."
.
.
.
.Bel pulang sekolah pun berbunyi. Semua murid tengah bersiap siap untuk pulang sekolah. Termasuk Minkyu dan Wonjin.
"Minkyu-ya, kau jadi ikut denganku?"
"Ya, tentu saja."
"Bagaimana dengan jadwal les mu?"
"Ah itu. Aku les nanti malam. Jadi aku bisa ikut denganmu."
"Baiklah. Ayo."
Mereka pun bergegas berjalan ke halte bus. Ya, hari ini Wonjin tidak membawa motornya sehingga dia akhirnya pulang bersama Minkyu naik bus. Tak lama kemudian, mereka sampai di sebuah taman. Hanya saja, sekarang mereka berada di belakang sebuah bangunan dan agak jauh dari jalanan. Sehingga mereka harus berjalan kaki saat akan menuju taman itu.
"Tempat apa ini, Wonjin-ah?"
"Ah ini. Rumah sakit."
"Kenapa kita disini?"
"Kau tahu? Setiap hari sepulang sekolah aku dan temanku menghibur mereka yang sedang sakit disini. Ya, seperti memberi mereka harapan agar bisa sembuh."
"Apa?"
"Iya. Terutama untuk anak-anak yang mengidap kanker. Mereka senang melihat penampilanku."
Minkyu mengangguk mengerti. Dia lalu mengikuti Wonjin. Namun, langkahnya terhenti saat melihat sosok yang familiar untuknya. Ya, gadis itu, Yireon. Sedang apa dia disini?
"Yireon-ah!"
Minkyu terkejut. Tunggu, bagaimana mereka saling kenal? Wonjin tidak bercerita apapun padanya. Ah, sepertinya dia harus menuntut penjelasan dari Wonjin setelah ini.
"Ah, Won--- hei, Minkyu"
"Hai."
"Kau kesini juga? Wonjin yang mengajakmu?"
"Iya."
"Ah aku kesana sebentar, ya. Wonjin-ah, kau bisa ajak Minkyu kesana."
Wonjin pun mengangguk. Dia lalu terkekeh saat melihat Minkyu menatapnya seperti itu. Bagaimanapun juga raut wajahnya sangat lucu. Dia tahu jika sahabatnya ini pasti penasaran dengan hubungannya dan Yireon.
"Hey, jangan melihatku seperti itu."
"Ceritakan padaku.
"Apa?"
"Aku tahu kau mengerti apa yang maksud, Ham Wonjin."
"Hahaha baiklah. Aku dan dia bertemu waktu street dance."
"Lalu?"
"Dia gadis yang membuatku semangat lagi. Dan juga...
Gadis yang kusukai."
TBC~
Next?
Voment juseyo~
KAMU SEDANG MEMBACA
To My Youth
FanfictionHanya bercerita tentang anak-anak yang mengalami masa pahit dalam hidup mereka lalu bertemu untuk menggapai mimpi mereka.