Jiheon berlari keluar dari rumahnya dan melihat Donghyun yang ada di taman belakang rumah mereka. Dia lalu menghampiri Donghyun.
"Keumdong-ah, ada apa?"
Baru saja mengatakan itu, tiba-tiba Donghyun memeluknya sambil menangis. Catat MEMELUKNYA. Donghyun tidak pernah seperti ini sebelumnya. Apakah dia bertengkar sangat hebat dengan Ayahnya sehingga seperti ini.
"Keumdong-ah..."
"Sebentar saja, Jiheon-ah. Biarkan sebentar saja seperti ini."
Jiheon pun akhirnya memeluk balik Donghyun. Dia berusaha menenangkan anak itu. Tak lama kemudian, Donghyun pun mulai tenang. Dia lalu melepaskan pelukannya pada Jiheon.
"Jadi, bisa kau katakan padaku apa yang terjadi?"
"Seperti biasa. Tapi kali ini Ayahku membandingkanku dengan Dongyun."
"Aish.. kenapa harus dibandingkan? Kamu ya kamu, dia ya dia. Kalian dua pribadi yang berbeda."
Donghyun tersenyum. Ya, gadis ini memang selalu bisa membuatnya bahagia seperti ini dan melupakan masalahnya meski sejenak.
"Kau hanya perlu membuktikan pada Ayahmu. Aku akan membantumu."
"Terimakasih. Kalau begitu, bisakah kau membantuku?"
"Tentu saja. Katakan."
"Cukup berada disisiku. Jangan pernah meninggalkanku."
.
.
.
."Eunsang-ah, bisa kau bantu ibu?"
"Iya, Bu. Ada apa?"
"Tolong antarkan pesanan ini ke gedung Idol Academy."
"Baik, Bu."
Eunsang lalu berjalan mengantarkan pesanan itu. Kebetulan jaraknya tidak terlalu jauh, jadi dengan berjalan pun bisa sampai. Sesampainya disana, Eunsang pun masuk ke gedung itu.
"Pesanan anda dat---- kak Yunseong?"
"Eunsang?"
Eunsang terkejut melihat Yunseong disana. Sedang apa dia disini? Banyak yang sedang menari dan ada pula yang menyanyi. Seketika Eunsang merasa iri. Dia juga ingin seperti mereka. Hanya saja.. biaya yang membuatnya seperti ini.
"Ini kak pesananmu."
"Ah, terimakasih."
"Sama-sama, kak. Kalau begitu aku pergi dulu."
"Tunggu... kau tidak ingin bergabung dengan kami?"
"Tidak, kak. Aku harus membantu ibuku."
"Jika kau ingin bergabung, katakan padaku. Aku akan dengan senang hati membantumu."
Eunsang mengangguk dan tersenyum. Jujur, dia ingin seperti mereka. Dia juga ingin menyanyi dan menari seperti itu. Dia ingin mewujudkan mimpinya. Tapi apa daya, dia tidak bisa. Dia pun berjalan keluar meninggalkan gedung itu dan pulang ke rumah.
"Aku harap, suatu saat aku juga bisa seperti itu. Ya, meskipun itu tidak akan mungkin."
.
.
.
."Yunseong-ah."
"Ya, pelatih."
"Kerja bagus. Akhirnya kau bisa menemukan percaya dirimu."
"Terimakasih."
"Dengan begini, kau pasti bisa debut. Ngomong-ngomong akan ada event bulan depan tetapi ini untuk grup. Pemenangnya akan debut di agensi milik ayah Yireon karena dia sudah berkerja sama dan mau menaungi pemenangnya."
"Benarkah?"
"Ya, aku ingin kau menang bukan karena kau mempunyai koneksi dengan Yireon. Tapi karena kemampuanmu sendiri. Tunjukkan pada mereka."
"Siap pelatih. Tapi grupnya..."
"Kau punya waktu beberapa minggu untuk itu. Silakan tentukan."
Yunseong bingung. Grup? Siapa yang akan dia rekrut? Dia tidak terlalu dekat dengan anak-anak di sekolahnya. Namun, sedetik kemudian dia terpikirkan sesuatu. Ya, kalian sudah pasti bisa menebak siapa orang itu.
"Semoga saja dia mau bergabung."
TBC~
Next?
Voment juseyo~
KAMU SEDANG MEMBACA
To My Youth
FanfictionHanya bercerita tentang anak-anak yang mengalami masa pahit dalam hidup mereka lalu bertemu untuk menggapai mimpi mereka.