12

69 12 8
                                    

"Kak Yunseong, maaf."

"Ada apa?"

"Sepertinya.. aku tidak bisa melanjutkan lagi."

"Kenapa?"

"Aku harus mencari kerja sambilan. Karena... ibuku harus membayar kontrakan. Kakak kan tahu toko ibuku ga sebesar yang lain dan penghasilan pun tidak seberapa. Terlebih lagi adikku baru keluar dari rumah sakit."

"Kau perlu bantuanku? Aku bisa membantumu mencari pekerjaan."

"Benarkah? Aku tidak mau merepotkanmu lagi."

"Tidak. Cukup kau lakukan ini. Soal itu, kau tidak usah khawatir."

"Kak tapi..."

"Ayahku ingin kau juga melakukannya. Kau tahu itu. Aku memang tidak berhak memaksamu. Tapi aku benar-benar ingin melakukannya denganmu. Pikirkan baik-baik oke?"

Yunseong pun pergi meninggalkan Eunsang yang terlihat sangat bingung. Apa yang harus dia lakukan? Haruskah dia tetap bertahan? Bisakah dia melakukannya?

.
.
.
.

I kkumman gateun sungani heuryeojyeodo nan yeongwonhi
Neoreul wihae noraehalge
I'll be always with you oh~

"Wah wah.. suaramu bagus juga."

"Yunseong? Sedang apa disini?"

"Aku tidak sengaja melihatmu. Jadi, kau suka menyanyi juga, Kim Minkyu?"

Minkyu hanya mengedikkan bahunya tanda tidak tahu. Ya, dia memang tidak tahu. Dia hanya sekedar iseng saja menyanyi seperti tadi.

"Aku tidak tahu."

"Suaramu bagus. Kau bisa menjadi penyanyi dengan itu."

"Aku? Penyanyi? Tidak mungkin."

"Kenapa? Karena kau takut nilaimu turun? Ayolah.. hidupmu tidak hanya untuk belajar. Kau juga butuh musik untuk merilekskan pikiranmu."

"Mungkin kau benar. Tapi sayang, aku bahkan tidak punya waktu untuk itu. Lihat? Bukuku masih banyak sekali."

"Sampai kapan kau akan seperti ini? Kau tidak lelah?"

Lelah? Sangat. Itu yang ada di pikiran Minkyu. Tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa. Dia tidak mempunyai mimpi. Jadi, mau tidak mau dia harus menuruti kemauan orangtuanya.

"Kau tidak mengerti."

"Aku mengerti. Baiklah beritahu aku jika kau butuh hiburan aku akan membantumu. Kita teman bukan? Ngomong-ngomong, kapan kau bermain drum lgi? Aku ingin melihatnya lagi."

Drum? Hey, darimana Yunseong tahu jika dia pernah bermain drum? Apakah anak itu mengikutinya? Hanya Wonjin yang tahu soal itu.

"Kau pernah melihatmu memainkannya di ruang musik. Kau sangat hebat. Mulai sekarang, buka matamu. Buka pikiranmu. Kau sudah 18 tahun. Kau bukan lagi anak kecil yang harus menjadi robot untuk orangtuamu. Sudah waktunya kau menentukan apa yang akan menjadi masa depanmu."

.
.
.
.

Wonjin tengah bersiap-siap untuk pulang dari akademi. Hari ini dia tidak memakai motornya jadi dia harus naik bus hari ini. Tak lama kemudian, bus yang akan dia tumpangi datang. Untung saja dia masih sempat mendapatkan bus terakhir malam ini. Jika tidak, dia terpaksa harus jalan kaki lumayan jauh untuk sampai ke rumahnya. Tak lama kemudian, dia pun sampai di depan kompleks rumahnya. Baru saja akan masuk, seorang gadis tidak sengaja menabraknya.

"Ah maaf.. aku tidak sengaja."

"Tidak apa-apa. Hey, ada apa?"

"Ah tidak. Aku hanya sedang bingung. Sepertinya aku tersesat saat mencari alamat ini. Aku asyik melihat handphone tadi sehingga tidak sengaja menabrakmu."

"Begitu. Memangnya kau sedang mencari rumah siapa?"

"Kim Minkyu. Apakah kau tahu dimana rumahnya?"

"Kim Minkyu? Siswa Produce High School?"

"Iya. Kau mengenalnya?"

"Dia sahabatku. Mari ku antar."

Tak lama kemudian, mereka sampai di depan rumah Minkyu.

"Ini rumahnya."

"Ah terimakasih."

"Namaku Ham Wonjin. Kau?"

"Kau akan tahu nanti. Sepertinya kita akan sering bertemu. Aku masuk dulu ya. Bye, Wonjin. Sekali lagi terimakasih."

Wonjin terkejut mendengarnya. Mereka akan sering bertemu? Siapa gadis itu? Apa hubungannya dengan Minkyu?
























TBC~















Next?


















Voment juseyo~

To My YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang