Wonjin's Girlfriend?

86 12 2
                                    

"Wonjin-ah."

"Yireon-ah? Ada apa?"

"Bolehkah aku berbicara denganmu?"

"Tentu saja. Ayo."

Mereka lalu berjalan keluar dari venue.

"Ada apa?"

"Soal perasaanmu... maaf aku.."

"Tidak apa-apa. Aku mengerti. Aku tidak memaksamu membalas perasaanku."

"Tapi kau..."

"Yireon-ah, lebih baik kau menolakku langsung seperti ini sungguh. Aku tidak apa-apa."

"Maafkan aku."

"Hei, kau tidak salah. Ah iya, soal Minkyu.. kau tenang saja ya. Aku yakin dia pasti menyukaimu."

"Benarkah?"

"Iya."

Yireon tersenyum. Wonjin pun ikut tersenyum. Mungkin memang Wonjin harus merelakan cinta pertamanya itu untuk sahabatnya. Hey, bagaimanapun cinta itu tidak bisa dipaksakan bukan? Entah kau melakukan apapun untuk mendapatkan perhatiannya, tapi jika dia tetap tidak menyukaimu, kau bisa apalagi?

.
.
.
.

"Kak Wonjin!"

"Wonyoung-ah."

"Kakak sedang apa disini?"

"Tidak. Hanya sedang mencari angin. Aku sendiri?"

"Hehe aku juga sama. Ah iya, kau dan Jiheon itu dekat ya?"

"Jiheon? Ah aku dan Jiheon hanya  bersahabat kok. Dia sudah seperti adikku sendiri. Sama sepertimu."

"Aku?"

"Iya, kau. Kau sudah seperti adikku sendiri. Kau ingat bukan jika aku dan Minkyu yang selalu menjagamu dulu?"

"Tentu saja ingat. Tapi aku..."

"Ada apa?"

"Aku menyukaimu, kak."

"Wonyoung-ah, aku..."

"Aku mengerti, kak. Aku memang akan selalu jadi adik kecil untukmu bukan?"

"Maaf aku tidak bermaksud menyakitimu."

"Kak, aku tidak masalah. Asal kakak selalu ada di sampingku."

"Tentu saja, adik kecilku."

.
.
.
.

"Jiheon-ah."

"Kak Wonjin?"

"Ini dari kau?"

Jiheon melihat kotak berisi coklat dan surat tersebut. Ya, memang benar dia yang membuatnya untuk Wonjin.

"Iya itu dariku, kak."

"Kau.."

"Aku menyukaimu."

"Jiheon-ah, aku.."

"Aku tahu, kak. Kau hanya menganggapku adik."

"Maaf.."

"Kakak tidak perlu minta maaf. Aku tidak apa-apa sungguh."

Jiheon tersenyum. Mau tidak mau Wonjin pun memaksakan untuk tersenyum.

"Jiheon-ah."

"Iya, kak?"

"Coba lihat sekitarmu. Cobalah peka sedikit. Ada orang yang tulus menyukaimu."

"Apa? Siapa?"

"Aku yakin kau tahu siapa dia."

"Maksud kakak, Keumdong-ie?"

Wonjin tersenyum penuh arti. Jiheon yang melihatnya masih bingung.

"Keumdong? Tidak mungkin, kak. Kita hanya sahabat."

"Aku bisa melihatnya dari tatapannya. Dia sangat menyukaimu."

"Kak, aku tidak tahu."

"Coba peka sedikit. Buka hatimu untuknya. Aku yakin kau tidak akan menyesal nantinya. Aku pergi dulu, ya."

'Keumdong? Dia menyukaiku?'
.
.
.
.

Pagi yang cerah. Wonjin bergegas berangkat ke sekolah. Tak lama kemudian, dia pun sampai.

"Permisi.."

"Ah iya, ada apa?"

"Apa kau tahu dimana ruang guru?"

"Kau murid baru?"

"Iya. Aku baru pindah hari ini."

"Ruang guru ada di gedung sebelah kiri itu. Kau tinggal lurus lalu belok kiri."

"Ah terimakasih."

"Perlu ku antar?"

"Tidak aku bisa sendiri. Sekali lagi terimakasih."

"Siapa namamu?"

"Maaf aku pergi dulu ya aku harus cepat mengurus data kepindahanku. Permisi."

Wonjin terus memandangi gadis itu. Aneh, gadis itu sangat menarik perhatiannya. Gadis itu membuatnya penasaran.

"Gadis yang misterius. Aku penasaran dengannya."

















Jadi, kesimpulannya Wonjin sama siapa?😂






Next?

To My YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang