10. (+)

3.4K 269 40
                                    

Sekarang udah jam 5 sore dan gue baru aja menginjakkan kaki di rumah.






Sebenarnya sebelum jam 5 gue bisa nyampe di rumah dengan cepat tapi gara-gara kejadian di apotik tadi perjalanan gue yang seharusnya singkat menjadi lama.






Gue pulang dengan jalan kaki. Dan di sepanjang perjalanan gue selalu melamun dan hampir-hampir menabrak sesuatu di jalan.







Pikiran gue saat itu kalut. Gue nggak tau harus apa. Gue merasa kalau hidup gue sebentar lagi bakal hancur.





Gue memikirkan bagaimana perkiraan pegawai apotik tadi benar. Kalau gue sedang hamil.






Gejala yang gue alami ini bukan stress melainkan gejala pada awal kehamilan.







Gue belum bisa nerima kalau benar gue hamil. Masa depan yang udah gue rancang sedemikian rupa terancam musnah. Cita-cita gue untuk menjadi seorang profesor wanita termuda seakan perlahan-lahan menghilang dari bayangan gue.






Kini yang bisa gue harapkan hanya hasil dari testpack tersebut.






Gue harap hasilnya negatif.




***



07. 25





Di dalam keheningan kamar yang berdominasi warna putih. Gue duduk di senderan kasur sambil memegang benda yang seakan meneror gue sejak tadi.






Gue belum berani untuk mencoba. Gue takut.




Gue takut kalo hasilnya tidak sesuai dengan harapan gue.





Dalam diam, tanpa sadar tangan gue yang tadinya memegang alat pengetes kehamilan kini berganti mengelus perut gue yang terlihat masih rata.





Air mata begitu saja keluar dari pelupuk. Perlahan-lahan mulai deras hingga mengeluarkan suara sesenggukan yang terdengar sangat rapuh.





Gue kecewa sama diri gue sendiri.





Gue udah ngecewain orang tua gue juga.





Dan gue udah menghancurkan masa depan gue.





Semua ini salah gue.




Seandainya mesin waktu ada. Gue mau kembali ke masa dimana diri gue yang waktu itu sangat bodoh. Gue ingin mencakar diri gue dan ngomong ;






"Heh! Tolol! Lo jangan mau ngelakuin itu. Ingat orang tua lo! Dan ingat masa depan lo! Jangan sampai lo ngehancurin semuanya hanya demi cinta!"







Seandainya mesin waktu ada. Tapi mungkin itu hal yang mustahil. Ini adalah resiko terbesar yang harus gue tanggung.






Gue memutuskan untuk berdiri. Mengusap jejak air mata gue dengan kasar dan berjalan ke kamar mandi.






Kali ini gue ingin memastikan apa benar gue hamil.





Gue harus tau hasilnya.






***




Kini gue sudah ada di dalam kamar mandi.




Dengan tangan yang mulai bergetar gue memberanikan diri untuk membuka kotak pembungkus testpack tersebut.





Pregnancy | Hwang Yunseong [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang