16. morning sickness

2.2K 253 27
                                    

Dasar lo penipu! Ini mah apartemen lo!"


"Ya yang bilang restoran mewah siapa mbak?!"


Jadi tuh sekarang gue lagi ada di apartemennya Hangyul.


Yap! Tadinya gue ngira kalo Hangyul mau bawa gue sarapan di restoran mahal gitu yakan. Eh taunya gue di bawa ke apartemennya dia. Mana cuma ada kita berdua lagi. Gue kan jadi ngeri sendiri.


"Ayo sini! Ngapain lo berdiri kaya tiang gitu?"



Gue tetap terdiam di depan pintu apartemen Hangyul. Sementara yang punya apartemen sudah masuk dahulu.



"Gue nggak mau masuk. Entar lo apa-apain gue"



"Heh! Gue kan udah bilang gue gak napsu sama body lo. Lo gendut. Gue cuma mau minjem bahan makanan lo karena kebetulan bahan makanan gue habis"



Oh jadi itu alasan ini orang?



Gue menghela nafas panjang. Ada rasa laga di dalam hati gue.



Tapi gue rada jengkel juga sama ini cowok.


"Please deh mas, lo punya apartemen segede gedung gini tapi nggak ada seorang pun yang masakin lo!? Cari asisten kek gitu!" Nyinyir gue dengan spontan. Tanpa sadar kaki gue melangkah lebih masuk ke dalam apartemen Hangyul.





Hangyul mendengus. Menaruh kantong belanjaan gue di meja panjang besar dan duduk di salah satu kursi kayu tinggi tak bersandar dengan tangan terlipat.




"Gue nggak suka apartemen gue di isi orang lain. Makanya gue nggak mau nyari asisten"




Gue yang semula menilik setiap jengkal apartemen Hangyul menoleh ke arah cowok itu dan mendekat.


"Alergi sama manusia lo?"



"Kalo iya kenapa?"



"Tolol dong"


"Kasar banget lu jadi cewek"



"Lu juga kasar. Jadi santuy aja dong"



Hangyul membuang napas pasrah. Meraih kantong belanjaan besar itu dengan kasar dan berjalan ke deretan rak di dapurnya.



Gue semakin mendekat hingga akhirnya langkah gue terhenti di kursi yang di duduki Hangyul tadi.


"Mau ngapain?"


"Main masak-masakkan"
"Ya mau masak lah! Pake nanya"


Hangyul menarik salah satu laci lalu mengambil sebuah celemek dan memakainya.



Mata gue yang menyaksikannya langsung cukup terpana sejenak.


Bisa masak?



"Enak gak? Kalo nggak enak awas aja ya lo!" Ucap gue sambil mendudukkan bokong gue di kursi kayu tadi.



"Jangan remehin gue Ra. Gini-gini gue jago masak" Kata cowok itu seraya memotong sosis di talenan.



Gue yang melihat dari belakang punggung tegap yang sigap melakukan kegiatan potong-memotong itu pun tersenyum miring menyepelekan. Halah! Palingan bullshit.



"Iya, maksudnya jago masak air"



"Cih! Liat aja nanti. Pokoknya awas aja kalo lo minta nambah ntar!" Kini tangan Hangyul berganti mengambil daun bawang dan memotongnya lagi dengan cekatan.



Pregnancy | Hwang Yunseong [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang