-Author POV-
Dari semenjak kejadian dirinya dan Hira tadi pagi. Cewek yang saat senang mengganggu pikirannya itu sama sekali tak terlihat lagi, Hangyul terus berjalan mondar mandir sambil sesekali menempelkan telinganya di dinding berharap ia dapat mendengarkan apa yang Hira lakukan.Terhitung sudah lima belas menit Hangyul terus bolak balik antara pintu apartemennya dan balkon. Dirinya sangat ingin sekali keluar dan meminta maaf pada Hira.
Lelaki itu sama sekali tidak bermaksud menghina keadaan Hira.
Ia hanya bercanda tapi tidak mengira kalau Hira menganggapnya serius.
Kini Hangyul mulai memikirkan perkataan Hira kalau dirinya benar-benar malaikat pencabut nyawa. Karena kalau Hira sampai benar-benar bunuh diri maka itu adalah karena dirinya.
Karena perkataannya membawa orang tersebut ke dalam maut.
Hanya dengan perkataannya. Orang tersebut merasakan penderitaan yang teramat dan untuk menghilangkannya, ia akan memilih jalan pintas yaitu bunuh diri.
Ternyata benar. Perkataan yang tidak di pikir-pikir dulu sebelumnya adalah senjata yang mampu membunuh seseorang tanpa meninggalkan luka luar, melainkan luka dalam yang mungkin tidak bisa dan tidak akan mungkin di obati.
Kini Hangyul yang mulai stress.
Dari tadi dirinya tidak mendengar satu suara pun di apartemen Hira.
"Ah! Anjing lah!" Hangyul mengacak-acak rambutnya dan langsung berjalan cepat ke arah pintu apartemen.
Membukanya langsung dan berlari menuju pintu apartemen milik Hira.
"Hira? Ra? Buka Ra?!" Hangyul mengetok-ngetok pintu itu namun tidak ada yang menyahut.
Cowok itu mencoba menempelkan telinganya lagi berharap bisa mendengarkan deru nafas Hira walaupun ia tau itu mustahil.
"Soal tadi pagi gue minta maaf Ra"
Masih tidak ada jawaban.
"Ra lo baper banget hari ini. Gue cuma becanda Ra..."
Kini Hangyul benar-benar khawatir.
Pikirannya mulai menjalar jauh ke arah yang negatif.
Ia takut kalau Hira benar-benar bunuh diri. Karena jujur keliatannya Hira benar-benar kaya orang depresi tadi. Hangyul menyadari itu. Namun karena dirinya sangat tolol. Jadi lah sebuah ungkapan yang sangat tidak enak tadi keluar.
"Hira!!?"
Dirinya sudah tidak dapat lagi menahan diri untuk tidak mendobrak pintu ini. Namun Hangyul ingat kalau pintu yang berpassword ini sangat sulit untuk di dobrak.
Satu-satunya cara adalah menelpon penanggung jawab apartemen.
Tepat saat Hangyul mengeluarkan smartphonenya. Saat itu juga matanya menangkap urutan nomor yang tertulis kecil namun masih dapat di lihat dengan jelas di dekat tombol password.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pregnancy | Hwang Yunseong [✓]
Fanfiction[SEDANG DI REVISI] A story about teen pragnancy -✨ft Hwang Yunseong, from Woolim boys. Start : 12 Juli 2019 Finish : 12 November 2019 © 99HEHET, 2019. ------------------------------------ °•°🏅rank🏅°•° #1 in woolimboys (10082019). #2 in Yunseong (1...