13. perlahan semuanya hancur

2.7K 285 10
                                    

"Pergi dan jangan pernah kembali! Anak nggak tau diri! Udah di lahirin susah-susah. Besarnya malah jadi aib keluarga!"

Suara menggelegar itu seketika membuat kuping gue panas. Di ruang gelap gulita ini gue sama sekali nggak tau apa yang terjadi.

Semuanya gelap. Semuanya hitam.

Tapi anehnya gue bisa mendengar perkataan orang-orang yang marah dengan gue.

Gue bingung. Masih berdiri di lantai yang sama hitamnya. Mata gue mencari secercah cahaya untuk gue jadikan sebagai penerangan.

Namun nihil.

Mau berapa mil gue berjalan mencari cahaya itu pun hanya sia-sia.

Gue seperti terkurung di dalam ruang tanpa ujung yang gelap.

"Lo bukan adek gue lagi! Gue nggak mau punya adek yang bikin malu keluarga!"

"Ayah benci sama Hira. Hira bukan anak Ayah lagi"

"Kamu bukan bagian dari keluarga ini lagi"


"Mending lo mati aja deh Ra. Gak guna lo hidup cuma bikin malu aja"

"Anak lo entar jadi anak haram dong?"

"Hira gugurin janinnya!! Aku benci anak haram itu!!!"


"BERHENTI!!!"


Gue menangis sejadi-jadinya. Teriakan gue tadi seakan masih kalah dengan omongan jahat mereka.


Suara-suara biadab yang memekak itu seolah mengelilingi gue.


Dorongan sialan yang menyuruh gue untuk menggugurkan janin ini membuat hati gue tersayat-sayat hingga menjadi bagian terkecil.


Gue tau gue salah.

Kak Yohan.

Ayah.

Bunda.

Yera.

Minhee.

Yunseong.

Gue mohon berhenti!


Gue bakal menyayangi dan menjaga janin ini sebaik mungkin tapi please berhenti ngatain hal buruk lagi.

"Hira minta maaf"


Tubuh gue terjatuh bersamaan tetes air mata mengenai lantai berwarna hitam ini.


Kepala gue tertunduk. Berusaha tidak lagi menyesali ini semua.


"Bunda jangan benci Hira dong. Hiks-" Tangisan dan gumaman gue terdengar sangat pilu.


Bahkan baku tangan gue sampai sakit karena terkena tancapan kuku gue.


Gue tau mau berapa banyak kata maaf dan berapa banyak air mata keluar. Janin ini gak akan hilang dari rahim gue. Jadi gue berusaha tetap tegar. Berusaha untuk menerima. Tapi kenapa di saat gue ingin berusaha, orang terdekat gue malah membenci gue. Sebesar itukah kesalahan gue?



"Berhenti nangis Ra"



Gue mendongak. Menatap seorang wanita dengan pakaian serba putih dan rambut panjang tergerai berdiri di depan gue.



Pregnancy | Hwang Yunseong [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang