✨w h a t i f : O.1✨

1.8K 178 17
                                    

What if O.1 : Our wonderfull life

Di persembahkan untuk penumpang kapal YunHira (Yunseong-Hira)

Happy reading🍒
.
.
.
.

"Yedam mau pake sepatu yang mana?" Tanya Yunseong yang telah menyamakan tinggi balita yang baru berusia empat tahun itu.

Yedam memang masih terlalu kecil untuk memahami perkataan Yunseong, alhasil pria kecil itu pun hanya bisa tersenyum menanggapi pertanyaan Ayahnya.

"Ini sepatu siapa?" Yedam menunjuk sepasang sepatu berwarna coklat muda yang tersusun rapi di rak sepatu. Terus terang dari tadi matanya sama sekali tidak bisa lepas dari sepatu berwarna coklat itu.

Yunseong memicingkan matanya. Mencari keberadaan sepatu yang Yedam tunjuk dan akhirnya tertawa singkat.

"Itu punya Yudam, yang punya Yedam sebelahnya yang warna coklat tua. Yedam mau pake?"

Yedam merenggut, sepasang bola mata gemasnya menatap Yunseong penuh harapan akan diperbolehkannya memakai sepatu coklat muda tersebut.

"Yedam mau pake yang itu!"

"Terus Yudam pake yang mana dong?"

Sejujurnya Yunseong tengah menahan gemas dengan salah satu anak kembarnya ini. Menurutnya, perkataan polos serta pipi chubby anak itu saja sudah membuat hatinya lunak.

"Pake punya Ayah aja"

Yunseong tertawa di ikuti suara tawa kecil yang khas di belakang punggungnya.

Ternyata itu adalah Hira yang datang bersama Yudam di gendongannya.

"Lagi ributin sepatu lagi? Kan kemaren udah Mama beliin untuk Yedam. Katanya Yedam suka yang warna coklat tua? Kok sekarang malah berubah?"

Yedam mulai terdiam dengan tatapan polosnya. Hira dan Yunseong patut bersyukur bahwa kedua anak kembarnya sama sekali jauh dari kata cengeng. Namun, hal itu segera di gantikan dengan runyamnya keluarga ini jika Yedam dan Yudam mulai berantem karena hal kecil.

Kini dengan tanpa suara, Yudam berjalan menuju rak sepatu dan mengambil sepatu coklat muda miliknya dan memakainya sendiri. Seolah Yudam tangah mengantisipasi rencana Yedam.

"Itu punya Yedam ayah..." Yedam mulai merengek pada Yunseong.

Hira dan Yunseong pun saling menatap satu sama lain. Keduanya sama-sama tersenyum. Hal ini seperti sudah menjadi tradisi di keluarga mereka jika akan hendak berpergian keluar. Pasti ada saja keributan kecil yang terjadi di antara si kembar.

Tak heran Yunseong dan Hira terkadang di buat pusing dengan tingkah keduanya.

"Yedam dengerin ayah ya..."

Yedam mengudap hidungnya dan beralih menatap sang Ayah.

"Yedam itu kakaknya Yudam kan?"

Yedam mengangguk, namun kedua mata beningnya masih saja tidak bisa lepas dari sepatu coklat muda tersebut.

"Yedam pasti sayang sama Yudam juga kan?"

Sekali lagi Yedam mengangguk namun kini kedua maniknya telah menatap mata Yunseong.

"Nah jadi Yedam nggak boleh keras kepala. Kan mama udah beliin kalian sepatu masing-masing. Apa Yedam nggak kasian sama mama yang udah beliin Yedam sepatu tapi Yedamnya nggak mau pake?"

Dengan nada yang di ucapkan selembut mungkin. Yunseong berusaha untuk tetap menarik senyum untuk anaknya.

Kini Yedam mulai bisa mengerti. Ah lebih tepatnya ia mengerti akan kalimat terakhir yang Yunseong ucapkan.

Pregnancy | Hwang Yunseong [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang