21. mengakhiri hidup

2.2K 265 33
                                    

Suasana sarapan di meja makan pagi ini seperti penjara bagi gue. Makanan yang di buat Yunseong tadi hanya gue aduk-aduk tanpa mau gue cicipi walaupun keliatannya enak.

"Aku udah capek-capek bangun pagi cuma bikinin kamu sarapan. Tapi sarapannya di aduk-aduk gitu aja"

Ucapan yang cukup tidak enak di dengar dari Yunseong barusan berhasil membuat kepala gue menegak.

Gue tersentak dan langsung membuang sendok ke atas piring begitu saja. Membuat sebuah suara nyaring yang mampu mengejutkan Yunseong seketika.

"Kamu kenapa sih Ra? Sakit? Masakan aku nggak enak?"

Dari ucapan Yunseong jelas kalau dia khawatir tapi bukan itu masalahnya. Bukan karena sarapan.

Tapi karena komentar jahat semalam. Gue udah coba untuk tidak memikirkan hal itu. Tapi tetap aja gagal karena mereka udah mengambil jalan jauh dengan mengirimi gue dm yang berisi video percakapan gue dengan Yera.

Tadi subuh gue nangis.

Gue nangis pas ngeliat notif di hp gue penuh dengan perkataan dan hinaan jahat mereka.

Bahkan setelah itu pun gue nggak bisa tidur lagi. Kepala gue sakit mikirin siapa orang yang udah tega banget nyebarin video itu.

Tolong.

Hidup gua udah hancur jangan dibuat tambah hancur. Kasian sama gue please. Biar bagaimana pun gue sedang mengandung, gue nggak mau janin gue kenapa-kenapa karena stress mikirin masalah ini.

Tanpa sadar gue tertunduk. Kedua tangan gue naik dan meremas rambut sekuat mungkin. Gue kembali menangis.

"Ra?"

Yunseong dengan sigap beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri gue saat itu juga.

Dia memutar tubuh gue menghadap dirinya. Dengan keadaan masih tertunduk gue masih belum berani menatap Yunseong.

"Maafin aku"

"Bukan salah kamu"

Yunseong menggeleng keras, sebelah tangannya bergerak ke arah dagu gue dan membawanya tegak hingga kedua mata kami bertemu.

"Pasti gara-gara komentar itu kan?"

Jujur gue terkejut. Kok Yunseong bisa tau? Apa dia membuka hp gue diam-diam? Tapi gimana bisa? Secara pintu kamar gue kunci semalam.

"Kenapa kamu pura-pura nggak tau Yun? Kamu pasti tau semuanya kan!? Siapa orangnya? Cepat kasih tau aku!"

Demi apapun gue nggak bermaksud untuk berkata dengan nada tinggi ke Yunseong. Tapi emosi gue tiba-tiba aja langsung memuncak saat tau kalau ternyata Yunseong udah tau masalah ini tapi dia berpura-pura seolah tidak mengetahuinya.

"Ra... Sebentar Ra..." Yunseong memegang kedua pundak gue dan menatap gue lekat-lekat.

Sorot matanya sangat dalam sampai-sampai gue bisa melihat keyakinan Yunseong di dalam sana.

Keyakinan bahwa dia juga tidak tau siapa yang menyebarkan video itu.

Yunseong memeluk gue secepat mungkin sesaat dirinya melihat gue meneteskan bulir-bulir air mata.

"Sshhttt... Jangan nangis Ra... Please jangan mikirin masalah ini. Bahaya buat bayi kita"

Yunseong mengusap kepala gue dengan lembut dan penuh rasa kasih sayang. Jujur itu membuat gue tenang sebentar. Tapi tak berapa lama, gue menggeleng keras di dalam pelukannya.

"Kamu pikir aku bisa diam? Mereka udah keterlaluan!"

Gue menarik tubuh menjauh dan memberi tatapan tajam pada Yunseong.

Pregnancy | Hwang Yunseong [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang