What if O.2 : Precious moment in our life.
Yang belum ngerti, jadi gini ya, ini si Hira sebenarnya udah mati. Tapi di chapter what if gua bikin seolah dia hidup terus ngerasain kebahagiaan sama masing-masing kapal kalian. Jadi bagi yang belum nyambung coba deh baca a/n gua di chapter epilog. gemes deh, makanya jangan di skip atuhhhh, jadi nggak ngerti gini kaannnn😭
.
.
.Hangyul menghirup udara panjang, rasanya damai berada di pantai dengan pemandangan langit sore, dan sebentar lagi matahari akan terbenam.
Cowok itu memejamkan matanya sejenak, memilah mana kenyataan dan mimpi. Ini semua seperti keajaiban karena sekarang Hira terlihat sehat dan bugar di sampingnya.
Kedua pasangan yang akan meresmikan pernikahan mereka bulan depan itu sama-sama duduk di atas pasir pantai dengan keadaan mulut yang masing-masing mengatup.
Tanpa sepengatahuan Hira, Hangyul diam-diam melirik Hira yang menatap ujung ufuk berwarna jingga kebiruan.
"Seneng Ra?"
Hira menoleh, jarak antara wajah mereka hanya berbeda beberapa centimeter saja. Bahkan hidung Hira dan Hangyul hampir bersentuhan.
Hira tersenyum lebar dan mengangguk.
Hangyul pun ikut sumringah, raut Hira terlihat jelas tengah merasakan kebebasan dari segala macam kepedihan dan kesedihan yang selama ini telah melanda kehidupannya.
"Rasanya kaya mimpi ngeliat kamu ada di samping aku. Malahan aku berasa semua ini seperti hadiah dari Tuhan mengingat bulan depan kita akan menikah. Makasih karena udah mau bertahan saat operasi ceasar yang lalu"
Hira kini sepenuhnya menatap sepasang manik Hangyul.
"Seharusnya aku yang ngucapin terima kasih. Karena kamu, aku bisa selamat, seharusnya kamu sadar kalau kekuatan aku itu kamu"
Hangyul bersumpah untuk tidak menangis, ia mengakalinya dengan menoleh ke arah laut yang berisik karena desiran ombak.
"Aku siap menjadi dinding kamu, sampai kapan pun aku akan menjadi penahan dari segala macam hal yang akan menimpa kamu. Sesuai janji aku, ah tidak. Sumpah, kamu tau malam itu aku membuat permohonan pada Tuhan. Aku memohon kalau aku akan terus berada di sisi kamu jika kamu selamat dari operasi itu. Dan akhirnya Tuhan benar-benar denger doa aku. Kamu selamat, dan bayi kita lahir dengan sehat. Sekarang tujuan hidup aku adalah kamu, dan selamanya selalu kamu"
Tanpa sadar Hira meneteskan air matanya selagi dirinya menatap wajah Hangyul dari samping. Hira tidak tau mantra apa yang Hangyul beri sehingga ucapannya terdengar sangat membuai dan tulus.
Hangyul langsung menoleh sesaat pendengarannya terdengar sebuah isakan tangis yang lirih.
"Ra kamu nangis?"
"Keliatan di mata kamu apa?"
Hangyul tertawa singkat lalu menggerakkan jarinya untuk mengusap jejak-jejak air mata di pipi Hira.
"Kamu si ngomong kaya gitu, kan aku jadinya terharu. Nangis lagi nih!"
"Eh jangan, mau sunset loh. Gimana kalo kita jalan-jalan?"
Hangyul lalu berdiri, merapikan celananya yang terkena pasir lalu menggapai lengan Hira untuk membawanya ke dalam genggaman Hangyul.
***
Walaupun suasana pantai terbilang sedikit ramai, hal itu tak membuat suasana romantis Hangyul dan Hira terganggu. Hira bahkan bermain dengan pasir pantai dan menjaili Hangyul sehingga cowok itu terlihat kesal.
"Kamu belum pulih sempurna jangan terlalu banyak gerak Ra..." Ucap Hangyul dengan nada memperingati namun terdengar halus.
"Aku udah sehat kok, biasa aja deh ngga usah lebay"
Hangyul menghela napas pasrah, emang kalo udah sama Hira dirinya seakan tidak bisa membantah perkataan cewek itu.
"Yaudah iya"
Kini langkah Hangyul terhenti sesaat manik matanya menangkap pemandangan sunset yang menakjubkan. Ah ini saatnya.
"Ra coba liat"
Hira menoleh ke arah Hangyul tunjuk.
"Ihh, cantik banget Gyul. Kamu bisa banget nyari tempat buat liat sunset"
Hangyul tersenyum sejenak mendengarkan ucapan Hira.
Dirinya terdiam, masih tidak menyangka kalau cewek yang tiba-tiba masuk ke dalam hidupnya dan merubah segala sisi dari kehidupan Hangyul kini tengah berdiri tegap menatap takjub tenggelamnya matahari di ufuk barat.
Kini Hangyul akan selalu mengingat moment berharga ini di dalam hidupnya. Moment dimana titik awal kehidupan Hangyul akan dimulai bersama Hira.
—the end
What if O.2 : Precious moment in our life. End.
Thank you for reading Yunation :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pregnancy | Hwang Yunseong [✓]
Fanfiction[SEDANG DI REVISI] A story about teen pragnancy -✨ft Hwang Yunseong, from Woolim boys. Start : 12 Juli 2019 Finish : 12 November 2019 © 99HEHET, 2019. ------------------------------------ °•°🏅rank🏅°•° #1 in woolimboys (10082019). #2 in Yunseong (1...